Gelar Workshop, SMPN 1 Denpasar Tetapkan Kurikulum Merdeka di Tahun Ajaran 2022/2023
DENPASAR, NusaBali
SMPN 1 Denpasar sudah mempersiapkan diri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022/2023 mendatang.
Persiapan tersebut dimulai dengan menggelar workshop untuk tenaga pendidikan di sekolah tersebut, Senin (25/4). Workshop yang digelar pada 25–28 April 2022 tersebut dihadiri Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMP Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar Anak Agung Putu Gede Astara.
Kepala Sekolah SMPN 1 Denpasar I Gusti Ayu Putu Tirtawati mengungkapkan, SMPN 1 Denpasar telah siap melaksanakan Kurikulum Merdeka mulai tahun ajaran 2012/2023 dengan spirit mandiri berubah. SMPN 1 Denpasar juga sudah mendaftarkan diri menjadi sekolah yang akan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
“Untuk menyongsong penerapan paradigma baru di SMP Negeri 1 Denpasar Tahun Ajaran 2022/2023, perlu ada workshop atau pelatihan untuk meningkatkan kesiapan satuan pendidikan. Hal ini untuk penerapan Kurikulum Merdeka nantinya,” kata Putu Tirtawati.
Menurutnya, workshop yang dilaksanakan selama empat hari tersebut untuk memperkenalkan paradigma baru yang terkandung dalam Kurikulum Merdeka kepada stake holders SMPN 1 Denpasar, terutama guru sehingga siap untuk diterapkan pada tahun ajaran 2022/2023.
Workshop tersebut bertujuan untuk memperdalam pemahaman Kurikulum 2013 dengan berorientasi pada Kurikulum Merdeka, terutama pada penguasaan RPP berdiferensiasi dengan penguatan profil pelajar Pancasila. “Workshop ini juga untuk memberikan pemahaman terkait model pembelajaran project based learning,” imbuhnya.
Menurut Putu Tirtawati, SMPN 1 Denpasar merupakan salah satu satuan pendidikan yang sarat prestasi, yang telah menjadi barometer dan rujukan di Denpasar, bahkan Bali. “Sekolah kami memiliki guru penggerak yang kebetulan adalah diri saya sendiri. Saya bersama seluruh Guru Penggerak Angkatan 1 lainnya sudah mengikuti pembekalan selama 9 bulan, untuk memperoleh berbagai kompetensi yang dibutuhkan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar,” tutur Putu Tirtawati.
Putu Tirtawati menambahkan, sebagai Guru Penggerak wajib memberikan pengimbasan terkait pengetahuan yang sudah diperoleh kepada guru-guru yang lain. Sehingga seluruh guru memiliki pemahaman terkait spirit Merdeka Belajar dan paradigma baru dalam pembelajaran. Dia juga mendorong pergerakan untuk menerapkan Merdeka Belajar di lingkungannya.
Peserta workshop sebanyak 46 orang yang terdiri dari 25 orang guru ASN, 8 orang guru PPPK, 11 guru kontrak dinas, dan 2 orang guru honor. Dari kegiatan ini, peserta diharapkan memiliki pemahaman tentang konsep Kurikulum Merdeka.
Kabid Pembinaan SMP Disdikpora Kota Denpasar Anak Agung Putu Gede Astara mengungkapkan, SMPN 1 Denpasar merupakan sekolah kedua yang melaksanakan workshop ini. Sekolah yang pertama gelar workshop adalah SMPN 6 Denpasar.
Dia berharap sekolah lain menyusul mendaftarkan diri untuk melaksanakan Workshop Kurikulum Merdeka. “Kurikulum Merdeka ini merupakan pendalaman Kurikulum 2013 dengan berorientasi kepada Pendidikan Merdeka,” jelasnya.
Pendidikan Merdeka ini nanti lebih ke arah mencari potensi dan pembelajaran yang disenangi oleh siswa. Para siswa nantinya akan dilihat saat belajar di kelas VII oleh masing-masing guru. “Nantinya yang aktif siswa, berbeda dengan sebelumnya mereka diberikan materi. Akan dicari apa potensi mereka. Jika mereka senang dengan pelajaran Kimia, guru akan mengarahkan mereka untuk mencari jurusan itu setelah beranjak ke kelas VIII,” kata Agung Astara.
Sesuai arahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), guru mengarahkan siswanya menurut kemampuan diri siswa saat pembelajaran Kurikulum Merdeka. “Kami baru mengawali menerapkan ini di tahun ajaran 2022/2023. Kalau evaluasinya bagus setelah perjalanan akan diterapkan ke kelas lainnya,” ucap Agung Astara. *mis
1
Komentar