19 Pasien Suspect MMS Masih Dirawat di RS Mangusada
RSUD Mangusada di Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung masih merawat 19 pasien suspect (dicurigai terjangkit) bakteri Meningitis Streptococcuns Suis (MSS), Rabu (15/3).
Kemungkinan Bakal Dipulangkan Hari Ini
MANGUPURA, NusaBali
Kondisi mereka sudah membaik dan ada kemungkinan akan dibolehkan pulang dari RSUD Mangusada, Kamis (16/3) ini.
Belasan pasien suspect Meningitis yang masih dirawat di RSUD Mangusada ini berasal dari sejumlah desa di wilayah Badung Utara. Terbanyak dari Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal, Badung. Dirut RSUD Mangusada, dr Nyoman Gunarta, mengatakan sebelum dibolehkan pulang, 19 pasien suspect Meningitis ini akan dilihat hasil uji kultur mikrobiologi atau uji perkembangbiakan bakteri MSS di Laboratorium RS Sanglah, Denpasar. Kebetulan, hasil uji laboratorium akan dikeluarkan pihak RS Sanglah, hari ini.
“Sebetulnya, para pasien sudah menginginkan pulang, karena kondisinya telah membaik. Makannya juga sudah enak. Tapi, karena masih menunggu masa inkubasi 14 hari, mereka belum kami perbolehkan pulang. Besok (hari ini) kan sudah menginjak hari ke-14 mereka menkonsumsi daging babi yang diduga terinfeksi bakteri MSS,” jelas dr Nyoman Gunarta saat ditemui NusaBali di RSUD Mangusada, Rabu kemarin.
“Mereka sebelumnya mengkonsumsi daging babi pada 2 Maret 2017, sewaktu ada hajatan pernikahan di desanya. Jadi, sesuai batas masa inkubasi bakteri dan mengingat kondisi mereka sudah membaik, kemungkinan besok (hari ini) kami izinkan pulang,” lanjut dr Gunarta.
Jika hasil uji kultur sudah keluar dan pasien suspect Meningitis dinyatakan negatif, menurut dr Guarta, otomatis mereka dibolehkan pulang dari RS hari ini. Sebaliknya, jika ternyata hasilnya positif, maka dipertimbangkan untuk tetap dirawat di RSUD Mangusada.
Disinggung soal tindakan lanjutan atas pasien nanti dinyatakan positif Meningitis, menurut dr Gunarta, tidak ada perlakuan istimewa. “Sejak pertama kali masuk RS, terombosit para pasien ini kan menurun, sementara sel darah putihnya meningkat, dan itu mencirikan peradangan. Setelah kami berikan antibiotik, kondisinya makin membaik sekarang. Bakteri itu lawannya antibiotik, berbeda dengan virus. Jadi, ti-dak ada perlakuan lagi karena kami sudah berikan antibiotik,” tandas dokter asal Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal ini.
Menurut dr Gunarta, malau nanti sudah diizinkan pulang dari RS, namun seluruh pasien suspect Meningitis ini masih diwajibkan kontrol dan mengkonsumsi obat dari dokter. “Kami mengimbau juga agar pasien dan masyarakat umum memperhatikan lingkungan masing-masing. Cuci tangan terlebih dulu sebelum makan. Terpenting lagi, jangan sampai ada pobia pada makanan olahan daging babi. Yang terpenting, masaklah dengan benar,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Rabu kemarin, Kadis Kesehatan Badung dr Gede Putra Suteja mengatakan ada dua sampel yang diuji kultur dinyatakan positif terjangkit bakteri MMS. “Menurut informasi, ada dua yang positif,” katanya. Namun, lanjut dr Suteja, tidak ada tindakan khusus terhadap pasien yang positif Meningitis. Pasalnya, bakteri MSS akan mati dengan sendirinya setelah pasien diberikan antibiotik. Informasi yang berkembang, sejauh ini ada 3 pasien yang dinyatakan positif Meni-ngitis. Selain 2 pasien dari wilayah Badung, satu lagi asal Tabanan.
Sementara itu, satu pasien suspect Meningitis yang dirawat di RDUD Wangaya, Denpasar, I Wayan Adianta Putra, 37, juga sudah berangsur membaik kondisinya. Pasien asal Desa Sibang Gede ini dirawat di Ruang Angsa I Bed 2 RSUD Wangaya, sejak 5 Maret 2017 lalu.
Ditemui NusaBali di RSUD Wangaya, Rabu sore, ibu kandung pasien, Ni Wayan Adiani, mengatakan kondisi putranya sudah membaik. Hanya saja, putranya masih sedikit pusing. "Kondisinya sudah normal, trombositnya pun normal. Hanya sedikit pusing-pusing katanya. Sekarang kami masih menunggu hasil laboratorium," tutur Wayan Adiani.
Menurut dia, sebenarnya Wayan Adianta Putra sudah dibolehkan pulang dari RS. Namun, pasien memilih tetap rawat inap sampai hasil uji laboratorium keluar. "Daripada terjadi apa-apa, lebih baik kami tunggu sampai hasilnya benar-benar keluar," kata Adiani.
Adiani menuturkan, gejala awal yang dialami putranya sangat mirip dengan gejala demam berdarah (DB), yakni badan panas dan sakit kepala. Pasalnya, sang anak juga beberapa kali sempat mengalami DB. "Saya pikir DB lagi, tapi ternyata tidak seperti biasanya. Demam sempat tinggi sekali, bahkan hampir mau pingsan. Kami semua panik, nggak mikir apa-apa lagi. Beruntung kondisinya sekarang semakin membaik," katanya lega.
Menurut Adiani, putranya sempat memakan olahan dagng babi berupa lawar di tempat hajatan yang sama dengan pasien suspect lainnya. Lawar yang disantap bercampur darah babi mentah dan ini diduga menjadi penyebab puluhan warga mengalami suspect Meningitis. "Anak saya sebenarnya tidak terlalu suka makan lawar. Tapi, waktu itu memang sempat sedikit makan lawar. Nah, tiga hari sehabis makan lawar itu, badannya panas tinggi dan kepalanya pusing," kenangnya.
Melihat kondisi itu, sang anak yang bekerja di salah satu hotel di kawasan Kuta, Badung langsung dilarikan ke RSUD Wangaya, agar mendapatkan penanganan cepat dan tepat. "Kebetulan, tanggungannya memang di sini (RSUD Wangaya, Red), jadi kami langsung berobat ke sini." * asa,in
Komentar