Tiga Faktor Partisipasi Rendah Masyarakat di Pilkada
Target Komisi Pemilihan Umum (KPU) agar partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada 9 Desember lalu sebesar 77,5 persen, ternyata tidak terpenuhi.
JAKARTA, NusaBali
Padahal target partisipasi tinggi untuk mewujudkan agar pemimpin terpilih benar-benar berasal dari mayoritas suara rakyat.
Dengan legitimasi yang kuat pula, dapat dijadikan dasar menjalankan roda pemerintahan daerah yang bertanggungjawab. Sayang target tersebut tidak tercapai. Deputi Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilu untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz menilai ada tiga faktor penyebab utamanya.
"Semakin rendahnya partisipasi masyarakat dari waktu ke waktu disebabkan tiga faktor utama," ujar pria yang biasa disapa Maskur ini, Jumat (11/12). Menurut Maskur, faktor pertama adalah terbatasnya pilihan pasangan calon yang diajukan partai politik. Terbukti dengan adanya dua atau tiga calon kepala daerah sehingga menyebabkan tidak secara maximal mengakomodasikan aspirasi pemilih.
Ditambah lagi, arah partai politik mendukung pasangan calon yang populer dan bermodal besar, akhirnya berujung pada jumlah pasangan calon yang terbatas sehingga mengurangi jumlah perbincangan antara kandidat dan masyarakat. "Faktor kedua, perbedan antara janji kampanye dengan realitas politik," jelas Maskur.
Hal itu, lanjut Maskur, terlihat dari mayoritas materi kampanye pasangan calon adalah pemberantasan korupsi, pengelolaan pemerintahan transparan dan pengalokasian anggaran memihak rakyat. Namun, janji kampanye tersebut tidak sebangun dengan apa yang terjadi di tingkat nasional.
Apalagi, praktek-praktek korupsi terjadi terus-menerus sepanjang tahun ini memberikan keraguan kepada masyarakat bakal tercipta pemerintahan yang benar-benar bersih. Faktor ketiga, lanjut Maskur, turunnya aktifitas sosialisasi dan pendidikan pemilih oleh penyelenggara Pilkada. Di mana jumlah kegiatan sosialisasi tatap muka oleh penyelenggara Pilkada berkurang.
"Aktifitas sosialisasi dari KPU yang berkurang berdampak kepada turunnya jumlah aktor, tokoh dan pegiat pendidikan pemilih di masyarakat sehingga ajakan untuk datang ke TPS menggunakan hak suaranya menjadi berkurang juga," jelasnya. 7
1
Komentar