Songsong Usaba Dodol, Warga Diimbau Waspada Meningitis Streptococcus Suis
Jelang Usaba Dodol di sejumlah desa pakraman di Kecamatan Selat, Karangasem, yang puncaknya pada Saniscara Wage Julungwangi, Sabtu (25/3), warga diimbau mewaspadai serangan Meningitis Streptococcus Suis (MSS), akibat menyantap olahan daging babi yang kurang matang.
AMLAPURA, NusaBali
Sebab, setiap warga yang merayakan Usaba Dodol wajib ada olahan daging babi, rata-rata 5 kilogram per kepala keluarga. Daging babi diolah untuk dijadikan beragam jenis sate dan pepesan untuk pelengkap upacara.
Kadis Pertanian Karangasem I Wayan Supandi yang juga menangani bidang peternakan, mengingatkan warga agar berhati-hati mengkonsumsi daging babi. Sebab, virus MMS berjangkit akibat mengkonsumsi daging babi yang tata cara mengolahnya kurang sempurna dan kurang higienis. Terutama yang paling rentan adalah masakan lawar merah, daging babi guling yang masih setengah matang, dan jenis adonan lainnya.
Syukurnya, penyakit MSS belum ditemukan di Karangasem. Mesti demikian warga diimbau tetap waspada. “Kami segera pasang imbauan, agar warga waspada. Kebiasaan mengkonsumsi lawar merah yang berisi darah segar sedapat mungkin dikurangi,” pintanya.
Populasi babi di Karangasem pada 2013 mencapai 145.095 ekor. Di tahun 2014 sebanyak 142.977 ekor, dan tahun 2015 sebanyak 238.746 ekor.
Populasi itu sangat jauh dibandingkan kambing, mencapai 32.281 ekor di akhir 2015. Populasi sapi mencapai 121.637 ekor, dan kerbau hanya 6 ekor.
Khusus untuk populasi babi di delapan kecamatan di akhir tahun 2015: Rendang sebanyak 14.377 ekor, Sidemen 19.805 ekor, Manggis 28.900 ekor, Karangasem 46.426 ekor, Abang 59.956 ekor, Bebandem 12.168 ekor, Selat 6.543 ekor, dan Kubu 50.571 ekor.
Krama desa pakraman yang menggelar Usaba Dodol adalah Desa Pakraman Duda, Desa Pakraman Perangsari, Desa Pakraman Geriana Kangin, Desa Pakraman Geriana Kauh, dan Desa Pakraman Putung.
Kubayan (Bendahara) Desa Pakraman Duda, Kecamatan Selat, I Putu Joni mengaku telah mendengar kabar merebaknya MSS. “Bahkan kami telah sosialisasikan di hadapan krama Desa Pakraman Duda, agar berhati-hati mengkonsumsi daging babi, sebaiknya dimasak sampai benar-benar matang,” ucapnya. Paling tidak, kurangi mengonsumsi lawar merah dan kekomoh, yang berisikan darah segar tanpa dimasak. * k16
Sebab, setiap warga yang merayakan Usaba Dodol wajib ada olahan daging babi, rata-rata 5 kilogram per kepala keluarga. Daging babi diolah untuk dijadikan beragam jenis sate dan pepesan untuk pelengkap upacara.
Kadis Pertanian Karangasem I Wayan Supandi yang juga menangani bidang peternakan, mengingatkan warga agar berhati-hati mengkonsumsi daging babi. Sebab, virus MMS berjangkit akibat mengkonsumsi daging babi yang tata cara mengolahnya kurang sempurna dan kurang higienis. Terutama yang paling rentan adalah masakan lawar merah, daging babi guling yang masih setengah matang, dan jenis adonan lainnya.
Syukurnya, penyakit MSS belum ditemukan di Karangasem. Mesti demikian warga diimbau tetap waspada. “Kami segera pasang imbauan, agar warga waspada. Kebiasaan mengkonsumsi lawar merah yang berisi darah segar sedapat mungkin dikurangi,” pintanya.
Populasi babi di Karangasem pada 2013 mencapai 145.095 ekor. Di tahun 2014 sebanyak 142.977 ekor, dan tahun 2015 sebanyak 238.746 ekor.
Populasi itu sangat jauh dibandingkan kambing, mencapai 32.281 ekor di akhir 2015. Populasi sapi mencapai 121.637 ekor, dan kerbau hanya 6 ekor.
Khusus untuk populasi babi di delapan kecamatan di akhir tahun 2015: Rendang sebanyak 14.377 ekor, Sidemen 19.805 ekor, Manggis 28.900 ekor, Karangasem 46.426 ekor, Abang 59.956 ekor, Bebandem 12.168 ekor, Selat 6.543 ekor, dan Kubu 50.571 ekor.
Krama desa pakraman yang menggelar Usaba Dodol adalah Desa Pakraman Duda, Desa Pakraman Perangsari, Desa Pakraman Geriana Kangin, Desa Pakraman Geriana Kauh, dan Desa Pakraman Putung.
Kubayan (Bendahara) Desa Pakraman Duda, Kecamatan Selat, I Putu Joni mengaku telah mendengar kabar merebaknya MSS. “Bahkan kami telah sosialisasikan di hadapan krama Desa Pakraman Duda, agar berhati-hati mengkonsumsi daging babi, sebaiknya dimasak sampai benar-benar matang,” ucapnya. Paling tidak, kurangi mengonsumsi lawar merah dan kekomoh, yang berisikan darah segar tanpa dimasak. * k16
Komentar