Sampah Karya di Pura Samuantiga Capai 3 Truk/Hari

Hal itu diakui Perbekel Bedulu I Putu Ariawan, Jumat (29/4). Meski sampah itu banyak, Dia menyebut kebersihan kawasan pura terjaga baik. "Baga kebersihan kami cager (handal). Juga dilibatkan hampir banyak sekolah, mareresik setiap pagi," jelasnya. Selain itu, unsur PKK dari pangempon 12 banjar juga rutin bersih-bersih setiap pukul 06.00 Wita. Namun diakui, pengelolaannya belum bisa 100 persen diolah di TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah - Reduce Reuse Recycle). "karena volume sampah terlalu banyak. Kami khawatir TPS3R ini jadi TPA. Maka dari itu sebagian besar kami bawa ke TPA Patemon Pejeng, milik pribadi untuk pemadatan lahan," jelasnya.

Pengelolaan di TPS3R tidak maksimal karena keterbatasan mesin dan SDM. "Belum bisa 100 persen kami kelola. Selama 15 hari, kurang lebih 30 sampai 45 truk sampah, sekitar 5 ton," ujarnya.

Namun demikian, Ariawan memastikan tidak ada mis upakara yang dibuang sembarangan, lebih-lebih ke sungai. "Kami kawal khusus dari pemerintah desa, biar tidak ada sampah masuk ke sungai. Begitu mis datang dari jeroan langsung masuk truk," terangnya.

Upaya lain guna meminimalisir mis canang, setiap pamedek yang tangkil berkali-kali diumumkan agar tidak menurunkan canang sisa persembahan. "Agar dibawa pulang kembali, sehingga volumenya terkendali," jelas Ariawan. Sementara sampah para pedagang, diimbau agar terpilah di tempat masing-masing, antara sampah plastik dan organik.

Termasuk saat prosesi Melasti ke Pantai Masceti, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Kamis (28/4), Ariawan mengaku berupaya melakukan pengelolaan sampah, terutama sampah plastik. "Saat Melast, kami libatkan beberapa komunitas di Gianyar. Saya mohon ke perbekel yang desanya dilalui. Siapkan beberapa polibag di pinggir jalan, minimalisir sampah tak berserakan," jelasnya.*nvi