Pemeran Putri, Madya Yani Ngaku Grogi Setelah 20 Tahun Vakum
Dari Pentas Drama Gong Legend untuk Memeriahkan HUT ke-818 Bangli
Selain Madya Yani tampil pula seniman drama gong legendaris lainnya, di antaranya ada Petruk, Perak, Cablek, Sang Ayu Tirta, Mangku Yudani, Sang Ayu Ganti dan lainnya.
BANGLI, NusaBali
Sejumlah seniman drama gong legendaris asal Bangli akan pentas bersama di Alun-Alun Bangli, Jumat (13/5) malam. Kehadiran mereka dalam rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-818 Bangli ini untuk mengobati kerinduan para penikmat drama gong. Salah satu yang terlibat dalam pementasan semalam adalah Anggota DPRD Bangli, Ni Nengah Dwi Madya Yani,51, yang tampil sebagai tuan putri. Penampilan politisi PDIP ini perdana setelah 20 tahun lamanya vakum dari drama gong.
Pentas drama gong legend ini diselenggarakan serangkaian HUT ke-818 Kabupaten Bangli. Selain Madya Yani tampil pula seniman drama gong legendaris lainnya, di antaranya ada Petruk, Perak, Cablek, Sang Ayu Tirta, Mangku Yudani, Sang Ayu Ganti dan lainnya. Selain itu juga ada beberapa seniman drama gong yang tergolong muda ditampilkan. Ada sekitar 17 seniman drama gong dilibatkan dalam pementasan ini.
Dalam pementasan drama gong legend semalam dimulai pukul 19.40 Wita. Warga Bangli tampak antusias menyaksikan. Mereka tumpah ruah memadati alun-alun Kota Bangli. Bahkan semalam juga hadir menonton langsung Gubernur Bali Wayan Koster dan istri Ni Putu Putri Suastini Koster, Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra dan Bupati Karangasem I Gede Dana.
Pemeran putri, yakni Ni Nengah Madya Yani saat ditemui di rumahnya di Lingkungan Sedit, Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli, Jumat kemarin mengatakan pentas drama gong legend yang diselenggarakan untuk memeriahkan HUT ke-818 Bangli ini melibatkan seniman senior dan seniman muda.
Drama gong ini ditampilkan untuk mengobati kerinduan para seniman maupun penikmat drama gong. "Bapak bupati (Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta) memberikan wadah untuk seniman bisa tampil. Dari paguyuban seniman Bangli (Paiketan Seniman Bangli/Paseban) menyambut baik," ungkap Srikandi PDIP ini.
Drama gong kali ini mengangkat cerita tentang kisah raja yang memiliki sifat keraksasaan. Namun sifat keraksasaan raja tersebut akhirnya dapat dikalahkan. Madya Yani mengaku beberapa pekan lalu dirinya dikunjungi rekan-rekan seniman, diajak untuk ikut tampil di pentas drama gong legend ini.
Awalnya ada keraguan untuk ikut tampil karena sudah 20 tahun vakum. "Kalau rekan yang lain masih sering terima job. Kalau saya betul-betul tidak tampil dari tahun 2000-an," jelas Ketua Fraksi PDIP DPRD Bangli ini. Namun karena banyak dukungan dari seniman dan keluarga akhirnya diputuskan untuk ikut berperan dalam acara drama gong ini. Istri dari I Wayan Ray Mardhita ini sudah sempat latihan dengan rekan lainnya. Setidaknya sudah sempat latihan dua kali. Namun demikian, dirinya masih merasa gugup.
"Drama gong menggunakan bahasa Bali, sedangkan saya saat ini terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia dalam tugas-tugas dinas. Jadi saya perlu latihan lagi. Bahasa dalam drama gong harus lugas," sebut peraih 2.777 suara saat Pileg 2019 dari Dapil Kecamatan Bangli ini. Saat di rumah, Madya Yani pun melakukan latihan sendiri. Agar bisa tampil maksimal di panggung, dirinya dibantu rekan lainnya untuk menyiapkan pakaian hingga riasan. Karena lama vakum, pakaian milik Madya Yani pun sudah diberikan kepada orang lain.
"Sekarang tidak punya pakaian pentas, jadi saya dibantu sama Sang Ayu Ganti. Untuk latihan bahasa saya dibantu Mangku Yudani. Sejatinya masih juga ada ketakutan jika penampilan saya mengecewakan. Tapi saya berupaya tampil optimal," ujarnya.
Selama ini permintaan atau tawaran untuk tampil ada saja, namun tidak pernah diterima. Selain pakaian sudah tidak ada, Madya Yani cukup sibuk dengan kegiatan dan tugasnya sebagai anggota legislatif dan pengurus DPC PDIP Bangli. Seniman drama gong di Bangli terbilang cukup banyak. Seniman tergabung di beberapa sekaa yang berbeda. "Bangli memiliki banyak seniman drama gong. Kami berharap generasi muda mau melestarikan drama gong," sambungnya. Tidak dipungkiri saat ini banyak seni lainnya yang berkembang. Tentu drama gong harus berpacu untuk bisa bersaing.
Pihaknya juga meminta berkat dari para seniman yang telah berpulang. "Mungkin bisa memberikan berkat pada kami sehingga gelaran drama gong kali ini bisa berjalan lancar," sebutnya. Drama gong yang digelar kali ini diharapkan juga jadi momen kebangkitan drama gong. Madya Yani sendiri mulai aktif di drama gong sejak kelas IX (kelas 3 SMP). Diawali dari Sekaa Drama Gong Banjar Pule.
Kemudian dia mulai mendapat tawaran di sekaa-sekaa yang lebih besar. Madya Yani sempat bergabung di Sekaa Duta Bon Bali, Bara Budaya, Kerti Buwana Sari dan Sancaya Dwipa. Diakui sosok Mangku Yudani menjadi salah satu panutannya. Dari sisi penjiwaan luar biasa, dan selalu tampil prima. "Beliau berperan sebagai Prami. Meski usia sudah sepuh, beliau sangat bersemangat. Ini jadi salah satu penyemangat juga untuk saya tampil," imbuh anggota DPRD Bangli tiga periode (2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2024). *esa
Pentas drama gong legend ini diselenggarakan serangkaian HUT ke-818 Kabupaten Bangli. Selain Madya Yani tampil pula seniman drama gong legendaris lainnya, di antaranya ada Petruk, Perak, Cablek, Sang Ayu Tirta, Mangku Yudani, Sang Ayu Ganti dan lainnya. Selain itu juga ada beberapa seniman drama gong yang tergolong muda ditampilkan. Ada sekitar 17 seniman drama gong dilibatkan dalam pementasan ini.
Dalam pementasan drama gong legend semalam dimulai pukul 19.40 Wita. Warga Bangli tampak antusias menyaksikan. Mereka tumpah ruah memadati alun-alun Kota Bangli. Bahkan semalam juga hadir menonton langsung Gubernur Bali Wayan Koster dan istri Ni Putu Putri Suastini Koster, Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra dan Bupati Karangasem I Gede Dana.
Pemeran putri, yakni Ni Nengah Madya Yani saat ditemui di rumahnya di Lingkungan Sedit, Kelurahan Bebalang, Kecamatan Bangli, Jumat kemarin mengatakan pentas drama gong legend yang diselenggarakan untuk memeriahkan HUT ke-818 Bangli ini melibatkan seniman senior dan seniman muda.
Drama gong ini ditampilkan untuk mengobati kerinduan para seniman maupun penikmat drama gong. "Bapak bupati (Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta) memberikan wadah untuk seniman bisa tampil. Dari paguyuban seniman Bangli (Paiketan Seniman Bangli/Paseban) menyambut baik," ungkap Srikandi PDIP ini.
Drama gong kali ini mengangkat cerita tentang kisah raja yang memiliki sifat keraksasaan. Namun sifat keraksasaan raja tersebut akhirnya dapat dikalahkan. Madya Yani mengaku beberapa pekan lalu dirinya dikunjungi rekan-rekan seniman, diajak untuk ikut tampil di pentas drama gong legend ini.
Awalnya ada keraguan untuk ikut tampil karena sudah 20 tahun vakum. "Kalau rekan yang lain masih sering terima job. Kalau saya betul-betul tidak tampil dari tahun 2000-an," jelas Ketua Fraksi PDIP DPRD Bangli ini. Namun karena banyak dukungan dari seniman dan keluarga akhirnya diputuskan untuk ikut berperan dalam acara drama gong ini. Istri dari I Wayan Ray Mardhita ini sudah sempat latihan dengan rekan lainnya. Setidaknya sudah sempat latihan dua kali. Namun demikian, dirinya masih merasa gugup.
"Drama gong menggunakan bahasa Bali, sedangkan saya saat ini terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia dalam tugas-tugas dinas. Jadi saya perlu latihan lagi. Bahasa dalam drama gong harus lugas," sebut peraih 2.777 suara saat Pileg 2019 dari Dapil Kecamatan Bangli ini. Saat di rumah, Madya Yani pun melakukan latihan sendiri. Agar bisa tampil maksimal di panggung, dirinya dibantu rekan lainnya untuk menyiapkan pakaian hingga riasan. Karena lama vakum, pakaian milik Madya Yani pun sudah diberikan kepada orang lain.
"Sekarang tidak punya pakaian pentas, jadi saya dibantu sama Sang Ayu Ganti. Untuk latihan bahasa saya dibantu Mangku Yudani. Sejatinya masih juga ada ketakutan jika penampilan saya mengecewakan. Tapi saya berupaya tampil optimal," ujarnya.
Selama ini permintaan atau tawaran untuk tampil ada saja, namun tidak pernah diterima. Selain pakaian sudah tidak ada, Madya Yani cukup sibuk dengan kegiatan dan tugasnya sebagai anggota legislatif dan pengurus DPC PDIP Bangli. Seniman drama gong di Bangli terbilang cukup banyak. Seniman tergabung di beberapa sekaa yang berbeda. "Bangli memiliki banyak seniman drama gong. Kami berharap generasi muda mau melestarikan drama gong," sambungnya. Tidak dipungkiri saat ini banyak seni lainnya yang berkembang. Tentu drama gong harus berpacu untuk bisa bersaing.
Pihaknya juga meminta berkat dari para seniman yang telah berpulang. "Mungkin bisa memberikan berkat pada kami sehingga gelaran drama gong kali ini bisa berjalan lancar," sebutnya. Drama gong yang digelar kali ini diharapkan juga jadi momen kebangkitan drama gong. Madya Yani sendiri mulai aktif di drama gong sejak kelas IX (kelas 3 SMP). Diawali dari Sekaa Drama Gong Banjar Pule.
Kemudian dia mulai mendapat tawaran di sekaa-sekaa yang lebih besar. Madya Yani sempat bergabung di Sekaa Duta Bon Bali, Bara Budaya, Kerti Buwana Sari dan Sancaya Dwipa. Diakui sosok Mangku Yudani menjadi salah satu panutannya. Dari sisi penjiwaan luar biasa, dan selalu tampil prima. "Beliau berperan sebagai Prami. Meski usia sudah sepuh, beliau sangat bersemangat. Ini jadi salah satu penyemangat juga untuk saya tampil," imbuh anggota DPRD Bangli tiga periode (2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2024). *esa
1
Komentar