Notaris Ditemukan Tewas di Hutan
Seorang notaris yang berkantor di Jalan Ngurah Rai Lingkungan Ketugtug, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, I Gusti Agung Gede Anom SH, 57, ditemukan tewas mengenaskan, Jumat (11/12) pagi.
Barang bukti lainnya yang juga diamankan petugas dari dekat mayat korban, antara lain, gelas air mineral berisi cairan berwarna keputih-putihan, sebuah ponsel merk Samsung, sebuah obeng, sendal jepit sebelah kiri rwarna hijau yang talinya sudah putus, sebuah helm, dan kacamata milik korban.
Selain itu, juga ditemukan kunci motor korban dan uang tunai sebesar Rp 3.639.000. Dari jumlah itu, uang kertas pecahan Rp 100.000 senilai Rp 2 juta ditemukan ditemukan di saku celana kiri depan. Sementara uang pecahan Rp 50.000 senilai Rp 1,6 juta ditemukan di saku celana kanan depan, selain juga uang Rp 39.000 ditemukan dari saku baju korban. Sedangkan di dalam dompet korban, ditemukan ada SIM A, SIM C, KTP, serta STNK sepeda motor dan mobil.
Kapolsek Melaya, Kompol I Nyoman Nirman, mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apa penyebab kematian korban IGA Anom. Namun, dugaan mengarah ke bunuh diri dengan menenggak racun, terindikasi dari ditemukannya cairan warna keputuh-putihan dalam gelar mineral dekat mayat korban.
“Memang kalau dari luar, tidak ada tanda-tanda bekas kekerasan. Kalau dibilang ada motif pencurian, semua barang dan uang korban masih utuh. Tapi, kami belum berani memastikannya. Untuk memastikan penyebab kematiannya, bisa dilakukan melalui otopsi,” tandas Kapolsek Nyoman Nirman saat dikonfirmasi NusaBali, Jumat kemarin.
Sementara itu, sebelum ditemukan tewas kemarin pagi, sejumlah nelayan sempat melihat korban IGA Anom naik motor Suzuki Skywave warna hitam DK 5286 WW sendirian, Kamis pagi. Korban lalu memarkir motornya di sisi Jalan Utama Denpasar-Gilimanuk persis di jalan setapak masuk lokasi usaha Budidaya Mutiara di Pantai Klatakan. Habis parkir motor, korban masuk ke jalan setapak di sebelah pantai di mana kemudian jasadnya ditemukan. “Ya, kemarin (Kamis) katanya ada beberapa nelayan yang lihat korban. Tapi, karena berpikir orang biasa, tidak ada yang terlalu menghiraukannya,” ujar saksi Suyono, Jumat kemarin.
Korban I Gusti Agung Gede Anom sendiri berpulang buat selamanya secara tragis dengan meninggalkan seorang istri, I Gusti Agung Ayu Mira, 50, dan dua orang anak. Korban diketahui sudah menekuni profesi sebagai notaris sejak 1991. Sayangnya, istri korban, IGA Ayu Mira, enggan bicara saat ditemui NusaBali di Ruang Jenazah RSUD Negara, Jumat kemarin.
Sedangkan Kelian Tempek Tengah, Banjar Ketugtug, Kelurahan Loloan Timur, I Kadek Wirayasa, mengatakan korban IGA Anom merupakan warga perantauan asal Mengwi, Badung. Selama ini, notaris berusia 57 tahun tersebut dikenal sebagai sosok yang sangat santun dan ramah di lingkungan sosialnya.
“Dia (korban) juga dikenal aktif di lingkungan banjar adat dan selalu bersedia mem-berikan bantuan konsultasi tentang hukum kepada warga sekitar,” jelas Kadek Wirayasa. Namun, untuk masalah pribadi, korban dikenal sangat tertutup. Menurut Wiryasa, dirinya terakhir kali melihat korban IGA Anom seseusai coblosan Pilkada Jembrana 2015, Rabu (9/12). Dari kabar burung yang berkembang di masyrakat, kata dia, korban sempat ingin pinjam jimat kepada salah satu kerabatnya 7 ode
1
2
Komentar