Meresahkan, Aksi Perang Sarung Diisi Batu
Perang sarung diisi batu disebutkan terinspirasi dari media sosial TikTok. Aparat Polres Jembrana telah mengatensi fenomena tersebut karena mengganggu kamtibmas.
NEGARA, NusaBali
Pada bulan Ramadhan kali ini, warga dibuat khawatir dengan aksi perang sarung yang digelar sekelompok remaja di Kabupaten Jembrana. Terlebih sarung yang digunakan tidak lagi sekadar kain sarung. Tetapi di dalam kain sarung juga diselipkan batu. Hal ini sangat membahayakan pemain ataupun warga sekitar.
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, Rabu (20/4), aksi perang sarung tersebut sempat digelar beberapa kelompok remaja di sekitar wilayah Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, dan Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Perang sarung itu juga diadakan di jalan umum sehingga membahayakan pengguna jalan.
“Yang paling meresahkan, mereka main perang sarung isi batu. Selain di Loloan, katanya di Pengambengan juga ada yang main perang sarung isi batu,” ujar salah seorang warga asal Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Rabu kemarin.
Aksi perang sarung yang meresahkan itu pun menjadi atensi warga sekitar. Seperti saat diketahui ada sekelompok remaja yang menggelar perang sarung di perempatan Peken Ijogading, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Selasa (19/4) dini hari.
Selain dibubarkan, sejumlah remaja sempat diamankan warga untuk diberikan pembinaan. Dari informasi beberapa remaja tersebut, mereka mengaku menggelar permainan perang sarung diisi baru itu, karena terinspirasi dari beberapa video yang ada di media sosial TikTok.
Sebenarnya, perang sarung itu termasuk salah satu permainan tradisional. Perang sarung itu sebelumnya biasa diadakan sambil menunggu buka puasa. Tetapi yang digunakan memukul hanyalah sarung polosan.
Sementara Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana mengatakan telah mendengar informasi perang sarung yang meresahkan warga tersebut. Jajarannya telah mengatensi aksi perang sarung yang membahayakan ataupun berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) tersebut.
“Informasi di lapangan, mereka ikut-ikutan tren di Tiktok. Namun kami terus edukasi karena potensi memunculkan masalah baru. Kami lakukan patroli malam dan patroli sahur untuk mencegah adanya dampak dari kegiatan tersebut,” ucap AKBP Juliana.
AKBP Juliana menambahkan, juga akan melakukan tindakan tegas apabila menemukan para pelakunya. “Bila ditemukan akan kita lakukan tindakan tegas. Sehingga tidak ada akibat fatal dari aktivitas anak muda tersebut,” kata AKBP Juliana.
Untuk diketahui, belakangan aksi perang sarung dalam masa bulan Ramadhan ini, juga marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Selain memicu tawuran, juga diketahui ada perang sarung yang sampai menelan korban jiwa di Kabupaten Pandeglang, Banten. *ode
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, Rabu (20/4), aksi perang sarung tersebut sempat digelar beberapa kelompok remaja di sekitar wilayah Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, dan Desa Pengambengan, Kecamatan Negara. Perang sarung itu juga diadakan di jalan umum sehingga membahayakan pengguna jalan.
“Yang paling meresahkan, mereka main perang sarung isi batu. Selain di Loloan, katanya di Pengambengan juga ada yang main perang sarung isi batu,” ujar salah seorang warga asal Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Rabu kemarin.
Aksi perang sarung yang meresahkan itu pun menjadi atensi warga sekitar. Seperti saat diketahui ada sekelompok remaja yang menggelar perang sarung di perempatan Peken Ijogading, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Selasa (19/4) dini hari.
Selain dibubarkan, sejumlah remaja sempat diamankan warga untuk diberikan pembinaan. Dari informasi beberapa remaja tersebut, mereka mengaku menggelar permainan perang sarung diisi baru itu, karena terinspirasi dari beberapa video yang ada di media sosial TikTok.
Sebenarnya, perang sarung itu termasuk salah satu permainan tradisional. Perang sarung itu sebelumnya biasa diadakan sambil menunggu buka puasa. Tetapi yang digunakan memukul hanyalah sarung polosan.
Sementara Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana mengatakan telah mendengar informasi perang sarung yang meresahkan warga tersebut. Jajarannya telah mengatensi aksi perang sarung yang membahayakan ataupun berpotensi mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) tersebut.
“Informasi di lapangan, mereka ikut-ikutan tren di Tiktok. Namun kami terus edukasi karena potensi memunculkan masalah baru. Kami lakukan patroli malam dan patroli sahur untuk mencegah adanya dampak dari kegiatan tersebut,” ucap AKBP Juliana.
AKBP Juliana menambahkan, juga akan melakukan tindakan tegas apabila menemukan para pelakunya. “Bila ditemukan akan kita lakukan tindakan tegas. Sehingga tidak ada akibat fatal dari aktivitas anak muda tersebut,” kata AKBP Juliana.
Untuk diketahui, belakangan aksi perang sarung dalam masa bulan Ramadhan ini, juga marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Selain memicu tawuran, juga diketahui ada perang sarung yang sampai menelan korban jiwa di Kabupaten Pandeglang, Banten. *ode
1
Komentar