Korban Diduga Rekayasa Cerita untuk Tutupi Kesalahan Terlambat Pulang
Heboh Dugaan Penculikan-Pemerkosaan, Korban Ditemukan dalam Kondisi Terikat dan Mulut Disumpal
Perempuan berinisial DAT ditemukan dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mulut dibekap di kawasan Beji Puseh, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan, Senin lalu.
TABANAN, NusaBali
Kasus dugaan penculikan dan pemerkosaan terhadap DAT, 19, diduga hanya rekayasa dari perempuan asal Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Tabanan tersebut. Rekayasa aksi yang sempat menghebohkan media sosial itu diduga dilakukan DAT sebagai upaya untuk menutupi kesalahannya karena terlambat pulang.
Dugaan rekayasa cerita yang dilakukan DAT ini terungkap saat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) I Gusti Ayu Bintang Darmawati berkunjung ke Mapolres Tabanan, Rabu (4/5) siang. Saat itu, sang menteri sengaja datang ke Mapolres Tabanan untuk koordinasi sebagai bagian upaya percepat penanganan kasus dugaan penculikan dan pemerkosaan ini. Ketika sang menteri datang, korban DAT yang sudah pulang dari perawatan rumah sakit pun dihadirkan di Mapolres Tabanan.
Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra, memaparkan kronologis kasus yang disampaikan oleh korban DAT sejatinya hanya karangan perempuan berusia 19 tahun tersebut. Menurut AKBP Ranefli, DAT me-ngarang cerita sebagai upaya untuk menutupi kesalahannya yakni terlambat pulang ke rumah.
"Kesimpulan yang dapat kami sampaikan, kronologis yang dilaporkan tidak seperti itu. Dia (DAT) membuat suatu cerita karena ada dorongan rasa takut lantaran pulang malam, agar tidak disalahkan dan dimarahi (oleh keluarganya, Red)," papar AKBP Ranefli.
Karena kondisi tersebut, kata AKBP Ranefli, pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan. Saat ini, sejumlah saksi telah diperiksa polisi, mulai suami dari DAT, mertua, hingga terduga pelaku. "Mohon waktu untuk menyampaikan cerita, kita akan dalami kasus ini. Kita memerlukan pemeriksaan khusus, apalagi dia (DAT) usianya 19 tahun," tegas AKBP Ranefli.
Hingga Rabu kemarin, DAT masih diperiksa intensif di Mapoolres Tabanan. Pemeriksaan meliputi kondisi kejiwaan dan perilaku DAT, dengan melibatkan tim Psikolog dari Polda Bali, Kementerian Sosial, dan Dinas Sosial Provinsi Bali.
Disinggung mengenai adanya luka lebam yang dialami DAT yang diduga akibat pukulan botol bir, AKBP Ranefli dengan tegas membantah hal itu. "Tidak ada ditemukan luka memar akibat pukulan botol. Tapi, memang benar ada luka di kepala. Hanya saja, kami belum identifikasi apakah itu luka baru atau luka yang sudah lama," jelas AKBP Ranefli.
Sementara itu, Menteri P3A, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, mengatakan kasus yang dialami DAT akan diselesaikan secara cepat, tepat, dan tuntas. Kasus yang dialami DAT masih didalami. "Sekarang kita masih dalami, kami harap rekan-rekan bisa bekerja sama dan memberikan edukasi pemberitaannya," ujar istri dari mantan Menteri Koperasi dan UKM, AA Ngurah Puspayoga ini.
DAT sendiri sebelumnya diduga sebagai korban penculikan dan percobaan pemerkosaan. DAT ditemukan dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mulut dibekap di kawasan Beji Puseh, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri. Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Nyitdah.
Sesuai pengakuan korban, peristiwa terjadi Sabtu (30/4) petang sekitar pukul 18.00 Wita. Awalnya korban hendak mencari buah pepaya untuk dijadikan sayur. Kemudian, datang pelaku yang disebut Gede Amo bersama dua rekannya seraya membekap korban, lalu dibawa ke dalam mobil.
Korban diikat mulutnya menggunakan kain putih, tangan diikat menggunakan tali rapia, dan kaki diikat dengan tali sapi. Dalam keadaan seperti itu, korban DAT dibawa ke lokasi sebelah Taman Ayun, Desa/Kecamatan Mengwi, Badung.
Di lokasi itu korban kemudian dipaksa melakukan hubungan badan. Namun, korban menolak dan melakukan perlawanan, hingga kemudian dipukul pelaku menggunakan botol bir dan dicekik. Korban akhirnya diturunkan di kawasan Beji Puseh, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri seorang diri selama sehari, tanpa diketahui siapa pun. Sampai kemudian ada seorang warga yang menemukan korban dalam keadaan terikat, Senin (2/5) dan langsung menghubungi keluarganya. Kejadian tersebut selanjutnya dilaporkan keluarga korban ke Polsek Kediri.
Korban DAT merupakan perempuan asal Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri yang menikah ke Banjar Mengening, Desa Nitdah, Kecamatan Kediri tahun 2021, namun belum dikaruniai anak. "Pernikahannya sudah sampai tahap metanjung sambuk, tapi belum dikarunia anak," ujar Kelian Dinas Banjar Mengening, Desa Nyitdah, I Putu Suriaba Antara. *des
Dugaan rekayasa cerita yang dilakukan DAT ini terungkap saat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) I Gusti Ayu Bintang Darmawati berkunjung ke Mapolres Tabanan, Rabu (4/5) siang. Saat itu, sang menteri sengaja datang ke Mapolres Tabanan untuk koordinasi sebagai bagian upaya percepat penanganan kasus dugaan penculikan dan pemerkosaan ini. Ketika sang menteri datang, korban DAT yang sudah pulang dari perawatan rumah sakit pun dihadirkan di Mapolres Tabanan.
Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra, memaparkan kronologis kasus yang disampaikan oleh korban DAT sejatinya hanya karangan perempuan berusia 19 tahun tersebut. Menurut AKBP Ranefli, DAT me-ngarang cerita sebagai upaya untuk menutupi kesalahannya yakni terlambat pulang ke rumah.
"Kesimpulan yang dapat kami sampaikan, kronologis yang dilaporkan tidak seperti itu. Dia (DAT) membuat suatu cerita karena ada dorongan rasa takut lantaran pulang malam, agar tidak disalahkan dan dimarahi (oleh keluarganya, Red)," papar AKBP Ranefli.
Karena kondisi tersebut, kata AKBP Ranefli, pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan. Saat ini, sejumlah saksi telah diperiksa polisi, mulai suami dari DAT, mertua, hingga terduga pelaku. "Mohon waktu untuk menyampaikan cerita, kita akan dalami kasus ini. Kita memerlukan pemeriksaan khusus, apalagi dia (DAT) usianya 19 tahun," tegas AKBP Ranefli.
Hingga Rabu kemarin, DAT masih diperiksa intensif di Mapoolres Tabanan. Pemeriksaan meliputi kondisi kejiwaan dan perilaku DAT, dengan melibatkan tim Psikolog dari Polda Bali, Kementerian Sosial, dan Dinas Sosial Provinsi Bali.
Disinggung mengenai adanya luka lebam yang dialami DAT yang diduga akibat pukulan botol bir, AKBP Ranefli dengan tegas membantah hal itu. "Tidak ada ditemukan luka memar akibat pukulan botol. Tapi, memang benar ada luka di kepala. Hanya saja, kami belum identifikasi apakah itu luka baru atau luka yang sudah lama," jelas AKBP Ranefli.
Sementara itu, Menteri P3A, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, mengatakan kasus yang dialami DAT akan diselesaikan secara cepat, tepat, dan tuntas. Kasus yang dialami DAT masih didalami. "Sekarang kita masih dalami, kami harap rekan-rekan bisa bekerja sama dan memberikan edukasi pemberitaannya," ujar istri dari mantan Menteri Koperasi dan UKM, AA Ngurah Puspayoga ini.
DAT sendiri sebelumnya diduga sebagai korban penculikan dan percobaan pemerkosaan. DAT ditemukan dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mulut dibekap di kawasan Beji Puseh, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri. Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Nyitdah.
Sesuai pengakuan korban, peristiwa terjadi Sabtu (30/4) petang sekitar pukul 18.00 Wita. Awalnya korban hendak mencari buah pepaya untuk dijadikan sayur. Kemudian, datang pelaku yang disebut Gede Amo bersama dua rekannya seraya membekap korban, lalu dibawa ke dalam mobil.
Korban diikat mulutnya menggunakan kain putih, tangan diikat menggunakan tali rapia, dan kaki diikat dengan tali sapi. Dalam keadaan seperti itu, korban DAT dibawa ke lokasi sebelah Taman Ayun, Desa/Kecamatan Mengwi, Badung.
Di lokasi itu korban kemudian dipaksa melakukan hubungan badan. Namun, korban menolak dan melakukan perlawanan, hingga kemudian dipukul pelaku menggunakan botol bir dan dicekik. Korban akhirnya diturunkan di kawasan Beji Puseh, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri seorang diri selama sehari, tanpa diketahui siapa pun. Sampai kemudian ada seorang warga yang menemukan korban dalam keadaan terikat, Senin (2/5) dan langsung menghubungi keluarganya. Kejadian tersebut selanjutnya dilaporkan keluarga korban ke Polsek Kediri.
Korban DAT merupakan perempuan asal Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri yang menikah ke Banjar Mengening, Desa Nitdah, Kecamatan Kediri tahun 2021, namun belum dikaruniai anak. "Pernikahannya sudah sampai tahap metanjung sambuk, tapi belum dikarunia anak," ujar Kelian Dinas Banjar Mengening, Desa Nyitdah, I Putu Suriaba Antara. *des
1
Komentar