Anggaran Proyek Shortcut Titik 7-8 Membengkak
Perlu Dilakukan Penguatan Tebing, Progres Proyek 55 Persen
SINGARAJA, NusaBali
Pengerjaan proyek shortcut titik 7A, 7B, 7C, dan 8 terus berprogres. Sejak groundbreaking pada September 2021, hingga minggu ketiga April progres pengerjaan proyek sudah bergerak di angka 55 persen.
Penyedia proyek PT Sinar Bali Bina Karya saat ini sedang berkoordinasi untuk penambahan anggaran untuk penguatan tebing. Kepala Proyek PT Sinar Bali Bina Karya, I Putu Wahyu Nayaka saat sowan ke Puri Buleleng, Jumat (22/4) lalu menjelaskan seluruh item pekerjaan di proyek shortcut dikerjakan secara paralel. Baik pengerjaan jalan, dua jembatan hingga anjung pandang I Gusti Panji Sakti atau Ki Barak Panji Sakti.
“Progres sekarang di 55 persen. Sekarang pengerjaan galian sudah. Semua item pekerjaan kami kerjakan paralel. Mudah-mudahan dengan cara seperti itu, bisa selesai tepat waktu di bulan September atau Oktober mendatang,” ucap Wahyu Nayaka. Namun dari pengerjaan proyek yang sudah berjalan, penyedia proyek menganalisa perlu dilakukan penguatan bagian tebing. Menurut Wahyu Nayaka penguatan tebing sangat penting dilakukan agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan ke depannya. Terlebih tebing yang digali di beberapa titik merupakan tebing tinggi, sehingga memiliki risiko dan potensi bencana cukup tinggi.
“Tebing yang digali sangat tinggi dan itu berisiko ke depan. Jadi perlu atensi lebih untuk penguatan tebing. Percuma juga kalau jalan bagus tapi tebing tidak kuat,” imbuh dia. Namun untuk mengatensi penguatan tebing akan berdampak pada pembengkakan anggaran. Penyedia proyek pun saat ini sedang melakukan koordinasi dengan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah VIII Jatim-Bali.
Dia mengaku dalam minggu ini akan berkoordinasi dan memastikan ke Balai Jalan soal persetujuan item dan kajian teknisnya. Rencana penguatan tebing jika disetujui bisa dilakukan dengan berbagai inovasi dan metode. Seperti metode soil nailing, metode matras blok beton atau menggunakan metode lainnya. Sejauh ini pengerjaan proyek shortcut di wilayah Desa Pegayaman dan Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng disebut Wahyu Nayaka tergolong lancar.
Pengerjaan hanya terkendala cuaca di wilayah puncak dengan curah hujan tinggi. Hanya saja kendala tersebut dikatakannya tidak menjadi kendala berarti. Dia pun optimis dengan progres pekerjaan saat ini, seluruh proyek bisa diselesaikan tepat waktu pada bulan Oktober mendatang. Sementara itu, proyek pembangunan shortcut titik 7A, 7B, 7C dan titik 8, merupakan proyek lanjutan Pemprov Bali setelah berhasil menuntaskan proyek shortcut 3-4 Baturiti-Mengwitani dan titik 5-6 Wanagiri-Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng yang selesai tahun 2019 lalu. Shortcut titik 7 dan 8 ini dibangun dengan panjang total 2.165 meter termasuk jembatan dengan memangkas 17 tikungan.
Seluruh anggaran pembangunan proyek ini dibiayai APBN sebesar Rp 113.430.320.000. Sebelumnya Pemprov Bali juga melakukan pembebasan lahan seluas 11,97 hektare dengan anggaran Rp 83,73 miliar. Proyek shortcut ini ditarget tuntas dalam waktu pengerjaan 420 hari, yakni pada 18 Oktober 2022 mendatang.
Selain pembuatan jalan baru, proyek tersebut juga akan dibangun dua buah jembatan di titik 8 masing-masing sepanjang 100 meter dan 60 meter. Pembangunan titik shortcut ini pun dirancang dapat mempercepat laju kendaraan dari 20 kilometer/jam menjadi 60 kilometer/jam. Pemerintah Provinsi Bali berencana proyek shortcut titik 7A, 7B, 7C dan titik 8 akan dilanjutkan pembangunan titik 7D, 7E, titik 9 dan 10 di akhir tahun 2022. Proyek tersebut ditargetkan rampung pada tahun 2023 mendatang. Pembangunan terakhir akan dilanjutkan titik 11-12 yang akan dimulai akhir tahun 2023 dan tuntas pada tahun 2024 mendatang. *k23
Komentar