Nonton Makepung, Bendesa Adat Yehkuning Ditebas ODGJ
Dilarikan ke Puskesmas, Korban Terima 14 Jaritan
NEGARA, NusaBali
Kejadian menghebohkan terjadi di sela-sela kegiatan latihan makepung di Sirkuit Makepung Delod Berawah, Banjar Tunjung, Desa Delod Berawah, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Minggu (17/4) pagi.
Seorang penonton yang merupakan Bendesa Adat Yehkuning I Nengah Wartono, 63, dari Banjar Beratan, Desa Yehkuning, Kecamatan Jembrana, ditebas menggunakan sabit dari belakang oleh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bernama Mukarom, 54, dari Banjar Munduk, Desa Air Kuning, Kecamatan Jembrana.
Akibat tebasan yang mengarah ke bagian pangkal belakang bahu kiri korban, menyebabkan luka robek cukup parah hingga korban pun terpaksa menerima sebanyak 14 jaritan.
Berdasar informasi, peristiwa penebasan yang dialami Bendesa Adat Yehkuning itu, terjadi pada sekitar pukul 09.30 Wita. Awalnya, sang Bendesa yang menonton makepung dari sisi jalan di pinggir sirkuit, tiba-tiba disambangi pelaku yang membawa sebuah sabit. Saat berdiri di belakang korban, pelaku sempat menyapa korban dan mengancam menebas korban. "Dia sempat ngomong ke saya Mangku Wartono ne, kesepeg tran (Mangku Wartono ini, mau saya tebas). Pas itu saya masih tenang dan sempat bilang do jeg nyepeg mape (jangan apa menebas). Setelah ngomong begitu, saya langsung membalikkan badan ke selatan melanjutkan nonton makepung," ujar Wartono saat ditemui di rumahnya, Minggu.
Saat melanjutkan menonton makepung itu, Wartono sempat jongkok agar lebih leluasa melihat kerbau yang melaju dari arah timur. Nah saat posisi jongkok itu lah korban tiba-tiba ditebas dari arah belakang. "Dia nebas dua kali. Yang pertama agak menyamping ke arah punggung saya, tetapi tidak sampai luka dan hanya memar. Baru tebasan yang kedua kena pangkal bahu kiri saya," sambung Wartono.
Setelah ditebas itu, Wartono mengaku tetap tenang. Dengan kondisi mengalami luka robek pada bagian pangkal belakang bahu kiri itu, korban yang berusaha menjauhi pelaku, langsung meminta tolong kepada warga sehingga langsung dilarikan ke Puskesmas II Jembrana di Desa Yehkuning. Akibat luka robek itu, korban menerima 14 jaritan. Di antaranya sebanyak 5 jaritan luka dalam dan 9 jaritan luka luar.
Setelah ditangani di Pukesmas, korban pun sempat diantar keluarganya ke RSU Negara untuk mendapat suntikan anti tetanus dan diizinkan menjalani perawatan di rumah.
Wartono mengatakan, dirinya pun mengetahui kalau pelaku Mukarom ataupun yang lebih dikenal bernama Karom itu, merupakan ODGJ. Kerena itu, dirinya pun tidak sampai melapor ke pihak kepolisian. Namun setelah peristiwa itu, dirinya pun mendengar pelaku berhasil diamankan warga yang kemudian mengikat tangan pelaku dengan tali. Pelaku pun sempat diikat di sebuah pohon sebelum akhirnya dijemput pihak kepolisian yang membawa pelaku ke Mapolsek Mendoyo.
"Saya sendiri tidak melapor. Bagaimana juga mau nuntut orang gila. Cuma saya harap ke depannya biar diawasi. Jangan sampai terjadi kejadian serupa," ucap Wartono.
Sementara Kapolsek Mendoyo AKP I Putu Sudarmadi saat dikonfirmasi, mengatakan, pelaku yang melakukan penganiayaan itu, sudah dipastikan merupakan ODGJ. Sebelumnya pelaku itu pun sempat beberapakali dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Bali di Bangli. "Sabit yang dibawa pelaku itu, diambil dari warga yang kebetulan sedang mencari rumput di timur lokasi kejadian. Tidak ada motif tertentu. Tetapi pelakunya memang orang gila," ucapnya.
Setelah mengamankan pelaku yang diketahui merupakan ODGJ itu, AKP Sudarmadi langsung berkoodinasi dengan pihak keluarga pelaku. Sesuai kesepakatan dengan pihak keluarga pelaku, diputuskan untuk kembali mengirim pelaku ke RSJ di Bangli. Sebelum dibawa ke RSJ, pelaku pun sempat diberikan suntikan penenang oleh dokter dari Puskesmas I Mendoyo agar tidak berontak selama perjalanan. *ode
Komentar