Negara-negara Kantong Wisman Masih Nihil
Bali Masih Defisit Wisman
DENPASAR,NusaBali
Pelaku pariwisata Bali mengatakan Bali masih defisit wisman dalam jumlah signifikan dibanding sebelum pandemi Covid-19.
Saat ini kunjungan wisman rata-rata 4.000 per hari. Sedangkan kunjungan wisman sebelum pandemi antara 18.000 sampai 19.000 wisman. "Ya benar, Bali memang masih defisit turis," ujar Wisnu Arimbawa, salah seorang pelaku pariwisata Bali, Kamis(19/5).
Menurutnya, belum normalnya kedatangan wisman ke Bali, karena beberapa negara yang sebelum pandemi menjadi kantong-kantong wisman belum 'mengirimkan' wismannya ke Bali. Diantaranya China, Korea dan lainnya.
"Wisman China memang sampai akhir tahun 2022 tidak dibolehkan bepergian oleh Pemerintahnya," kata Wisnu Arimbawa yang Managing Director GD Tour.
Sedangkan Pemerintah Jepang, baru mengizinkan warga negara bepergian ke luar negeri khususnya ke Indonesia mulai awal Juni. Namun hanya dalam kelompok kecil, yakni kelompok couple atau keluarga.
"Tujuan untuk mempermudah pengawasan, " ungkap Wisnu Arimbawa yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Klungkung. Sementara wisman asal Korea, juga belum terdata masuk Bali.
Di pihak lain wisman dari kawasan Eropa timur dan dari negara-negara yang berkaitan dengan perang Rusia versus Ukraina, diyakini juga seret, seperti dari Inggris, Jerman serta negara lainnya. Hal itu karena perekonomian negara-tersebut juga pasti terimbas konflik Rusia dengan Ukraina.
Karena itulah, peningkatan kedatangan wisman ke Bali dikatakan Wisnu Arimbawa masih belum signifikan, dalam waktu dekat.
Perluasan VOA menurut Wisnu Arimbawa diyakini akan membantu peningkatan kedatangan wisman. "Sekarang kan baru 60 negara. Ini perlu diperluas sebagaimana sebelum pandemi tahun 2019. Yang tak kalah penting, perbanyak jumlah penerbangan internasional, dari yang sekarang baru 19 penerbangan.
Sebelumnya Ketua DPD Asita Bali Putu Gede Winastra mengharapkan hal serupa. Dikatakan perbanyak penerbangan internasional dan perluasan VOA, untuk mendukung kebijakan pemerintah tentang tidak ada lagi kewajiban harus test PCR atau antigen dan boleh tidak memakai masker di ruang terbuka.
"Dua point itu yang akan mendukung peningkatan kunjungan wisman ke Bali, walau secara bertahap,"ucap Winastra. *k17
Komentar