Pelita Air Buka Rute Penerbangan Perdana di Bandara Ngurah Rai
Gubernur Koster Berharap Bisa Tingkatkan Kunjungan Wisdom
MANGUPURA, NusaBali
Gubernur Bali, Wayan Koster melakukan penyambutan secara langsung penerbangan perdana Maskapai Pelita Air di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Kamis (28/4) siang.
Dengan adanya maskapai baru yang melayani rute domestik ini diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan domestik (Wisdom) ke depannya. Gubernur Koster sangat antusias dengan pembukaan penerbangan komersial (regular flight) perdana dengan rute Jakarta-Bali maskapai Pelita Air ini. Dengan adanya penerbangan baru ini diharapkan akan meningkatkan kapasitas pelayanan penumpang reguler serta wisatawan baik domestik maupun asing.
Pembukaan rute penerbangan domestik perdana maskapai Pelita Air ini juga sangat bermanfaat dalam meningkatkan citra pariwisata Pulau Dewata berbasis budaya dan berorientasi kualitas dalam upaya percepatan pemulihan pariwisata dan perekonomian yang sangat terpuruk selama dua tahun masa pandemi Covid-19.
"Saat ini adalah momentum pemulihan pariwisata Bali. Dengan adanya penerbangan baru ini bisa meningkatkan pergerakan wisatawan domestik ke Bali," jelas Koster saat Inaugural Flight Ceremony Pelita Air di Terminal Kedatangan Domestik, Bandara Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Kamis kemarin.
Dijelaskan Koster, suatu kehormatan maskapai baru Pelita Air lakukan penerbangan perdana rute Jakarta-Bali. Dulu, Pelita Air hanya melayani carter dan penerbangan tertentu saja, namun saat ini sudah membuka diri dalam memberikan pelayanan komersial di Indonesia, termasuk penebangan komersial perdana ke Pulau Dewata. Untuk itu, mewakili pemerintah dan masyarakat, mengapresiasi atas pembukaan rute tersebut dan diharapkan bisa meningkatkan kapasitas pelayanan penumpang di sektor domestik.
"Berhubung saat ini adalah momentum pemulihan pariwisata, kita harapkan wisatawan berbondong-bondong datang mengunjungi Bali. Saya tidak khawatir, karena Bali sudah sangat aman dalam penanganan wabah global Covid-19," ajak Koster.
Sejak 7 Maret 2022 lalu telah berlaku kebijakan baru bagi wisatawan Mancanegara, yaitu tanpa karantina dan fasilitas Visa on Arrival (VoA) untuk 43 Negara. Sampai saat ini, sudah terdapat 11 Maskapai yang melayani penerbangan Internasional ke Bali, dan akan bertambah lagi penerbangan oleh Maskapai Emirates, tanggal 1 Mei 2022. Jumlah penerbangan internasional ke Bali pada tanggal 1 sampai 30 Maret 2022 mencapai 123 pesawat, dengan total penumpang wisatawan mancanegara sebanyak 17.250 orang, dengan rata-rata sebanyak 575 orang per hari. Pada tanggal 1 sampai 27 April, jumlah penerbangan internasional ke Bali meningkat menjadi 269 pesawat (meningkat 118% dibanding bulan Maret), dengan total penumpang wisatawan mancanegara sebanyak 58.630 orang (meningkat drastis 240% dibanding bulan Maret), dengan rata-rata sebanyak 2.171 orang per hari (meningkat drastis 277% dibanding bulan Maret).
Sementara pergerakan penerbangan di sektor domestik dalam catatannya, pada 1-30 Maret terdapat 2.188 penerbangan dengan total penumpang mencapai 276.619 orang atau rata-rata 9.220 orang per harinya. Namun, dalam catatan pada bulan April (1-27 April) terjadi penurunan pergerakan maskapai dan juga penumpang.
Di mana, hanya ada 1.669 pesawat dan penumpang sebanyak 194.910 orang atau dengan rata-rata harian penumpang pada angka 7.218 orang per hari. Masih menurut Gubernur Koster, adanya penurunan pada bulan April ini dikarenakan sedang berlangsung pelaksanaan ibadah puasa. "Namun, tetap optimis pergerakan wisatawan domestik maupun internasional akan terus meningkat ke depannya," urai Koster.
Sementara Dirut PT Pelita Air Service (PAS), Dendy Kurniawan menjelaskan selama 52 tahun berkiprah di sektor aviasi, baru pertama kali maskapai Pelita Air melayani penerbangan komersial terjadwal. Di mana Bali menjadi rute yang pertama kali dipilih penerbangan reguler maskapai milik perusahaan induk PT Pertamina tersebut. Pada penerbangan perdana, pihaknya menggunakan pesawat jenis Airbus A320 dengan kapasitas 180 tempat duduk.
"Kami mengapresiasi dan berterimakasih kepada Kemenhub, karena atas support dan dedikasinya, petugas kami bisa menyelesaikan semua proses terkait sertifikasi. Sehingga secara teknis dan aturan, kami dinyatakan layak terbang pada hari ini (kemarin). Ini merupakan landing perdana kami di Denpasar sebagai pesawat reguler," ungkapnya.
Diakuinya, selama ini Pelita Air memiliki kredibilitas dan reputasi di sektor charter atau penerbangan tidak berjangka. Penerbangan yang dilayani meliputi penerbangan charter VVIP, Kepresidenan untuk melayani Wapres, Kementerian, serta para klien mereka untuk sektor kargo, evakuasi medis, dan pembuatan hujan. Atas dasar pengalaman dan reputasi tersebut, serta melihat peluang pasar penerbangan nasional, pihaknya kemudian memberanikan diri untuk masuk ke segmen penerbangan terjadwal yang notabene menjadi segmen baru bagi Pelita Air.
Pelita Air mengajak semua pihak terkait untuk bersama-sama membantu memberikan dukungan agar Pelita Air bisa semakin maju dan berkembang. Dia meyakini dan melihat bahwa kapasitas untuk penerbangan, khususnya domestik masih sangat besar untuk diisi. Tentunya hal itu dilakukan bersama-sama dengan maskapai yang lainnya. Sehingga bisa mendukung apa yang dicanangkan pemerintah, terkait konektivitas nasional yang pada akhirnya bisa mendukung perekonomian Indonesia.
"Khusus untuk Bali juga merupakan komitmen dari Pelita Air untuk mendukung pemulihan ekonomi pariwisata kreatif di Bali," paparnya. Pelita Air sengaja memilik Bali sebagai rute pertama dan akan lebih fokus terhadap peningkatan frekuensi penerbangan ke Denpasar sebelum nantinya membuka rute penerbangan baru.
Sebab saat ini rute penerbangan yang dilayani ke Bali masih 1 kali dalam sehari. Saat ini pihaknya mengaku baru memiliki 2 pesawat, pengadaan pesawat ketiga direncanakan akan datang pada pertengahan atau awal Mei ini. "Target kami di akhir tahun ini paling tidak bisa mengoperasikan 6 pesawat. Sesuai arahan Menteri BUMN, diharapkan pada tahun kedua kami bisa mengoperasikan 20 pesawat," imbuh Dendy Kurniawan. PT Pelita Air Service (PAS) sendiri merupakan anak usaha dari PT Pertamina (Persero). *dar
1
Komentar