DLHK Identifikasi Limbah di Taman Mumbul
Tim DLHK akan mengambil sampel limbah, serta memangil semua pihak yang berkaitan dengan keberadaan limbah dimaksud.
MANGUPURA, NusaBali
Tim dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung mengidentifikasi keberadaan limbah di Taman Mumbul, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Senin (13/3). Tim identifikasi ini turun menyusul adanya inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Komisi II DPRD Badung, Jumat (10/3) lalu.
Kepala DLHK Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan mengatakan identifikasi itu merupakan langkah awal. Menurutnya DLHK Badung tak bisa serta merta mencari siapa yang salah.
“Kami pastikan dahulu informasi keberadaan limbah ini. Setelah tim kami hari ini (kemarin) turun, memang benar di sana (Taman Mumbul) ada limbah. Tim kami yang turun hari ini (kemarin) hanya sebatas identifikasi,” kata Merthawan.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh DLHK, menurut Merthawan, adalah pemanggilan terhadap semua pihak yang berkaitan dengan keberadaan limbah dimaksud. Pihak-pihak atau orang-orang yang akan dipanggil adalah pengembang, kepala perumahan, dan pemilik rumah yang sudah membeli rumah dalam lingkungan perumahan itu.
“Pada tahap berikutnya kami akan panggil pengembang, kepala perumahan, dan kalau rumahnya sudah dijual berarti pemilik rumahnya juga dipanggil. Semua akan kami panggil. Ada berapa banyak perumahan yang ada di situ, kami akan panggil. Kami melakukan seperti itu agar tak ada ‘perdebatan’ antara mereka atau saling tuduh,” imbuh Merthawan.
Merthawan mengatakan yang perlu dicari tahu oleh DLHK dalam pemanggilan itu nanti adalah site plan gambarnya semua. Karena jika dalam gambar bentuknya seperti huruf L dan faktanya seperti huruf P, jelas itu melanggar. Selain melihat gambarnya juga yang dicari tahu adalah izinnya. “Kami akan mencoba duduk bersama perangkat lingkungan, lurah, dan camat agar secara bersama-sama mengecek izinnya terlebih dahulu. Kami ke lapangan sulit, karena kami tak tahu siapa yang kami cari. Kami harus duduk bersama-sama dengan pengembangnya. Bagaimana izin gambarnya dahulu,” tuturnya.
Untuk mengetahui jenis limbah apa yang dibuang sembarangan itu Merthawan mengatakan dalam waktu satu atau dua hari ke depan DLHK akan menurunkan tim laboratorium untuk mengambil sampel dari limbah dimaksud.
“Tim itu nanti turun untuk mengetahui jenis limbah apakah itu? Apakah limbahnya jenis berbahaya atau tidak. Tapi yang pasti, apakah limbahnya berbahaya atau tidak, kami akan tetap tindak tegas pelakunya,” tandas Merthawan.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Badung Nyoman Karyana bersama sejumlah anggota Komisi II DPRD Badung yang dipimpin oleh Wayan Luwir Wiana, mendatangi lahan kosong di belakang kompleks perumahan yang ada di Lingkungan Bualu, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Jumat (10/3). Kedatangan Dewan Badung ini berawal dari adanya laporan warga terkait perlakuan dari pihak perumahan yang sengaja membuang limbahnya ke lahan warga sekitar.
“Kami sudah beberapa kali melakukan pendekatan, utamanya kepada pengembang, tapi buntu. Pada Juli 2011 juga sudah ada pertemuan dengan pihak terkait, tapi tidak ada tindaklanjutnya sampai sekarang. Masalah ini sebenarnya sudah dimediasi lurah, tapi hasilnya juga buntu. Begitu juga pak camat juga pernah memediasi, dan disanggupi pihak terkait, tapi perjanjian belum pasti,” papar Made Arta, salah seorang pemilik lahan yang lahannya dipakai untuk buang limbah.
Dari sekitar 3 hektare lahan milik keluarga besar Made Arta, sekitar 60 are terlintasi limbah yang mengalir ke Tukad Mati. Selama dialiri limbah oleh beberapa perumahan yang ada di sekitar kawasan tersebut, Made Arta mengaku tidak pernah diajak berkomunikasi. Mendapat perlakuan seperti itu, Made Arta mengadu kepada DPRD dengan harapan agar masalah ini dapat segera diselesaikan. “Kalau ini air hujan, saya tidak percaya. Sekarang tidak ada hujan kok airnya masih mengalir,” imbuh Made Arta.
Menyikapi hal tersebut, Nyoman Karyana berjanji akan segera memanggil beberapa pengusaha yang membuang limbah di lahan warga, serta pihak terkait. “Harusnya pengusaha ini peduli terhadap lingkungan sekitar, bukan malah merusak lingkungan,” ucapnya. * cr64
Tim dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung mengidentifikasi keberadaan limbah di Taman Mumbul, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Senin (13/3). Tim identifikasi ini turun menyusul adanya inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan oleh Komisi II DPRD Badung, Jumat (10/3) lalu.
Kepala DLHK Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan mengatakan identifikasi itu merupakan langkah awal. Menurutnya DLHK Badung tak bisa serta merta mencari siapa yang salah.
“Kami pastikan dahulu informasi keberadaan limbah ini. Setelah tim kami hari ini (kemarin) turun, memang benar di sana (Taman Mumbul) ada limbah. Tim kami yang turun hari ini (kemarin) hanya sebatas identifikasi,” kata Merthawan.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh DLHK, menurut Merthawan, adalah pemanggilan terhadap semua pihak yang berkaitan dengan keberadaan limbah dimaksud. Pihak-pihak atau orang-orang yang akan dipanggil adalah pengembang, kepala perumahan, dan pemilik rumah yang sudah membeli rumah dalam lingkungan perumahan itu.
“Pada tahap berikutnya kami akan panggil pengembang, kepala perumahan, dan kalau rumahnya sudah dijual berarti pemilik rumahnya juga dipanggil. Semua akan kami panggil. Ada berapa banyak perumahan yang ada di situ, kami akan panggil. Kami melakukan seperti itu agar tak ada ‘perdebatan’ antara mereka atau saling tuduh,” imbuh Merthawan.
Merthawan mengatakan yang perlu dicari tahu oleh DLHK dalam pemanggilan itu nanti adalah site plan gambarnya semua. Karena jika dalam gambar bentuknya seperti huruf L dan faktanya seperti huruf P, jelas itu melanggar. Selain melihat gambarnya juga yang dicari tahu adalah izinnya. “Kami akan mencoba duduk bersama perangkat lingkungan, lurah, dan camat agar secara bersama-sama mengecek izinnya terlebih dahulu. Kami ke lapangan sulit, karena kami tak tahu siapa yang kami cari. Kami harus duduk bersama-sama dengan pengembangnya. Bagaimana izin gambarnya dahulu,” tuturnya.
Untuk mengetahui jenis limbah apa yang dibuang sembarangan itu Merthawan mengatakan dalam waktu satu atau dua hari ke depan DLHK akan menurunkan tim laboratorium untuk mengambil sampel dari limbah dimaksud.
“Tim itu nanti turun untuk mengetahui jenis limbah apakah itu? Apakah limbahnya jenis berbahaya atau tidak. Tapi yang pasti, apakah limbahnya berbahaya atau tidak, kami akan tetap tindak tegas pelakunya,” tandas Merthawan.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Badung Nyoman Karyana bersama sejumlah anggota Komisi II DPRD Badung yang dipimpin oleh Wayan Luwir Wiana, mendatangi lahan kosong di belakang kompleks perumahan yang ada di Lingkungan Bualu, Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Jumat (10/3). Kedatangan Dewan Badung ini berawal dari adanya laporan warga terkait perlakuan dari pihak perumahan yang sengaja membuang limbahnya ke lahan warga sekitar.
“Kami sudah beberapa kali melakukan pendekatan, utamanya kepada pengembang, tapi buntu. Pada Juli 2011 juga sudah ada pertemuan dengan pihak terkait, tapi tidak ada tindaklanjutnya sampai sekarang. Masalah ini sebenarnya sudah dimediasi lurah, tapi hasilnya juga buntu. Begitu juga pak camat juga pernah memediasi, dan disanggupi pihak terkait, tapi perjanjian belum pasti,” papar Made Arta, salah seorang pemilik lahan yang lahannya dipakai untuk buang limbah.
Dari sekitar 3 hektare lahan milik keluarga besar Made Arta, sekitar 60 are terlintasi limbah yang mengalir ke Tukad Mati. Selama dialiri limbah oleh beberapa perumahan yang ada di sekitar kawasan tersebut, Made Arta mengaku tidak pernah diajak berkomunikasi. Mendapat perlakuan seperti itu, Made Arta mengadu kepada DPRD dengan harapan agar masalah ini dapat segera diselesaikan. “Kalau ini air hujan, saya tidak percaya. Sekarang tidak ada hujan kok airnya masih mengalir,” imbuh Made Arta.
Menyikapi hal tersebut, Nyoman Karyana berjanji akan segera memanggil beberapa pengusaha yang membuang limbah di lahan warga, serta pihak terkait. “Harusnya pengusaha ini peduli terhadap lingkungan sekitar, bukan malah merusak lingkungan,” ucapnya. * cr64
1
Komentar