Bappeda Sempurnakan Proposal Proyek Ulapan
Dari hasil koordinasi dengan Bappenas dan pemenuhan persyaratan teknis, tampaknya ada beberapa bidang usulan yang masuk dalam rencana prioritas pembangunan TA 2022.
GIANYAR, NusaBali
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Gianyar kini masih menyempurnakan proposal mega proyek pariwisata kawasan Ubud, Tegallalang, dan Payangan (Ulapan). Pengajuan permohonan mega proyek tersebut sudah harus masuk ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gianyar I Gede Widarma Suharta, Jumat (22/4). Jelas dia, tindak lanjut program Ulapan sampai saat ini, berupa penyampaian proposal bantuan APBN untuk bidang-bidang yang direncanakan dibangun pada tahun anggaran (TA) 2023. "Pengajuan permohonannya harus sudah masuk ke Bappenas pada TA 2022 ini," terangnya.
Adapun bidang usulan tersebut terdiri dari 31 bidang dengan anggaran keseluruhan Rp 7,6 triliun lebih. "Usulan ini disampaikan ke Bappenas dengan tembusan ke Kementerian/Lembaga terkait di Jakarta, sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan penganggaran, serta prioritas pengalokasian anggaran TA 2023," ujarnya.
Anggaran tersebut, kata Widarma, bisa melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan pola Tugas Pembantuan (TP). Dari hasil koordinasi dengan Bappenas dan pemenuhan persyaratan teknis, tampaknya ada beberapa bidang usulan yang masuk dalam rencana prioritas pembangunan TA 2022. Seperti, pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Junjungan, TPST Bitera, TPST Temesi dan optimalisasi TPA Temesi, dengan nilai usulan keselurahan Rp 151 miliar. Sumber dana proyek ini diarahkan menggunakan dana Bank Dunia.
Tahun 2023, beberapa bidang usulan yang sudah masuk prioritas dan persyaratannya sudah lengkap. Seperti Sentral Parkir Lapangan Astina Ubud senilai Rp 300 miliar lebih, pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpadu di Junjungan senilai Rp 10 miliar, sekaligus menjadi desa wisata dalam mega proyek Ulapan yang ditetapkan menjadi lokasi prioritas untuk ditata pada tahun 2023, dari total 22 kawasan yang diusulkan.
"Usulan yang lain, kami terus lengkapi persyaratannya sesuai permintaan Bappenas, mudah-mudahanan bidang yang menjadi prioritas untuk dibangun TA 2023 terus bertambah, dan bisa dibangun pada tahun 2022 dan 2023," pejabat asal Kelurahan Banyuning, Byuleleng ini.
Widarma mengatakan selama ini pihaknya pun tak luput dari kendala. Mulai dari penyiapan lahan, studi kelayakan dan DED (Detail Engineering Design). "Kami sangat bersyukur, semangat para kepala desa untuk mengusulkan penataan kawasan desa wisata di Ulapan ini begitu tinggi. Di bidang non fisik, sedang dirintis pembentukan DMO (Destination Management Organisation) yang bertugas mengelola Kawasan Pariwisata Ulapan, dan juga pembentukan DMO di setiap kawasan desa wisata di kawasan Ulapan," ujarnya. *nvi
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gianyar I Gede Widarma Suharta, Jumat (22/4). Jelas dia, tindak lanjut program Ulapan sampai saat ini, berupa penyampaian proposal bantuan APBN untuk bidang-bidang yang direncanakan dibangun pada tahun anggaran (TA) 2023. "Pengajuan permohonannya harus sudah masuk ke Bappenas pada TA 2022 ini," terangnya.
Adapun bidang usulan tersebut terdiri dari 31 bidang dengan anggaran keseluruhan Rp 7,6 triliun lebih. "Usulan ini disampaikan ke Bappenas dengan tembusan ke Kementerian/Lembaga terkait di Jakarta, sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan penganggaran, serta prioritas pengalokasian anggaran TA 2023," ujarnya.
Anggaran tersebut, kata Widarma, bisa melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan pola Tugas Pembantuan (TP). Dari hasil koordinasi dengan Bappenas dan pemenuhan persyaratan teknis, tampaknya ada beberapa bidang usulan yang masuk dalam rencana prioritas pembangunan TA 2022. Seperti, pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Junjungan, TPST Bitera, TPST Temesi dan optimalisasi TPA Temesi, dengan nilai usulan keselurahan Rp 151 miliar. Sumber dana proyek ini diarahkan menggunakan dana Bank Dunia.
Tahun 2023, beberapa bidang usulan yang sudah masuk prioritas dan persyaratannya sudah lengkap. Seperti Sentral Parkir Lapangan Astina Ubud senilai Rp 300 miliar lebih, pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpadu di Junjungan senilai Rp 10 miliar, sekaligus menjadi desa wisata dalam mega proyek Ulapan yang ditetapkan menjadi lokasi prioritas untuk ditata pada tahun 2023, dari total 22 kawasan yang diusulkan.
"Usulan yang lain, kami terus lengkapi persyaratannya sesuai permintaan Bappenas, mudah-mudahanan bidang yang menjadi prioritas untuk dibangun TA 2023 terus bertambah, dan bisa dibangun pada tahun 2022 dan 2023," pejabat asal Kelurahan Banyuning, Byuleleng ini.
Widarma mengatakan selama ini pihaknya pun tak luput dari kendala. Mulai dari penyiapan lahan, studi kelayakan dan DED (Detail Engineering Design). "Kami sangat bersyukur, semangat para kepala desa untuk mengusulkan penataan kawasan desa wisata di Ulapan ini begitu tinggi. Di bidang non fisik, sedang dirintis pembentukan DMO (Destination Management Organisation) yang bertugas mengelola Kawasan Pariwisata Ulapan, dan juga pembentukan DMO di setiap kawasan desa wisata di kawasan Ulapan," ujarnya. *nvi
Komentar