Peremajaan Kakao untuk Tingkatkan Produksi
NEGARA, NusaBali
Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana menggelar kegiatan Gerakan Budidaya Pemangkasan Kakao Bersama di kawasan Subah Abian Sekar Wangi di Banjar Sekar Kejula, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jumat ( 20/5).
Gerakan ini, dilakukan sebagai peremajaan tanaman kakao dalam upaya meningkatkan produksi kakao berkualitas yang diburu pasar dunia. Kegiatan pemangkasan kakao bersama itu, juga disinergikan dengan upaya Pengembangan Kawasan Kakao Lestari (Si Pekak Lari) sebagai destinasi agrowisata. Kegiatan itu dihadiri langsung Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama.
Kegiatan yang diinisiasi Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana ini, juga bertujuan untuk memberi pengetahuan dalam optimalisasi pengelolaan kakao. Para petani kakao Jembrana yang terlibat dalam kegiatan itu, juga mendapat pendampingan langsung dari 15 orang tim Dokter Kakao yang setiap bulan bekerja mendampingi petani di masing-masing Kecamatan dalam mengaplikasi penataan dan pemeliharaan kebun kakao untuk menjadi daya wisata (agrowisata).
Wabup Ipat mengatakan, melalui gerakan pemangkasan kakao bersama ini, tujuan utamanya adalah menjaga mutu kakao Jembrana yang sudah dikenal baik. Langkah-langkah pemeliharaan ini, sangat penting diajarkan kepada petani di Jembrana sehingga tetap bisa menghasilkan kakao yang berkualitas. "Untuk menghasilkan komoditas kakao yang unggul, tentunya juga harus didukung oleh cara pemeliharaan kakao yang baik. Melalui pendampingan oleh Dokter Kakao ini, agar mampu memberikan pengetahuan perawatannya sehingga memberikan hasil yang jauh lebih baik," ucapnya.
Wabup Ipat menambahkan, ketika hasil sudah meningkat, tentunya akan memberikan semangat bagi para petani. Di sisi lain produksi kakao juga masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor, akan meningkat dan semakin dikenal dunia. "Dengan pendampingan ini, kakao kita akan semakin dikenal. Akan menjadi lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya," ucapnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, Kabupaten Jembrana memiliki komoditas unggulan kakao dan perkembangan kakao sangat masif. Ke depannya, komoditas kakao ini pun sangat berpeluang menjadi sumber pendapatan sebagi pendukung matapencaharian petani. Mengingat kakao Jembrana telah memiliki pangsa pasar yang sangat luar. Baik untuk pasar lokal, regional, hingga ekspor.
Meski unggul secara kualitas, Sutama mengaku, produksi kakao Jembrana masih tergolong rendah. Dengan luas lahan 6.300 hektare yang tersebar di 148 subak, produksi kakao Jembrana mencapai 3.000 ton per tahun. Sedangkan yang memenuhi standar ekspor sudah dalam bentuk biji fermentasi kakao, baru mencapai 75 ton per tahun. "Potensi untuk ekpor sangat terbuka lebar. Kami yakin sekali ketika dikembangkan secara diversifikasi, dengan proses fermentasi, akan memunculkan aroma khas kakao Jembrana yang menjadi incaran para buyer (pembeli)," ujarnya.
Menurut Sutama, diversifikasi atau usaha pengembangan produk akan membantu persiapan produksi maupun pasca panen. Selama ini, telah disiapkan sejumlah bantuan untuk mendorong peningkatan produksi kakao yang berkualitas. Mulai dari bantuan benih, pupuk dan berbagai sarana pendukung lainnya. "Untuk paska panen dan pengolahannya, kita berikan bantuan kotak fermentasi dan solar dryer atau mesin pengering. Jadi biji kering itu bukan hanya biji basah yang dijemur. Tetapi melalui proses fermentasi," ucapnya. *ode
1
Komentar