Pemkab Gelar Upacara Pamelepeh di 4 Pura
Pemkab Bangli menggelar Upacara Pamelehpeh Jagat pada empat pura di Bangli.
BANGLI, NusaBali
Upacara ini menyusul rentetan bencana yang terjadi Bangli, belum lama ini. Empat pura dimaksud, Pura Melanting di Pasar Kidul Bangli, Pura Kehen di Desa Pakraman Cempaga, Kota Bangli, Pura Ulun Danu Batur di Desa Pakraman Batur, Kecamatan Kintamani dan Pura Hulundanu Batur di Desa Pakraman Songan, Kecamatan Kintamani.
Kabag Kesra Setda Bangli Jero Penyarikan Widata menyatakan Upacara Pamelehpeh Jagat secara niskala sebagai wujud permohonan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa agar Bangli dihindarkan dan dijauhkan dari marabahaya. “ Ini juga sebagai upacara paneduh atau guru piduka,” ujar Jero Widata, Kamis (16/3).
Paparnya, upacara ini terkait rentetan kejadian bencana alam di Bangli sebelumnya. Bencana tersebut antara lain, longsor Kintamani, Jumat (10/2), kebakaran Pasar Kidul, Senin (6/3) dan sejumlah musibah lainnya. “Setelah ini akan ada upacara susulan lagi,” papar laki-laki asal Desa Pakraman Batur, Kintamani ini.
Bentuk dan jenis upacara yang akan digelar masih akan dirembukkan. “Kami akan kembali menggelar paruman guna membahas pelaksanaan upacara berikutnya,” ujarnya.
Sebelumnya, keputusan menggelar Upacara Pamelehpeh Jagat ini diputuskan dalam paruman sulinggih, PHDI Bangli, jajaran Pemkab Bangli, MMDP (Majelis Madya Desa Pakraman) dan berbagai pihak terkait, Jumat (10/3). Para sulinggih sepakat perlu ada upacara Pamelehpeh Jagat guna menyikapi rentetan bencana alam yang terjadi. Beberapa sumber sastra dijadikan rujukan yakni Lontar Roga Sanghara Bhumi dan Bhama Kertih.
Pelaksanaan Upacara Pamelehpeh Jagat diikuti warga dan dihadiri Bupati Bangli I Made Gianyar dan pimpinan OPD (organisasi perangkat daerah). *k17
Kabag Kesra Setda Bangli Jero Penyarikan Widata menyatakan Upacara Pamelehpeh Jagat secara niskala sebagai wujud permohonan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa agar Bangli dihindarkan dan dijauhkan dari marabahaya. “ Ini juga sebagai upacara paneduh atau guru piduka,” ujar Jero Widata, Kamis (16/3).
Paparnya, upacara ini terkait rentetan kejadian bencana alam di Bangli sebelumnya. Bencana tersebut antara lain, longsor Kintamani, Jumat (10/2), kebakaran Pasar Kidul, Senin (6/3) dan sejumlah musibah lainnya. “Setelah ini akan ada upacara susulan lagi,” papar laki-laki asal Desa Pakraman Batur, Kintamani ini.
Bentuk dan jenis upacara yang akan digelar masih akan dirembukkan. “Kami akan kembali menggelar paruman guna membahas pelaksanaan upacara berikutnya,” ujarnya.
Sebelumnya, keputusan menggelar Upacara Pamelehpeh Jagat ini diputuskan dalam paruman sulinggih, PHDI Bangli, jajaran Pemkab Bangli, MMDP (Majelis Madya Desa Pakraman) dan berbagai pihak terkait, Jumat (10/3). Para sulinggih sepakat perlu ada upacara Pamelehpeh Jagat guna menyikapi rentetan bencana alam yang terjadi. Beberapa sumber sastra dijadikan rujukan yakni Lontar Roga Sanghara Bhumi dan Bhama Kertih.
Pelaksanaan Upacara Pamelehpeh Jagat diikuti warga dan dihadiri Bupati Bangli I Made Gianyar dan pimpinan OPD (organisasi perangkat daerah). *k17
1
Komentar