nusabali

Sudikerta Ditetapkan Jadi Cagub 2018

  • www.nusabali.com-sudikerta-ditetapkan-jadi-cagub-2018

Dalam Pilgub Bali 2018, Sudikerta digadang-gadang akan tarung segitiga melawan Wayan Koster dan Rai Mantra

Tandemnya di Posisi Cawagub Bakal Diputuskan Juli Depan

DENPASAR, Nusabali
Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, menjadi kandidat pertama yang telah ditetapkan induk partainya sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali ke Pilgub 2018. Ketut Sudikerta yang kini masih menjabat Wakil Gubernur Bali 2013-2018, ditetapkan melalui rapat DPP Golkar di Jakarta, Kamis (16/3) malam.

Bocoran yang diperoleh NusaBali, keputusan DPP Golkar untuk menetapkan Ketut Sudikerta sebagai Cagub Bali 2018 ini diambil melalui rapat Desk Pilkada. Rapat Kamis malam dipimpin langsung Ketua Desk Pilkada DPP Golkar, Nurdin Halid. Dalam rapat Desk Pilkada malam itu, juga dihadirkan Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya. Ketua Pemenangan Pe-milu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar, AA Bagus Adhi Mahendra Putra, juga ikut hadir.

Sumber NusaBali di lingkaran Golkar menyebutkan, rapat Desk Pilkada DPP Golkar yang akhirnya putuskan Ketut Sudikerta sebagai Cagub Bali 2018 malam itu berlangsung alot. “Dari rapat itu, Sudikerta ditetapkan sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018. Telepon saja DPP Golkar,” ujar sumber NusaBali yang wanti-wanti namanya tidak dikorankan, Jumat (17/3).

Sayangnya, I Gusti Putu Wijaya yang ikut dalam rapat Desk Pilkada DPP Golkar malam itu, belum berhasil dikonfirmasi NusaBali. Saat dihubungi per telepon, Jumat kemarin, ponsel politisi senior Demokrat asal Tabanan ini bernada mailbox.

Sedangkan AA Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi yang juga Korwil Bali DPP Golkar, sebelumnya membenarkan Ketut Sudikerta sudah ditetapkan sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018. “Belum rekomendasi, baru ditetapkan sebagai Calon Gubernur Bali dari Partai Golkar untuk Pilgub 2018. Saya juga ikut membahasnya malam ini (Kamis) di DPP Golkar dengan Pak Nurdin Halid. SK rekomendasi sudah dibuatkan,” tegas Gus Adhi saat dikonfirmasi NusaBali per telepon, Kamis malam.

Menurut Gus Adhi, penetapan Sudikerta sebagai Cagub Bali 2018 dari Golkar diambil setelah adanya proses dari level bawah, mulai Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Bali, DPD II Golkar Kabupaten/Kota se-Bali, hingga DPD I Golkar Bali. “Atas dasar hasil penjaringan di daerah, maka malam ini ditetapkan Sudikerta sebagai Cagub Bali untuk diusung di Pilkada serentak 2018. Secara mekanisme, penetapan Sudikerta sudah melalui proses yang berlaku dalam organisasi,” tandas Gus Adhi.

Selain Sudikerta, kata Gus Adi, DPP Golkar juga telah menetapkan Cagub NTB 2018 dan Cagub Sulawesi Selatan 2018 melalui rapat Desk Pilkada, Kamis malam. “Malam ini bersamaan tiga kandidat sekaligus ditetapkan. Tapi, yang ditetapkan baru posisi Cagub saja, sementara tandemnya di posisi Cawagub (calon Wakil Gubernur) nanti belakangan,” papar politisi asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Keca-matan Kuta Utara, Badung yang juga anggota Fraksi Golkar DPR RI 2014-2019 Dapil Bali ini.

Setelah ditetapkan sebagai Cagub Bali 2018, kata Gus Adhi, selanjutnya Sudikerta akan disurvei lagi dalam bentuk survei penguatan oleh DPP Golkar. Dalam waktu 4 bulan ke depan, survei akan dilanjutkan dengan penetapan paket Cagub-Cawagub Bali 2018. “Mungkin sekitar Juli 2017 mendatang akan ditetapkan Paket Cagub-Cawagub Bali dari Partai Golkar untuk Pilgub 2018,” kata Gus Adhi.

Ditanya sial siapa kandidat pendampingi Sudikerta di piosisi Cawagub Bali 2018, menurut Gus Adhi, semuanya nanti akan diserahkan kepada Sudikerta sendiri. “Kalau tandemnya di posisi Calon Wakil Gubernur nanti diserahkan kepada Sudikerta. Kan ada survei di Bali nanti. Sudikerta punya waktu menentukan paketnya dengan mengacu kepada survei,” katanya.

“Nah, survei ini yang dijadikan panduan, sebelum menentukan tandem yang terbaik bagi Sudikerta. DPP Golkar juga akan turun dan terlibat dalam proses ini,” lanjut Gus Adhi yang notabene putra dari politisi sepuh mantan anggota Fraksi Golkar DPR RI 2009-2014 Dapil Bali, I Gusti Ketut Adhiputra.

Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin, Ketut Sudikerta mengatakan belum ada keputusan resmi dari DPP Golkar yang dikirimkan ke DPD I Golkar Bali terkait penetapan dirinya sebagai Cagub Bali 2018. “Belum ada keputusan resmi saya terima dari DPP Golkar. Ajik Wijaya (maksudnya I Gusti Putu Wijaya, Red) masih di Jakarta. Saya belum tahu apakah sudah keputusan atau belum? Nanti saya telepon lagi,” ujar politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini.

Ketut Sudikerta sendiri merupakan salah satu dari sederet figur favorit yang sejak awal digadang-gadang akan tarung sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018, karena ketokohannya plus punya kendaraan partai. Figur lainnya yang juga hampir dipastikan akan tarunbg sebagai Cagub Bali ke Pilgub 2018 adalah Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster. Jika Sudikerta berjuluk SGB (Sudikerta Gubernur Bali), Wayan Koster berjuluk KBS (Koster Bali Satu).

Wayan Koster yang kini anggota Fraksi PDIP DPR RI Dapil Bali, telah mendapat dukungan penuh dari semua DPC PDIP Kabupaten se-Bali. Hanya saja, sejauh ini reklomendasi dari DPP PDIP untuk Koster belum turun. Namun, Koster sudah menetapkan tandemnya di posisi Cawagub Bali, yakni mantan Bupati Gianyar 2008-2013 Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.

Koster-Cok Ace merupakan kombinasi kekuatan Bali Utara-Bali Selatan. Koster berasal dari Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Sedangkan Cok Ace adalah tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud, Gianyar.

Selain Koster dan Sudikerta, satu figur favorit lagi yang digadang-gadang menjadi Cagub Bali 2018 melalui kendaraan parpol adalah IB rai Dharmawijaya Mantra. Walikota Denpasar (2008-2010, 2010-2015, 2016-2021) ini sudah dideklarasikan NasDem sebagai Cagub Bali 2018. NasDem kemungkinan akan bergandengan dengan Gerindra dan parpol-parpol gurem untuk usung Rai Mantra ke Pilgub Bali, Juni 2018 mendatang.

Berdasarkan hasil Pileg 2014, hanya dua parpol parlemen yang berhak mengusung paket calon secara mandiedi ke Pilgub Bali 2018. Pertama, PDIP yang punya 24 kursi di DPRD Bali atau dominasi dominasi 43,64 suara parlemen dari total 55 kursi yang ada. Kedua, Golkar yang punya 11 kursi DPRD Bali atau kuasai 20,00 persen suara parlemen.

Sedangkan 5 parpol parlemen lainnya harus berkoalisi jika ingin usung paket calon ke Pilgub Bali 2018, karena kekuaran mereka di bawah 20,00 persen suara parlemen. Mereka masing-masing Demokrat dengan 8 kursi DPRD Bali (kuasai 14,55 persen suara parlemen), Gerindra dengan 7 kursi DPRD Bali (kuasai 12,73 persen suara parlemen), NasDem dengan 2 kursi DPRD Bali (kuasai 3,64 persen suara parlemen), Hanura dengan 1 kursi DPRD Bali (kuasai 1,82 persen suara parlemen), PKPI dengan 1 kursi DPRD Bali (kuasai 1,82 persen suara parlemen), dan PAN dengan 1 kursi DPRD Bali (kuasai 1,82 persen suara parlemen). * nat,nar

Komentar