IDI : Meningitis Babi Terdeteksi di Desa Bukti
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Buleleng, menyatakan kasus warga terserang meningitis streptococcus suis (MSS) atau meningitis babi pernah terjadi di Buleleng dan menyebabkan satu orang meninggal dunia.
Penyakit Misterius yang Tewaskan Satu Orang
SINGARAJA, NusaBali
"Pernah menyebar dan menimpa empat warga Buleleng tepatnya di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan beberapa bulan lalu," kata Ketua IDI Buleleng, dr Putu Sudarsana kepada Antara, Senin (13/3).
Ia mengatakan, kasus yang di Desa Bukti tersebut menimpa empat warga usai menyantap lawar. Lawar sendiri merupakan salah satu makanan khas Bali yang dibuat dengan olahan daging babi.
Ia menambahkan, pihaknya belum fokus untuk melakukan pemeriksaan penunjang ke arah tersebut, namun segera akan melakukan upaya intensif melalui sosialisasi kepada masyarakat. "Terkait penyakit misterius yang dulu pernah terjadi di Buleleng tidak tertutup kemungkinan gejala penyakit ini, masyarakat jika menemui gejala seperti ini jangan menyingkirkan kemungkinan diagnosis," paparnya.
Dalam catatan NusaBali, pada akhir November 2016 lalu, terdapat empat warga Desa Bukti memang sempat dilarikan ke RSUD Buleleng karena menderita penyakit misterius. Mereka adalah Made Sudiarsa 44, Kadek Sumertayasa 30, I Gede Budiana 47, dan Komang Budiarta. Belakangan Made Sudiarsa meninggal dunia, setelah mendapatkan perawatan intensif di RSUD Buleleng. Keempatnya diduga terkena panyakit meningitis. Namun sampai kini belum ada penjelasan medis resmi terkait penyakit yang diderita keempatnya.
Sementara itu Wakil Bupati Buleleng dr Nyoman Sutjidra, Senin (13/3) mengakui pemerintah memang sempat menduga ada kasus meningitis menimpa warga di Desa Bukti. Saat itu ada dua orang yang dicurigai terjangkit meningitis. Tim dokter sempat melakukan penelusuran, dan diketahui mereka sempat mengkonsumsi daging yang tidak matang. “Saat itu kami sudah lakukan sosialisasi dan kami lokalisir. Tidak ada penyebaran lagi. Itu juga kami belum tahu dari mana penyebarannya. Karena yang kena itu kan sering pulang pergi Singaraja-Denpasar,” kata Sutjidra.
Di sisi lain dr Sudarsana mengakui adanya kemungkinan penyebaran meningitis babi terlebih masyarakat Bali dominan mengkonsumsi jenis daging tersebut. "Kebetulan masyarakat dominan mengkomsumsi daging babi, tapi asal daging babi itu diolah dan dimasak dengan benar, maka semua akan terhindar dari serangan bakteri tersebut," jelas dr Sudarsana.
Meningitis streptococcus suis, yang merupakan meningitis bakteri akut zoonosis yang penyebabnya penularan dari babi ke manusia, melalui makanan babi mentah, seperti darah segar, usus, jeroan dan daging yang terinfeksi.
Sementara itu Kadis Pertanian Buleleng Nyoman Suwatantra menyatakan segera membuat surat edaran kepada para peternak babi yang ada, agar menjaga kebersihan kandang dan pakan babi. “Kami selalu ada pendampingan, nanti dari pendampingan ini yang akan mengarahkan peternak menjaga kebersihan kandang dan pakan babi. Nanti kami bersama-sama Dinas Kesehatan menindaklanjuti kasus ini,” katanya. *ant, k23
SINGARAJA, NusaBali
"Pernah menyebar dan menimpa empat warga Buleleng tepatnya di Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan beberapa bulan lalu," kata Ketua IDI Buleleng, dr Putu Sudarsana kepada Antara, Senin (13/3).
Ia mengatakan, kasus yang di Desa Bukti tersebut menimpa empat warga usai menyantap lawar. Lawar sendiri merupakan salah satu makanan khas Bali yang dibuat dengan olahan daging babi.
Ia menambahkan, pihaknya belum fokus untuk melakukan pemeriksaan penunjang ke arah tersebut, namun segera akan melakukan upaya intensif melalui sosialisasi kepada masyarakat. "Terkait penyakit misterius yang dulu pernah terjadi di Buleleng tidak tertutup kemungkinan gejala penyakit ini, masyarakat jika menemui gejala seperti ini jangan menyingkirkan kemungkinan diagnosis," paparnya.
Dalam catatan NusaBali, pada akhir November 2016 lalu, terdapat empat warga Desa Bukti memang sempat dilarikan ke RSUD Buleleng karena menderita penyakit misterius. Mereka adalah Made Sudiarsa 44, Kadek Sumertayasa 30, I Gede Budiana 47, dan Komang Budiarta. Belakangan Made Sudiarsa meninggal dunia, setelah mendapatkan perawatan intensif di RSUD Buleleng. Keempatnya diduga terkena panyakit meningitis. Namun sampai kini belum ada penjelasan medis resmi terkait penyakit yang diderita keempatnya.
Sementara itu Wakil Bupati Buleleng dr Nyoman Sutjidra, Senin (13/3) mengakui pemerintah memang sempat menduga ada kasus meningitis menimpa warga di Desa Bukti. Saat itu ada dua orang yang dicurigai terjangkit meningitis. Tim dokter sempat melakukan penelusuran, dan diketahui mereka sempat mengkonsumsi daging yang tidak matang. “Saat itu kami sudah lakukan sosialisasi dan kami lokalisir. Tidak ada penyebaran lagi. Itu juga kami belum tahu dari mana penyebarannya. Karena yang kena itu kan sering pulang pergi Singaraja-Denpasar,” kata Sutjidra.
Di sisi lain dr Sudarsana mengakui adanya kemungkinan penyebaran meningitis babi terlebih masyarakat Bali dominan mengkonsumsi jenis daging tersebut. "Kebetulan masyarakat dominan mengkomsumsi daging babi, tapi asal daging babi itu diolah dan dimasak dengan benar, maka semua akan terhindar dari serangan bakteri tersebut," jelas dr Sudarsana.
Meningitis streptococcus suis, yang merupakan meningitis bakteri akut zoonosis yang penyebabnya penularan dari babi ke manusia, melalui makanan babi mentah, seperti darah segar, usus, jeroan dan daging yang terinfeksi.
Sementara itu Kadis Pertanian Buleleng Nyoman Suwatantra menyatakan segera membuat surat edaran kepada para peternak babi yang ada, agar menjaga kebersihan kandang dan pakan babi. “Kami selalu ada pendampingan, nanti dari pendampingan ini yang akan mengarahkan peternak menjaga kebersihan kandang dan pakan babi. Nanti kami bersama-sama Dinas Kesehatan menindaklanjuti kasus ini,” katanya. *ant, k23
Komentar