Pernyataan Wiranata Malah Bikin Panas
Dauh Wijana sebagai pimpinan yang mengantongi SK Menkum dan HAM sebagai Ketua Depidar SOKSI Bali, tidak mau organisasi pecah-belah.
Dauh Wijana Ancam Lantik Kepengurusan SOKSI di Bali
DENPASAR, NusaBali
Muscab SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Bali di Kabupaten Gianyar (versi Ketua Umum Ade Komarudin), Jumat (17/3) di Puri Blahbatuh Kabupaten Gianyar yang memicu memanasnya internal SOKSI, coba diredam sesepuh SOKSI Bali, Anak Agung Ngurah Rai Wiranata. Namun situasi panas antara dua kubu, Ketua Depidar SOKSI Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (versi Ade Komarudin) dengan Ketua Depidar SOKSI Bali versi Made Dauh Wijana (versi Ali Wongso) malah makin meruncing.
Sikap Rai Wiranata justru tidak menuai rasa simpati dari kubu Dauh Wijana. Pernyataan Rai Wiranata dituding bukan sebagai orang tua yang mengayomi kedua kubu. Namun dinilai sebagai ‘kompor’ panas yang menyala dan memanaskan situasi. Apalagi ada sentilan bahwa SOKSI versi Ali Wongso yang ber SK Menkum dan HAM adalah LSM. “Ini sikap saudara Rai Wiranata bukannya sebagai orang tua di SOKSI. Tetapi sebagai kompor. Dia menyebut seolah-olah SOKSI Ali Wongso sebagai LSM. Nggak mencerminkan kader senior dan orang tua,” ujar Dauh Wijana di Denpasar, Sabtu (18/3) siang.
Dauh Wijana mengatakan Rai Wiranata sejatinya sudah memihak salah satu kubu yang sedang memanas. Hal tersebut bertentangan dengan upaya SOKSI Bali di bawah Dauh Wijana untuk cooling down. “Rai Wiranata harusnya lebih ke arah mendinginkan. Yang mabuk siapa yang minum siapa? Ndak ada urusannya dengan orang Jakarta. Ini urusan SOKSI Bali. Bukan orang Jakarta,” kata politisi senior Golkar yang juga Ketua DPD II Golkar Gianyar ini.
Dauh Wijana sendiri mengakui sudah berupaya agar SOKSI Bali tidak kisruh dengan adanya Muscab SOKSI di Gianyar yang dipimpin Gus Adhi. Dirinya sebagai pimpinan yang mengantongi SK Menkum dan HAM sebagai Ketua Depidar SOKSI Bali, tidak mau organisasi pecah-belah. “Namun Gus Adhi tetap gelar Muscab. Saya berusaha mengingatkan Gus Adhi. Tetapi kok di sini, seorang Rai Wiranata malah memanasi situasi. Rai Wiranata malah hadir di acara Muscab itu. Ini bukan perilaku orang tua. Ini orang yang inkonsisten,” tegasnya.
Politisi asal Kecamatan Tegalllang, Kabupaten Gianyar ini menegaskan dalam penyusunan kepengurusan Depidar SOKSI Bali (versi Ali Wongso) yang sengaja pelantikannyaa belum dilaksanakan sembari menunggu penyatuan SOKSI, Rai Wiranata turut hadir. “Rai Wiranata ikut menyusun dan dia sebagai formatur. Penyusunan itu dilaksanakan di rumah saya. Dan kader SOKSI di Bali semua tahu bahwa Rai Wiranata dulu berseberangan dengan SOKSI Ade Komarudin. Sekarang dia hadir di muscab, ya ini namanya tidak konsisten,” kata mantan anggota Komisi III DPRD Bali periode 2009-2014 ini.
Terkait dengan Muscab Gianyar dan situasi SOKSI yang makin panas, Dauh Wijana mengatakan bisa saja akan melantik kepengurusan SOKSI di bawah SK Menkum dan HAM di mana dirinya sebagai Ketua Depidar di Bali, yang secara organisasi di bawah Plt Ketua Umum Ali Wongso. “Kalau situasinya seperti ini saya juga bisa ambil langkah dengan melantik kepengurusan Depidar SOKSI Bali yang sudah punya SK resmi dari Menkum dan HAM,” ujar Dauh Wijana.
Sementara Rai Wiranata secara terpisah dikonfirmasi Sabtu siang kemarin menyebutkan tidak pernah mengatakan SOKSI Ali Wongso sebagai LSM. “Saya katakan kalau organisasi kemasyarakatan (ormas) legalitasnya di Mendagri. Sementara kalau dia organisasi LSM legalitasnya adalah di Menkum dan HAM. Kecuali mendaftarkan lambang oganisasi baru di Menkum dan HAM,” ujar Rai Wiranata.
Terkait dengan kehadiran dirinya di Muscab SOKSI yang digelar di Blahbatuh, Gianyar, Rai Wiranata mengaku hadir karena diundang sebagai sesepuh SOKSI Bali. “Saya hadir dalam undangan itu karena sebagai sesepuh. Saya diundang kok. Dan saya nilai wajar kalau Gus Adhi menggelar Muscab untuk melanjutkan konsolidasi. Dauh Wijana kalau mau jalan silahkan,” tegas politisi asal Puri Kesiman, Denpasar Timur ini.
Rai Wiranata juga membantah kalau dirinya pernah menjadi formatur di SOKSI Ali Wongso. “Saya nggak jadi formatur kok. Saya hadir di rumah Dauh Wijana karena saya sebagai sesepuh SOKSI, dan dalam pertemuan (di rumah Dauh Wijana) saya beritahu supaya jangan grasa-grusu. Orang di Jakarta minum, kita di Bali jangan mabuk. Banyak saksi saat itu ketika saya bicara,” pungkas anggota DPRD Bali periode 2004-2009 ini. * nat
DENPASAR, NusaBali
Muscab SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) Bali di Kabupaten Gianyar (versi Ketua Umum Ade Komarudin), Jumat (17/3) di Puri Blahbatuh Kabupaten Gianyar yang memicu memanasnya internal SOKSI, coba diredam sesepuh SOKSI Bali, Anak Agung Ngurah Rai Wiranata. Namun situasi panas antara dua kubu, Ketua Depidar SOKSI Bali Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (versi Ade Komarudin) dengan Ketua Depidar SOKSI Bali versi Made Dauh Wijana (versi Ali Wongso) malah makin meruncing.
Sikap Rai Wiranata justru tidak menuai rasa simpati dari kubu Dauh Wijana. Pernyataan Rai Wiranata dituding bukan sebagai orang tua yang mengayomi kedua kubu. Namun dinilai sebagai ‘kompor’ panas yang menyala dan memanaskan situasi. Apalagi ada sentilan bahwa SOKSI versi Ali Wongso yang ber SK Menkum dan HAM adalah LSM. “Ini sikap saudara Rai Wiranata bukannya sebagai orang tua di SOKSI. Tetapi sebagai kompor. Dia menyebut seolah-olah SOKSI Ali Wongso sebagai LSM. Nggak mencerminkan kader senior dan orang tua,” ujar Dauh Wijana di Denpasar, Sabtu (18/3) siang.
Dauh Wijana mengatakan Rai Wiranata sejatinya sudah memihak salah satu kubu yang sedang memanas. Hal tersebut bertentangan dengan upaya SOKSI Bali di bawah Dauh Wijana untuk cooling down. “Rai Wiranata harusnya lebih ke arah mendinginkan. Yang mabuk siapa yang minum siapa? Ndak ada urusannya dengan orang Jakarta. Ini urusan SOKSI Bali. Bukan orang Jakarta,” kata politisi senior Golkar yang juga Ketua DPD II Golkar Gianyar ini.
Dauh Wijana sendiri mengakui sudah berupaya agar SOKSI Bali tidak kisruh dengan adanya Muscab SOKSI di Gianyar yang dipimpin Gus Adhi. Dirinya sebagai pimpinan yang mengantongi SK Menkum dan HAM sebagai Ketua Depidar SOKSI Bali, tidak mau organisasi pecah-belah. “Namun Gus Adhi tetap gelar Muscab. Saya berusaha mengingatkan Gus Adhi. Tetapi kok di sini, seorang Rai Wiranata malah memanasi situasi. Rai Wiranata malah hadir di acara Muscab itu. Ini bukan perilaku orang tua. Ini orang yang inkonsisten,” tegasnya.
Politisi asal Kecamatan Tegalllang, Kabupaten Gianyar ini menegaskan dalam penyusunan kepengurusan Depidar SOKSI Bali (versi Ali Wongso) yang sengaja pelantikannyaa belum dilaksanakan sembari menunggu penyatuan SOKSI, Rai Wiranata turut hadir. “Rai Wiranata ikut menyusun dan dia sebagai formatur. Penyusunan itu dilaksanakan di rumah saya. Dan kader SOKSI di Bali semua tahu bahwa Rai Wiranata dulu berseberangan dengan SOKSI Ade Komarudin. Sekarang dia hadir di muscab, ya ini namanya tidak konsisten,” kata mantan anggota Komisi III DPRD Bali periode 2009-2014 ini.
Terkait dengan Muscab Gianyar dan situasi SOKSI yang makin panas, Dauh Wijana mengatakan bisa saja akan melantik kepengurusan SOKSI di bawah SK Menkum dan HAM di mana dirinya sebagai Ketua Depidar di Bali, yang secara organisasi di bawah Plt Ketua Umum Ali Wongso. “Kalau situasinya seperti ini saya juga bisa ambil langkah dengan melantik kepengurusan Depidar SOKSI Bali yang sudah punya SK resmi dari Menkum dan HAM,” ujar Dauh Wijana.
Sementara Rai Wiranata secara terpisah dikonfirmasi Sabtu siang kemarin menyebutkan tidak pernah mengatakan SOKSI Ali Wongso sebagai LSM. “Saya katakan kalau organisasi kemasyarakatan (ormas) legalitasnya di Mendagri. Sementara kalau dia organisasi LSM legalitasnya adalah di Menkum dan HAM. Kecuali mendaftarkan lambang oganisasi baru di Menkum dan HAM,” ujar Rai Wiranata.
Terkait dengan kehadiran dirinya di Muscab SOKSI yang digelar di Blahbatuh, Gianyar, Rai Wiranata mengaku hadir karena diundang sebagai sesepuh SOKSI Bali. “Saya hadir dalam undangan itu karena sebagai sesepuh. Saya diundang kok. Dan saya nilai wajar kalau Gus Adhi menggelar Muscab untuk melanjutkan konsolidasi. Dauh Wijana kalau mau jalan silahkan,” tegas politisi asal Puri Kesiman, Denpasar Timur ini.
Rai Wiranata juga membantah kalau dirinya pernah menjadi formatur di SOKSI Ali Wongso. “Saya nggak jadi formatur kok. Saya hadir di rumah Dauh Wijana karena saya sebagai sesepuh SOKSI, dan dalam pertemuan (di rumah Dauh Wijana) saya beritahu supaya jangan grasa-grusu. Orang di Jakarta minum, kita di Bali jangan mabuk. Banyak saksi saat itu ketika saya bicara,” pungkas anggota DPRD Bali periode 2004-2009 ini. * nat
Komentar