Industri Keuangan Non-bank RI Stabil dan Kuat
JAKARTA, NusaBali
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan tren perbaikan pada sektor industri keuangan non-bank (IKNB) pasca dampak pandemi Covid-19.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam gelaran "The Indonesia B20 Roadshow: Indonesia-US Business Forum" yang dihadiri oleh pebisnis dan tokoh ekonomi Amerika Serikat (AS).
"Pada IKNB juga stabil dan kuat. Tercatat Risk Based Capital (RBC) pada asuransi jiwa dan asuransi umum dan reasuransi terjaga dengan baik masing-masing di 535,7 persen dan 323,1 persen," kata dia dalam siaran pers seperti dilansir Kompas.com, Minggu (24/4).
Sementara itu, ia menyebut sektor pembiayaan juga berangsur membaik. Tercatat, pertumbuhan pembiayaan dari perusahaan pembiayaan tumbuh sebesar 2,43 persen secara tahunan. Sementara, besaran Non Performing-Finance (NPF) perusahaan pembiayaan tecatat stabil di angka 3,25 persen.
Wimboh mengungkapkan, data kinerja industri jasa keuangan yang stabil dan prospeknya yang bagus tersebut merupakan informasi yang sangat bagus bagi para calon investor asing.
Ia berharap investor asing akan berinvestasi di perusahaan-perusahaan jasa keuangan, ataupun berinvestasi di sektor usaha lainnya di Indonesia.
Wimboh menambahkan, Indonesia memiliki potensi investasi yang sangat menarik karena selain didukung jumlah populasi penduduk 274 juta yang sebagian besar usia produktif, kondisi perekonomian juga sangat baik dan terus bertumbuh pulih dari dampak tekanan pandemi Covid-19.
"Dalam ekonomi digital, Indonesia akan menjadi nomor satu di Asia Tenggara, saya percaya itu. Saya rasa kontribusi transaksi pada tahun 2025 diperkirakan dapat mencapai 124 miliar dolar AS. Dan kami memiliki 17.000 pulau, kami adalah pusat sumber daya alam. Kami banyak berkembang dalam sektor pertambangan, pertanian, kelapa sawit, perikanan dan pariwisata," katanya.
Sebagai informasi, tren perbaikan dari dampak pandemi juga dialami oleh sektor perbankan dan pasar modal. Berdasarkan catatannya, intermediasi sektor perbankan terus meningkat dan per Februari 2022 sudah tumbuh 6,3 persen yoy dengan risiko yang terkendali terlihat dari data NPL gross 3,1 persen.
Industri Perbankan Indonesia juga menunjukkan ketahanan yang konsisten dengan tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) saat ini sebesar 25,8 persen.
Dari sektor pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 14 April 2022 berada pada angka 7.235,53 atau naik 9,94 persen sejak awal tahun.
Jumlah itu mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Perolehan dana juga terus mencerminkan optimisme pasar dengan 18 Initial Public Offerings (IPO) sepanjang tahun 2022, senilai Rp 19,21 triliun. *
Komentar