Bupati Suwirta Ajak Jaga Keharmonisan dengan Alam

Tumpek Wariga merupakan salah satu hari suci yang dirayakan umat Hindu di Bali setiap 210 hari sekali, merupakan hari pemujaan kepada manifestasi Tuhan sebagai Dewa Sangkara penguasa tumbuh-tumbuhan. Pada perayaan hari Tumpek Wariga atau tumpek bubuh dilaksanakan upacara atau perayaan secara niskala dan sekala sesuai dengan Intruksi Gubernur Bali Nomer 06 Tahun 2022 tentang Perayaan Rahina Tumpek Wariga Sebagai Upacara Wana Kerti. "Masyarakat diajak untuk menanam dan merawat pohon yang telah memberikan kita sumber kehidupan," ujar Bupati Suwirta, saat menanam pohon di GOR Swacapura.

Bupati asal Dusun Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida ini,  menyebut upacara ini memiliki nilai kearifan lokal yang diwariskan oleh leluhur untuk tetap bisa merawat dan cara berterimakasih kepada pohon dan tumbuh-tumbuhan. "Filosofi dari perayaan tumpek wariga ini lebih fokus pemulian terhadap tumbuh-tumbuhan sebagai wujud terimakasih kita kepada alam karena telah memberikan oksigen yang datangnya dari tumbuh-tumbuhan," ujar Bupati Suwirta.

Lebih lanjut dijelaskan, penanaman pohon tidak dilakukan hari itu saja, melainkan secara berkesinambungan. "Semua OPD agar menjaga lingkungan kantor dan tempat kerja menjadi memontum kita untuk menempa diri menjaga alam. Ayo kita jaga alam dan keharmonisannya mulai dari diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan kita bekerja," ajak Bupati Suwirta.

Sementara Kadis Lingkungan Lingkungan Hidup dan Pertanahan Klungkung, I Ketut Suadnyana menjelaskan, penanaman pohon yang dilaksanakan ini merupakan jenis pohon tabebuya, kelapa gading, mangga dan beberapa tanaman yang cocok sebagai perindang di GOR Swacapura. Dengan tujuan pada saat pelaksanaan even olahraga tidak merasakan kepanasan dan mendapatkan oksigen lebih banyak lagi. wan