nusabali

Okupansi Hotel Ngedrop Lagi Usai Libur Panjang

  • www.nusabali.com-okupansi-hotel-ngedrop-lagi-usai-libur-panjang

MANGUPURA, NusaBali
Libur panjang Lebaran beberapa berdampak pada tingkat hunian (okupansi) hotel di Kabupaten Badung.

Bahkan menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, rata-rata okupansi hotel mencapai 60 persen. Namun usai libur panjang, tingkat hunian hotel di Badung kini kembali ngedrop.

Selama musim liburan, kata Rai Suryawijaya, tingkat hunian hotel meningkat berkat wisatawan domestik (wisdom) yang berlibur. Namun saat ini wisdom sudah kembali beraktivitas, sehingga tingkat okupansi hotel menurun drastis. “Memang kita akui, tingkat hunian hotel menurun. Hal itu lantaran libur lebaran telah usai,” kata Rai Suryawijaya, Rabu (11/5).

Saat libur panjang, okupansi rata-rata mencapai 60 persen. Namun kondisinya tentu berbeda di masing-masing hotel. Tertinggi dari laporan yang diterima ada yang mencapai okupansi hingga 80 persen. “Okupansi masing-masing hotel. Namun, ada sampai 80 persen, ada juga yang di bawah. Tergantung promosi dan service masing-masing hotel, sehingga kalau rata-rata itu 60 persen,” jelas Rai Suryawijaya.

Terkait jumlah kunjungan wisatawan sampai saat ini, pihaknya mengaku rata-rata di angka 12.000 per hari. Sedangkan pada libur Lebaran, kunjungan wisatawan yang didominasi wisdom mencapai 18.000 orang per hari.

Jika pada libur panjang Lebaran okupansi hotel mampu mencapi 60 persen, namun berbeda dengan pasca libur Lebaran. Lanjut Rai Suryawijaya, sampai saat ini tingkat hunian hotel turun menjadi 40 persen. Menurutnya, semua itu berpengaruh dari jumlah wisdom yang datang ke Bali. Masih menurut Rai Suryawijaya, sejak tahun lalu, wisdom masih mendominasi untuk jumlah kunjungan wisatawan.

“Wisdom yang datang ke Bali pasti masih banyak. Namun, semua itu kemungkinan bukan untuk berlibur, melainkan orang yang akan pulang dari Lebaran kemarin. Jadi yang datang juga bisa dibilang sebagai arus balik Lebaran,” kata Rai Suryawijaya. *ind

Komentar