Tim Proyek Anjung Pandang Ki Barak Panji Sakti Sowan ke Puri
Minta Pertimbangan soal Detail Desain Patung
SINGARAJA, NusaBali
Tim pembangunan proyek Anjung Pandang Ki Barak Panji Sakti atau I Gusti Panji Sakti di Shortcut titik 5-6 wilayah Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, bertandang ke Puri Buleleng, Jumat (22/4) siang.
Kedatangan tim pembangunan diterima langsung oleh Panglingsir Pasikian Puri Buleleng yang mendiskusikan secara detail desain patung. Kepala Proyek PT Sinar Bali Bina Karya, I Putu Wahyu Nayaka usai memaparkan rencana pembangunan anjung pandang I Gusti Panji Sakti mengatakan tim pembangunan saat ini sedang menggali filosofi dan sejarah perjalanan Panji Sakti hingga sampai di puncak tertinggi wilayah Buleleng itu. Bahkan dalam rencananya, patung yang akan dibuat menampilkan sosok Panji Landung yang mengusung Panji Sakti di pundak kanan.
“Secara umum progress anjung pandang sudah dalam pengerjaan struktur bawah bangunan. Tetapi untuk patung kami bisa bilang progresnya masih 0. Kami masih menggali filosofi dan sejarah serta mohon doa restu juga kepada beliau untuk kelancaran pengerjaan,” ucap Wahyu.
Menurutnya sebagai penyedia proyek, PT Sinar Bali Bina Karya sedang mencari bentuk patung yang pasti. Menyempurnakan gambar rancangan awal yang diberikan Pemprov Bali berupa gambar dua dimensi. Namun dari hasil diskusi bersama Panglingsir Puri Buleleng, Wahyu mengaku optimis, pengerjaan patung Panji Sakti yang diusung Panji Landung dapat diselesaikan dalam waktu 3 bulan.
Menurutnya setelah mendapatkan kesepakatan desain patung bersama Panglingsir Puri Buleleng, tim pembangunan segera akan membuat miniatur patung yang diadopsi dari arca yang ada di Puri Buleleng. Rencananya patung akan dibangun setinggi 6,6 meter berbahan fiberglass resin yang di dalamnya dibuat rangka baja. Paduan bahan itu disebut Wahyu Nayaka akan lebih ringan di struktur lahan yang tergolong tanah labil. Setelah selesai dikerjakan patung akan dipasang menghadap arah barat yang memiliki filosofi penunjukan wilayah kekuasaan Panji Sakti hingga Blambangan, Jawa Timur.
“Langkah awal akan dibuat miniatur dulu, kalau sudah fix miniaturnya kami akan mulai mengerjakan patung setinggi 6,6 meter ini. Mudah-mudahan berjalan lancar hingga Oktober atau November 2022 nanti sudah dapat diselesaikan seperti harapan Pak Gubernur,” imbuh dia. Pengerjaan patung juga akan melibatkan pematung lokal Komang Agus Parinata dkk dari Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Selain pengerjaan patung di bangunan anjung pandang Panji Sakti juga akan dilengkapi dengan sejumlah bangunan di lahan seluas 25 are. Mulai dari wantilan, toilet dan jalan melingkar di seputaran patung.
Sementara itu Manggala Utama Pasikian Pasemetonan Puri Buleleng, Anak Agung Wiranata Kusuma mengatakan dari tokoh dan panglingsir puri memberikan beberapa masukan desain patung. Salah satunya wajah Ki Barak Panji Sakti yang diusung di pundak kiri Panji Landung agar disesuaikan raut wajahnya, sebab saat itu Raja Buleleng itu masih berusia 12 tahun. Selain itu juga tangan sosok wong samar Panji Landung dengan perawakan besar dan tinggi perlu disempurnakan ketinggian tangan kanan, yang diceritakan sedang menunjukkan daerah kekuasaan Panji Sakti.
“Sebelumnya kami juga sudah berdiskusi lebih awal, sehingga ada sedikit penyempurnaan sedikit. Kami terus berkoordinasi lebih lanjut nanti,” ucap perwira polisi berpangkat Kompol yang kini menjabat Kasi Binturmas Subditbintibsos Dit Binmas Polda Bali.
Menurut AA Wiranata, kisah Raja Den Bukit yang terkenal kesaktiannya sempat diusung mahluk gaib yang dikenal dengan Panji Landung, diceritakan terjadi saat rombongan Panji Sakti bersama 41 pasukan pengawalnya diasingkan dari Kerajaan Klungkung. I Gusti Panji Sakti sendiri adalah putra dari Raja Sri Aji Dalem Segening. Dia terlahir dari rahim selir Ni Luh Pasek.
Namun setelah dilahirkan dengan ubun-ubun bersinar, keberadaan Panji Sakti dinilai menjadi ancaman putra mahkota. Saat berumur 12 tahun Panji Sakti diasingkan ke daerah asal ibunya. Namun di tengah perjalanan tepat di Pura Yeh Ketipat wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng, rombongan Panji Sakti kehabisan bekal makanan dan juga air.
Saat itu juga Anglurah I Gusti Panji Sakti menancapkan keris pusaka yang diberikan oleh ayahnya. Saat itu pula muncul sumber air di puncak bukit Buleleng. Di tengah perjalanannya menuju Desa Panji, rombongan pun dihadang oleh sosok gaib dengan perawakan besar dan tinggi. Saat itu Panji Sakti diangkat dan diusung di bahu kirinya. Saat itu juga makhluk gaib yang bernama Panji Landung menunjukkan batas barat, utara dan timur tempatnya berdiri, sejauh mata memandang akan menjadi daerah kekuasaan Panji Sakti.
“Sosok Ida Bhatara Panji Landung menunjukkan batas kekuasaan Panji Sakti dari timur, utara dan barat hingga Blambangan, Jawa Timur. Saat akan menunjukkan batas selatan ibu Panji Sakti menangis karena melihat anaknya diangkat sosok besar tinggi seperti menyentuh langit, akhirnya Panji Sakti diturunkan sembari menyebut nama sosok itu adalah Panji Landung,” tutur mantan Kabag Ops Polres Buleleng ini.
Menurut Wiranata inisiatif Gubernur Bali membangun monumen Panji Sakti bersama Panji Landung, sebagai wujud penghormatan Raja Buleleng yang mendirikan Kerajaan Buleleng pada tahun 1660. Panglingsir Puri Buleleng pun sangat mengapresiasi dan berharap dengan upaya pemerintah menjunjung sejarah, Buleleng dan Bali kembali mendapatkan kesejahteraan. Seperti diketahui Anjung Pandang berisi Patung Ki Barak Panji Sakti ini akan dibangun di jalur Shortcut Titik 5-6 kawasan Desa Wanagiri-Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Pembangunan anjung pandang ini dikerjakan satu paket dengan Shortcut Titik 7A, 7B, 7C, dan Titik 8 di tiga desa bertetangga kawasan Kecamatan Sukasada (Desa Wanagiri, Desa Pegayaman, Desa Gitgit).
Anjung pandang ini akan dibangun tepat di sebelah utara rest area Shortcut Titik 5-6. Sesuai rencana, Anjung Pandang Ki Barak Panji Sakti ini dibangun lebih tinggi dari posisi jalan shortcut, sehingga nantinya memiliki daya tarik berupa pemandangan alam Buleleng dari ketinggian. Groundbreaking (peletakan batu pertama) Anjung Pandang Ki Barak Panji Sakti ini sudah dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster bersamaan dengan peletakan batu pertama Shortcut Titik 7A, Titik 7B, Titik 7 C, dan Titik 8 yang dipusatkan di Desa Wanagiri pada Wraspati Umanis Sinta, Kamis 2 September 2021 lalu. Anjung Pandang yang dirancang dengan anggaran sebesar Rp 4.171.904.431,67 atau Rp 4,172 miliar ini akan terdiri dari area taman dan parkir seluas 2.158 meter persegi, bangunan seluas 180,3 meter persegi, serta sebuah Patung Ki Barak Panji Sakti.
Pembangunan Anjung Pandang berupa taman berisi Patung Ki Barak Panji Sakti ini sebagai wujud penghormatan kepada pendiri cikal bakal Kerajaan Buleleng tahun 1660. Raja pertama Kerajaan Buleleng adalah I Gusti Anglurah Panji Sakti, yang lebih dikenal sebagai Ki Barak Panji Sakti. *k23
1
Komentar