Kanal Diklaim Mampu Tahan Lumpur Hingga 75 Persen
Komisi III dan IV DPRD Denpasar Pantau Proyek Kanal IPA Blusung
Meski sangat setuju, tetapi Komisi III DPRD Denpasar sempat menyayangkan karena tidak dilibatkan sejak awal dalam proses pembangunan IPA Blusung.
DENPASAR, NusaBali
Komisi III dan IV DPRD Kota Denpasar melakukan pemantauan proyek pembangunan kanal Instalasi Pengolahan Air (IPA) Blusung di Jalan Antasura, Desa Peguyangan Kaja, Denpasar Utara, Rabu (18/5). Pada kesempatan itu, Perumda Tirta Sewakadarma mengklaim kanal tersebut mampu menahan lumpur hingga 75 persen.
Pemantauan dipimpin Ketua Komisi III dari Fraksi PDIP Eko Supriadi bersama Ketua Komisi IV dari Fraksi Golkar I Wayan Dwija. Rombongan dewan didampingi Direktur Utama Perumda Tirta Sewakadarma Ida Bagus Gde Arsana, Direktur Teknik I Putu Yasa, dan Direktur Administrasi Umum Ni Luh Sri Utami.
Ida Bagus Gde Arsana mengatakan, pembuatan kanal ini untuk solusi penampungan air Perumda Tirta Sewakadarma Kota Denpasar. Dulunya, satu aliran air tersebut harus dibagi dengan Kabupaten Badung.
Dengan pembagian air dari satu gorong-gorong tersebut yang mendapatkan air paling awal yakni Kabupaten Badung. Setelah itu alirannya baru ke IPA Intake Kota Denpasar. Dengan kondisi itu, pengolahan air di IPA Intake selalu mengalami kendala.
“Kendalanya kita mendapat pembagian air paling terakhir, sehingga setelah proses di IPA Intake Kabupaten Badung baru ke intake kami. Itu alasannya kenapa kami memilih untuk membuat kanal tersebut agar bisa mengolah air sendiri,” ungkap Bagus Arsana.
Selain itu, kata dia, dengan adanya kanal tersebut, pengolahan air lebih aman saat musim penghujan maupun banjir bandang. Sebab, kanal tersebut dibuat untuk menyaring lumpur di hulu yakni di bak pertama, dan akan disalurkan ke bak yang kedua. Pada bak kedua juga akan dilakukan penyaringan terakhir sehingga IPA intake aman saat mengolah air.
Bagus Arsana menambahkan, dengan adanya kanal ini diharapkan mampu menahan lumpur 75 persen dari lumpur yang biasanya masuk ke IPA intake. “Kami sudah uji coba. Yang sudah rampung ini kan bak II, dan sudah kami uji coba, sudah 35 persen mampu menahan lumpur yang masuk. Jika bak I selesai kami harapkan 75 persen lumpur bisa diatasi,” ujarnya.
Dengan penjelasan itu, Ketua Komisi III Eko Supriadi berharap adanya kanal ini bisa memberikan manfaat kepada masyarakat yang selama ini mengeluhkan air selalu tidak mengalir, apalagi dengan alasan banjir bandang. Menurut Eko, pembuatan kanal ini sangat didukung apalagi untuk kepentingan masyarakat.
Namun, dia menyayangkan Perumda Tirta Sewakadarma tidak melibatkan Komisi III dalam pengawasannya. Sehingga, Dewan hanya menjalankan sebagian fungsi kontrol, yakni setelah pembangunan hampir rampung. “Kami setuju dengan pembangunan ini, apalagi hampir rampung. Sayangnya kami tidak dilibatkan dari awal sehingga pengawasan yang kami lakukan menjelang selesai,” tandas Eko.
Eko juga menyarankan, Perumda mengingatkan rekanan untuk pintu masuk kanal agar ditambah supaya lebih lebar sehingga petugas yang masuk tetap aman.
Anggota Komisi III dari Fraksi Demokrat Anak Agung Susruta juga mengatakan hal yang sama. Komisi III tidak dilibatkan dari awal. Padahal, harus ada beberapa kajian yang mesti dijelaskan oleh rekanan. Selain dari segi sisi ekonomisnya juga soal harga yang seharusnya lebih murah dari pada pembelian di IPA Petanu.
“Proyek sudah jalan, Komisi III tidak tahu apakah sudah ada kajian ekonomisnya atau belum, kita tidak tahu. Laporannya nantinya harus lebih murah daripada beli dari IPA Petanu. Dan berkali-kali saya pertanyakan kajiannya mana, sekarang yang efisien yang mana apakah beli air atau memasok sendiri. Ke depan itu yang harus dikaji lagi,” ucap Susruta.
Menanggapi hal itu, Direktur Teknik Perumda Tirta Sewakadarma I Putu Yasa mengaku menerima masukan tersebut sebagai evaluasi ke depan di Perumda Tirta Sewakadarma. “Terima kasih masukannya, kami akan perhatikan sebagai evaluasi dan acuan kami ke depan,” ujarnya. *mis
Pemantauan dipimpin Ketua Komisi III dari Fraksi PDIP Eko Supriadi bersama Ketua Komisi IV dari Fraksi Golkar I Wayan Dwija. Rombongan dewan didampingi Direktur Utama Perumda Tirta Sewakadarma Ida Bagus Gde Arsana, Direktur Teknik I Putu Yasa, dan Direktur Administrasi Umum Ni Luh Sri Utami.
Ida Bagus Gde Arsana mengatakan, pembuatan kanal ini untuk solusi penampungan air Perumda Tirta Sewakadarma Kota Denpasar. Dulunya, satu aliran air tersebut harus dibagi dengan Kabupaten Badung.
Dengan pembagian air dari satu gorong-gorong tersebut yang mendapatkan air paling awal yakni Kabupaten Badung. Setelah itu alirannya baru ke IPA Intake Kota Denpasar. Dengan kondisi itu, pengolahan air di IPA Intake selalu mengalami kendala.
“Kendalanya kita mendapat pembagian air paling terakhir, sehingga setelah proses di IPA Intake Kabupaten Badung baru ke intake kami. Itu alasannya kenapa kami memilih untuk membuat kanal tersebut agar bisa mengolah air sendiri,” ungkap Bagus Arsana.
Selain itu, kata dia, dengan adanya kanal tersebut, pengolahan air lebih aman saat musim penghujan maupun banjir bandang. Sebab, kanal tersebut dibuat untuk menyaring lumpur di hulu yakni di bak pertama, dan akan disalurkan ke bak yang kedua. Pada bak kedua juga akan dilakukan penyaringan terakhir sehingga IPA intake aman saat mengolah air.
Bagus Arsana menambahkan, dengan adanya kanal ini diharapkan mampu menahan lumpur 75 persen dari lumpur yang biasanya masuk ke IPA intake. “Kami sudah uji coba. Yang sudah rampung ini kan bak II, dan sudah kami uji coba, sudah 35 persen mampu menahan lumpur yang masuk. Jika bak I selesai kami harapkan 75 persen lumpur bisa diatasi,” ujarnya.
Dengan penjelasan itu, Ketua Komisi III Eko Supriadi berharap adanya kanal ini bisa memberikan manfaat kepada masyarakat yang selama ini mengeluhkan air selalu tidak mengalir, apalagi dengan alasan banjir bandang. Menurut Eko, pembuatan kanal ini sangat didukung apalagi untuk kepentingan masyarakat.
Namun, dia menyayangkan Perumda Tirta Sewakadarma tidak melibatkan Komisi III dalam pengawasannya. Sehingga, Dewan hanya menjalankan sebagian fungsi kontrol, yakni setelah pembangunan hampir rampung. “Kami setuju dengan pembangunan ini, apalagi hampir rampung. Sayangnya kami tidak dilibatkan dari awal sehingga pengawasan yang kami lakukan menjelang selesai,” tandas Eko.
Eko juga menyarankan, Perumda mengingatkan rekanan untuk pintu masuk kanal agar ditambah supaya lebih lebar sehingga petugas yang masuk tetap aman.
Anggota Komisi III dari Fraksi Demokrat Anak Agung Susruta juga mengatakan hal yang sama. Komisi III tidak dilibatkan dari awal. Padahal, harus ada beberapa kajian yang mesti dijelaskan oleh rekanan. Selain dari segi sisi ekonomisnya juga soal harga yang seharusnya lebih murah dari pada pembelian di IPA Petanu.
“Proyek sudah jalan, Komisi III tidak tahu apakah sudah ada kajian ekonomisnya atau belum, kita tidak tahu. Laporannya nantinya harus lebih murah daripada beli dari IPA Petanu. Dan berkali-kali saya pertanyakan kajiannya mana, sekarang yang efisien yang mana apakah beli air atau memasok sendiri. Ke depan itu yang harus dikaji lagi,” ucap Susruta.
Menanggapi hal itu, Direktur Teknik Perumda Tirta Sewakadarma I Putu Yasa mengaku menerima masukan tersebut sebagai evaluasi ke depan di Perumda Tirta Sewakadarma. “Terima kasih masukannya, kami akan perhatikan sebagai evaluasi dan acuan kami ke depan,” ujarnya. *mis
1
Komentar