nusabali

Warga Diminta Tak Terlalu Panik Terkait Merebaknya Kasus Dugaan (suspect) Meningitis Streptococcus Suis

  • www.nusabali.com-warga-diminta-tak-terlalu-panik-terkait-merebaknya-kasus-dugaan-suspect-meningitis-streptococcus-suis

“Kepada para peternak babi di wilayah Denpasar, apabila ternak babinya sakit harap segera melapor, dan kami akan segera menindaklanjutinya” (Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, I Gede Ambara Putra)

DENPASAR, NusaBali

Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Denpasar menghimbau masyarakat tidak terlalu panik dan khawatir mengkonsumsi daging babi terkait merebaknya kasus dugaan (suspect) Meningitis Streptococcus Suis (MSS)  di beberapa daerah di Bali.  Pasalnya yang menjadi permasalahan timbulnya bakteri ini karena cara pengolahan daging babi yang kurang benar. Jika diolah dengan benar bakteri tersebut tidak bisa hidup bertahan lama.

“Masyarakat jangan terlalu khawatir mengkonsumsi daging babi jika cara pengolahanya diperhatikan sebelum mengkonsumsi. Bakteri ini (Meningitis Streptococcus Suis) merupakan bakteri yang mudah mati, apabila cara memasak daging babi di atas suhu 70 sampai 100 derajat celcius,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar I Gede Ambara Putra didampingi Kabid Kesehatan Hewan, Drh IB Mayun Suryawangsa.

Sebagai upaya mengantispasi merebaknya bakteri Me¬¬ningitis Streptococcus Suis (MSS), Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Denpasar melakukan disinfeksi dengan disinfektan di sejumlah kandang babi di Kota Denpasar, Senin (13/3). "Langkah yang dilakukan petugas adalah dengan menyemprotkan cairan disinfektan terhadap kandang babi di wilayah Denpasar, sebab bakteri tersebut diduga sudah menyebar di Bali," kata Gede Ambara Putra disela-sela penyemprotan vaksin, kemarin.

Ambara Putra mengatakan penyemprotan itu akan terus dilakukan pada sentra ternak babi di wilayah Denpasar, yang nantinya dapat melakukan antisipasi penyebaran virus ini. Namun demikian, pihaknya mengimbau kepada masyarakat khususnya peternak babi untuk tidak panik dan segera melaporkan ke Dinas Pertanian Kota Denpasar apabila ternak babinya sakit dan petugas akan segera menindaklanjuti laporan tersebut. "Kepada para peternak babi di wilayah Denpasar, apabila ternak babinya sakit harap segera melapor, dan kami akan segera menindaklanjutinya," ujarnya.

Di samping itu menurut Ambara, selain melakukan upaya disinfeksi dengan disinfektan di beberapa kandang babi diwilayah Denpasar, pihaknya juga lebih mengintensifkan pemeriksaan antemortem dan postmortem di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) serta melakukan pemeriksaan di pasar-pasar terkait dengan peredaran kesehatan daging.

Pemeriksaan Antemortem dilakukan oleh dokter hewan atau pemeriksa daging dibawah pengawasan petugas berwenang. Pemeriksaan ini dilakukan dibawah penerangan yang cukup, hal ini untuk mengenali perubahan warna mata dengan pemeriksanaan secara umum juga dilakukan terkait kondisi hewan, gerakan hewan, cara berjalan, kulit dan bulu, mata, telinga, hidung, mulut, alat kelamin, anus, kaki, kuku serta cara bernafas. "Hewan yang diduga sakit dipisahkan untuk pemeriksanaan lebih lanjut. Dan dilakukan pengawasan secara intensif," ucapnya.

Sementara pemeriksaan postmortem melakukan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dipotong. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah hewan potong itu sehat, pemeriksaan dilakukan pada saat hewan tiba ditempat pemotongan serta melakukan pengecekan kesehatan hewan sebelum pemotongan. * cr63

Komentar