Puncak Arus Balik, 85.433 Penumpang Keluar-Masuk Gilimanuk
Didominasi Wisdom, 20.000-an Orang Tinggalkan Bali Via Bandara Ngurah Rai
NEGARA, NusaBali
Puncak arus balik pemudik Lebaran menuju Pulau Bali maupun wisatawan domestik (Wisdom) yang kembali menuju Pulau Jawa melalui lintasan Pelabuhan Gilimanuk-Ketapang telah terjadi pada, Sabtu (7/5) dan Minggu (8/5).
Berdasarkan data selama 24 jam per Sabtu pagi hingga Minggu pagi kemarin tercatat 85.433 orang penumpang dengan 20.183 unit kendaraan yang keluar dan masuk Pulau Bali. Puncak arus balik juga terpantau terjadi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung.
Khusus jumlah penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk pada Sabtu hingga Minggu pagi kemarin mencapai sebanyak 43.324 orang yang terdiri dari 652 orang pejalan kaki dan 42.672 orang dalam kendaraan. Penumpang itu masuk Bali dengan 11.821 unit kendaraan. Di antaranya terdiri dari 5.469 unit kendaraan roda dua dan 6.352 unit kendaraan roda empat.
Sedangkan jumlah penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk ke Pelabuhan Ketapang tercatat ada sebanyak 42.109 orang yang terdiri dari 393 orang pejalan kaki dan 41.716 orang dalam kendaraan. Penumpang itu meninggalkan Bali dengan sebanyak 8.362 unit kendaraan yang terdiri dari 1.215 unit kendaraan roda dua dan 7.147 unit kendaraan roda empat.
Dari informasi yang dihimpun NusaBali, saat terjadi lonjakan arus balik pemudik ataupun wisdom tersebut, sempat terjadi antrean kendaraan hingga keluar areal pelabuhan, terutama untuk kendaraan roda empat. Sedangkan memasuki siang hingga petang kemarin, arus kendaraan yang akan keluar maupun masuk Bali masih cukup padat.
Setiap bongkar muatan kapal yang baru bersandar di Pelabuhan Gilimanuk tampak dipenuhi kendaraan yang didominasi sepeda motor dan mobil pribadi. Sebaliknya untuk kendaraan yang hendak menyeberang ke Pelabuhan Ketapang, lebih didominasi jenis mobil pribadi. Meski tidak sampai terjadi antrean panjang, namun sejumlah mobil pribadi yang hendak keluar Bali itu harus mengantre untuk menunggu giliran muat.
General Manager ASDP Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, Hasan Lessy mengatakan sesuai dengan prediksi sebelumnya untuk puncak arus balik pemudik maupun wisdom pasca Lebaran tahun ini terjadi antara Sabtu (7/5) dan Minggu (8/5).
Dari pengamatannya, untuk arus balik ini lebih ramai pada hari Sabtu. Sedangkan memasuki Minggu kemarin juga masih ramai. Namun tidak sepadat Sabtu atau sehari sebelumnya. “Perkiraan kita, puncaknya sudah kemarin. Kalau yang hari ini, kita perkirakan sudah menurun,” ujar Hasan Lessy. Menurutnya, saat masa puncak arus balik pemudik maupun wisdom ini tidak sepadat saat puncak arus mudik.
Untuk pemudik yang sebelumnya menyeberang ke Jawa, dipastikan belum semua kembali ke Bali. “Kalau arus balik biasanya memang tidak sepadat pas mudik. Karena kalau mudik, biasanya pasti mengejar Lebaran. Sedangkan kalau baliknya tidak ada yang dikejar. Kecuali yang ASN dan pekerja-pekerja formal yang sudah akan habis masa liburannya, ya mereka balik sebelum mulai kembali kerja,” ucapnya.
Sementara meski plan pax pada puncak arus balik Lebaran di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung pada Minggu kemarin hanya mencapai 16.000-an penumpang, namun Angkasa Pura (AP) I memperkirakan realisasi pergerakan penumpang didominasi wisatawan domestik (Wisdom) yang meninggalkan Pulau Bali melebih angka 20.000-an orang. Hal ini berkaca dari beberapa hari terakhir realisasi selalu di atas angka plan pax. Sementara untuk kedatangan mencapai 12.000-an penumpang.
Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura I, Taufan Yudhistira menerangkan sebagaimana yang telah diperkirakan puncak arus balik terjadi pada Minggu kemarin. Saat arus balik itu, pergerakan penumpang di Bandara Ngurah Rai terpantau aman dan lancar. Menurut Taufan, pergerakan arus balik lebaran kali ini sudah terjadi sejak H+1 atau pada Rabu (4/5).
"Arus balik ini sudah terlihat signifikan sejak beberapa hari terakhir ini. Ya, puncaknya pada hari ini (Minggu kemarin)," jelas Taufan saat dihubungi, Minggu sore kemarin. Diakuinya, pada puncak arus balik lebaran ini, plan pax memang di angka 16.000-an. Namun diprediksi realisasinya di atas itu. Hal ini dikarenakan biasanya realisasi berada di atas planning. Taufan juga tidak menampik kalau keberangkatan pada, Sabtu (7/5) realisasi keberangkatan hanya berada di angka 18 ribuan atau turun seribuan dari realisasi sehari sebelumnya pada Jumat (6/5) yang berada pada angka 19.000-an.
"Tapi, untuk puncak hari ini, saya meyakini berada di atas 20.000-an," urai Taufan. Disinggung soal realisasi extra flight yang sebelumnya diajukan oleh sejumlah maskapai, Taufan membeberkan jika extra flight saat liburan lebaran itu berada di angka 240-an. Nah, sejak dua hari belakangan ini, realisasi extra flight sudah berada pada angka 100-an penerbangan atau realisasinya sudah berada pada angka 50 persen lebih. "Untuk extra flight, kami menghitungnya dari tanggal 25 April sampai 10 Mei. Tapi, sampai tanggal 7 kemarin itu sudah mencapai 50 persen realisasinya," beber Taufan lagi.
Sehari sebelumnya, Taufan mengaku mengantisipasi lonjakan penumpang dengan melakukan mitigasi di Bandara Ngurah Rai. Salah satunya dengan memberlakukan sistem buka tutup di area drop zone di terminal keberangkatan domestik. Dijelaskan Taufan, sistem buka tutup ini melihat situasi di lapangan. Saat ini, hanya diberlakukan satu jalur di area drop zone, namun ketika terjadi penumpukan kendaraan, pihaknya akan membuka satu jalur di lokasi tersebut.
"Ketika pergerakan tinggi, kita sudah siapkan alternatif, yaitu dengan membuat dua area drop zone. Sehingga, bisa mengakomodir kendaraan lainnya yang masuk," jelas Taufan. Dia juga tidak menampik meski perkiraan puncak arus balik pada Minggu kemarin namun tidak menutup kemungkinan akan ada pergerakan pada tanggal 9-10 Mei. Hal ini disebabkan masih adanya peningkatan pergerakan di sektor kedatangan. Saat ini, kedatangan mencapai 12.000-an. Untuk itu, pihaknya terus melakukan pemantauan di area bandara secara berkala. Hal ini juga semata agar mencegah penumpukan yang akan berdampak pada kerumunan orang. Apalagi, saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19. *ode, dar
1
Komentar