Dendeng Babi Asap Desa Panji Tembus Jawa dan Sulawesi
SINGARAJA, NusaBali
Dirumahkan dari pekerjaannya karena pandemi saat Covid-19 merajalela pada 2020 lalu, tak membuat Kadek Riko Surya Jaya, 23, meratapi nasib.
Bersama ayahnya, Made Santika, 50, mereka berhasil membuat rintisan usaha kuliner dendeng babi asap. Kini usaha yang dijalankan oleh bapak-beranak dari Banjar Dinas Babakan, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng, sudah berjalan lancar. “Omzet jutaan rupiah setiap bulannya,” kata Santika.
Santika yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini pun sempat kebingungan. Pasalnya penghasilannya tidak terlalu banyak, sementara harus menghidupi satu keluarga.
Santika lantas mendatangi Perbekel Desa Panji Made Mangku Aryawan, agar anak keduanya itu bisa bekerja dan memiliki penghasilan sendiri. Oleh Perbekel Mangku Aryawan, Santika pun diberikan ide untuk mengembangkan bisnis dendeng babi, dengan modal awal Rp 10 juta.
Santika bersama anak keduanya itu pun belajar membuat dendeng babi asap, dari seorang mentor yang difasilitasi pihak desa. "Saya dan anak saya kemudian belajar membuat dendeng babi asap. Pengapiannya pakai sabut kelapa. Jadi daging diasapkan hingga matang selama dua jam," ungkap Santika, Minggu (8/5) siang.
Kata Santika, daging babi yang akan dimasak dipotong tipis-tipis lalu dicuci bersih. Setelah itu ditiriskan dan direndam dengan bumbu rempah seperti ketumbar, lengkuas, bawang putih, gula merah dan garam, selama beberapa jam. Setelah bumbu meresap, daging pun dimasak dengan cara diasapkan di dalam tungku yang terbuat dari drum bekas.
"Saat pertama kali mencoba membuat dendeng, dari segi rasa memang cukup menggugah selera. Namun dendengnya hanya mampu bertahan selama satu bulan. Dendeng tersebut basi dan ditumbuhi jamur. Harusnya dendeng itu bisa bertahan sampai dua bulan," cerita Santika.
Santika pun berusaha mencari informasi bagaimana agar dendeng babi asap buatannya mampu bertahan lama untuk dikemas. "Awalnya saya berpikir tidak tahan lama karena lemak babinya. Saya belajar lagi ke Disdagperinkop UKM Buleleng, ternyata permasalahannya ada di kemasan. Vakumnya kurang bagus," ujar dia.
Menurut Santika, dalam sekali produksi dendeng babi asap, dia biasanya menggunakan hingga 3 kilogram daging. Dendeng babi asap yang sudah matang dia banderol seharga Rp 200.000 per kilogram atau sesuai pesanan pembeli. "Selain dendeng saya juga mencoba mengembangkan menu lain seperti urutan," jelas Santika.
Dendeng babi asap itu mulanya Santika jual di daerah Buleleng saja. Namun belakangan pesanan datang dari luar wilayah Buleleng hingga terjual ke luar Bali seperti Jawa dan Sulawesi. "Pemasaran dan pengemasannya dibantu oleh BUMDes Desa Panji. Dijual lewat media sosial juga. Omzet per bulan yang saya dapatkan sekitar Rp 8 juta," ungkap Santika.*mzk
Komentar