Perangi Korupsi Lewat Seni
Acara yang menampilkan berbagai macam seni ini akan digelar selama tiga hari di Penggak Men Mersi dan di seputaran Niti Mandala, Denpasar.
Jerinx: Saatnya Pemuda Bersatu Lawan Korupsi
DENPASAR, NusaBali
Banyak cara bisa dilakukan untuk memerangi korupsi.
Satu diantaranya melalui seni. Hal itulah yang dilakukan beberapa komunitas di Bali yang berkumpul dan membuat acara seni yang bergerak melawan korupsi. Acara bertajuk ‘Seni Lawan Korupsi’ akan digelar 18-20 Desember 2015.
Dengan menggunakan media seni, acara dengan hastag ‘#SeniNyakcakKorupsi’ diselenggarakan oleh Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti), kartunis-kartunis Bali, komunitas pergerakan antikorupsi, BEM Fisip Universitas Udayana serta Penggak Men Mersi. "Seni merupakan pertunjukkan yang bisa dinikmati oleh banyak orang. Jadi sangatlah efektif jika seni tersebut bisa memberikan manfaat dan pengetahuan bagi masyarakat. Melalui seni, sering digunakan sebagai media untuk menyuarakan pesan-pesan yang bermanfaat bahkan sering digunakan oleh leluhur dahulu melalui kesenian tradisional," ungkap co-penggagas acara, Hendra Arimbawa, dalam jumpa media di Denpasar, Jumat (11/12).
Dijelaskan, acara yang menampilkan berbagai macam seni ini akan digelar selama tiga hari di Penggak Men Mersi dan di seputaran Niti Mandala, Denpasar. “Pembukaan sekaligus pameran lebih dari 100 karya seni kartun yang berbentuk dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D) bakal dihelat di Penggak Men Mersi, Jalan WR Supratman 169 Kesiman, Denpasar,” ujarnya. Selain pameran karya seni, juga diselenggarakan pagelaran musik dan teatrikal anti korupsi.
Selanjutnya pada Minggu (20/12), akan ada Long March Antikorupsi saat Car Free Day di Lapangan Niti Mandala Denpasar. “Nanti kita akan suarakan sikap antikorupsi kepada masyarakat. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga menyuguhkan diskusi terbuka antikorupsi yang melibatkan relawan dan pakar permasalahan korupsi untuk duduk bersama dan mencari solusi terhadap permasalahan korupsi di negara ini. Dalam sesi terbuka ini akan diadakan tanya jawab dengan masyarakat, mahasiswa, dan juga media,” jelasnya.
Drummer Band SID, Jerinx (JRX), yang juga menjadi salah satu pengisi acara mengatakan, sudah saatnya pemuda bersatu melawan korupsi yang semakin parah di negeri ini. Sebab menurutnya, menaruh harapan kepada generasi yang lebih tua untuk saat ini sangat susah karena sudah berada di zona nyaman. Sementara harapan hanya mampu dititipkan kepada generasi muda. "Di Indonesia, orang baik lebih banyak namun kurang bersatu, sedangkan orang jahat sedikit tapi teroganize. Dengan kegiatan ini semoga anak muda lebih open mind (berpikiran terbuka) dan mau bersatu melawan korupsi. Bila perlu kalau ada kawan yang memiliki keluarga koruptor, dihukum secara sosial agar merasakan efeknya bahwa yang dilakukan (korupsi) berimbas pada kehidupan sosial keluarganya," ujar JRX.
Kartunis Bali Jango Paramartha menambahkan, hampir 80 persen karya kartunis menggambarkan problema korupsi serta ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di masyarakat. Tikus berdasi yang menjadi simbol koruptor, kini akan dibuat lebih 'seram' dengan mengganti istilah koruptor menjadi Korup'door', sehingga efek yang diharapkan dapat memberikan tekanan kepada para ‘tikus berdasi’ tersebut.
"Penggambaran korupsi lewat kartun dalam hal ini sangat tepat. Saya setuju, bagaimana membuat tekanan terhadap koruptor. Mari kita sebarkan kepeduliaan sosial kepada semua generasi, bahwa generasi muda di Bali tidak mati," ujar Jango.
Dosen Fisip Universitas Udayana, Gede Kamajaya menegaskan, tindakan korupsi harus dijadikan public enemy yang patut diperangi secara bersama-sama. Menurutnya, hal terpenting adalah menumbuhkan kesadaran pada pribadi masing-masing, disamping memerangi 'pembiaran' potensi tindak korupsi meski dalam hal terkecil di keluarga ataupun pendidikan sekolah. "Di dunia manapun kita berjuang, tindakan korupsi merupakan public enemy yang harus kita perangi. Dari segi pendidikan menurut saya adalah membangun kesadaran bahwa tindakan korupsi mengacaukan segala lini," tegasnya
Tindakan korupsi menjadi isu sosial yang merupakan akar dari banyak masalah di negara ini. Dalam 2 tahun terakhir, praktik korupsi kembali marak di Indonesia setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan.
Seperti yang terjadi tahun 2010, tercatat jumlah kasus korupsi yang disidik kejaksaan, kepolisian, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yakni 448 kasus. Kemudian angka ini menurun pada tahun 2011 menjadi 436 kasus dan tahun 2012 sebanyak 402 kasus. Namun tahun 2013 jumlah kasus korupsi meningkat mencapai 560 kasus, serta pada semester I tahun 2014 kasus korupsi sudah mencapai 308 kasus. 7 i
1
Komentar