KESEHATAN : Terdengar 'Klik' saat Sendi Beradu
Penyakit pengapuran sendi atau osteoartritis diderita jutaan orang di dunia.
Penyakit yang mayoritas dialami orang berusia lanjut ini memiliki gejala utama kaku pada persendian. Gejala osteoartritis sebenarnya bervariasi, tergantung pada sendi yang terkena dan tingkat keparahannya. Tapi gejala paling khas penyakit ini memang berupa rasa nyeri dan kaku, terutama pada pagi atau setelah beristirahat. Sendi yang mengalami pengapuran mungkin bengkak, terutama setelah melakukan gerakan berlebihan. Menurut dr Adib Khumaidi SpOT, gejala ini biasanya muncul saat kerusakan tulang rawan sendi semakin parah.
Gejala lainnya adalah:
- Gerakan sendi menjadi terbatas atau rasa kaku tidak hilang setelah melakukan gerakan.
- Ada suara ‘klik’ saat sendi beradu.
- Pembengkakan ringan di sekitar sendi.
- Nyeri semakin parah setelah melakukan aktivitas fisik atau di akhir hari.
Untuk mendiagnosis penyakit ini, seperti dilansir webmd dokter akan memeriksa persendian dan melakukan foto rontgen untuk memastikan. Banyak orang yang mengalami osteoartritis tetapi tidak menyadarinya, sampai terlihat oleh hasil rontgen.
Pengapuran sendi tidak bisa disingkirkan, gejalanya setiap tahun bahkan cenderung memburuk sehingga penderitanya sulit melakukan kegiatan sehari-hari. Membereskan seprai, membuka tutup kemasan makanan, atau menyetir mobil menjadi hal yang hampir tak mungkin dilakukan.
Osteoarthritis merupakan masalah sendi yang paling sering terjadi. Osteoarthitis disebabkan oleh kerusakan pada tulang rawan yang terletak di antara tulang.
Tulang rawan itu pun rusak akibat keausan sendi. Bila tidak diatasi, lama-kelamaan tulang rawan akan menipis. “Semakin tipis tulang rawannya akhirnya tulang ketemu tulang. Itu yang bikin sakit," ujarnya.
Untuk itu, ada beberapa tanda-tanda terjadinya pengapuran sendi. Pertama, yang pasti akan terasa sakit saat melakukan gerakan berlebihan. Pengapuran umumnya terjadi pada daerah lutut. Jadi bisa terasa nyeri ketika berjalan.
Kedua, terjadi kekakuan dan pembengkakan sendi. Hal itu terjadi karena peradangan pada sendi. Adib mengatakan, gejala ini biasanya muncul saat kerusakan tulang rawan sendi semakin parah. Ketiga, mengalami krepitasi atau bunyi gemeretak pada persendian. Keempat, bisa kehilangan fleksibilitas akibat selalu merasa nyeri.
Bertambahnya usia seseorang merupakan faktor risiko pengapuran sendi. Namun, usia muda pun bisa mengalami osteoartritis karena faktor gaya hidup, seperti obesitas dan sering cedera.
Kegemukan dapat memberikan beban berlebih pada lutut. Selain itu, kebiasaan kurang gerak, juga dapat menyebabkan kekakuan sendi.
Salah satu cara efektif untuk mengurangi keparahan penyakit ini adalah aktif bergerak. Penelitian menunjukkan, aktivitas seperti berjalan kaki di sekitar rumah atau olahraga ringan lainnya dapat meredakan rasa nyerinya.Latihan olahraga juga dapat meningkatkan fleksibilitas sendi dan mengurangi kekakuan.
Ada lebih banyak manfaat berolahraga dari sekedar menurunkan berat badan. Gerakan teratur membantu mempertahankan fleksibilitas dalam sendi untuk mengatasi kaku sendi. Namun harus berhati-hati, olahraga yang menahan beban badan seperti berjalan dan berlari justru dapat merusak sendi.
Sebaliknya, cobalah melakukan olahraga low impact seperti aerobik, bersepeda atau berenang untuk melenturkan sendi tanpa menambah beban lebih lanjut. Meditasi dan teknik relaksasi dapat membantu mengurangi rasa sakit pada radang sendi dengan cara mengurangi stres. Menurut National Institutes of Health (NIH), penelitian telah menemukan praktik meditasi bagi beberapa orang dapat bermanfaat untuk mengatasi nyeri sendi. Para peneliti juga menemukan orang-orang dengan depresi dan arthritis bisa lebih baik dengan meditasi.
Dukungan nutrisi juga sangat penting. Setiap orang membutuhkan asam lemak omega-3 melalui makanan untuk kesehatan yang optimal. Dan ternyata asam lemak ini juga dapat membantu meringankan radang sendi. Suplemen minyak ikan, yang tinggi omega-3, dapat membantu mengurangi kekakuan sendi dan nyeri sendi. *
Komentar