Minyak Tumpah ke Sungai Diklaim Tak Picu Pencemaran
AMLAPURA, NusaBali
Tumpahan sekitar 20.000 liter minyak fatty acid methyl ester (FAME) atau minyak nabati dari sawit sebagai bahan campuran untuk biosolar, dari tangki timbun nomor 20, hingga meluber ke Sungai Gerobog dan tegalan milik masyarakat, diklaim tidak memicu pencemaran.
Hal itu karena minyak yang tumpah bukan hidrokarbon. “Minyak yang tumpah tidak menyebabkan pencemaran, karena itu bukan hidrokarbon. Minyak yang tumpah adalah minyak FAME,” kata General Affairs Pertamina Integrated Terminal Manggis, Karangasem, Dian Hermansyah saat mengkoordinasikan penanganan tumpahan minyak di Banjar Labuhan, Des Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem, Sabtu (21/5).
Disinggung pihak mana yang lalai, dan berapa kerugiannya, Dian menyatakan, “Soal itu, saya tidak punya kewenangan untuk menjawab, kerugian belum dihitung. Kami telah melakukan evaluasi agar kejadian itu tidak terulang kembali.”
Sementara penanganan tumpahan minyak hari terakhir dilakukan pada Sabtu kemarin. Dian menyatakan, minyak tumpah saat melakukan pengisian pada Rabu (18/5) pukul 04.00 Wita. Hal itu disebabkan alat pengukuran meteran di tangki timbun tidak berfungsi, sehingga minyak saat dituang ke tangki timbun berlebihan, hingga meluap.
Petugas langsung melakukan mitigasi sejak Rabu (18/5), dan karena banyaknya minyak yang tumpah, penanganannya dilakukan hingga Sabtu (21/5). Penanganannya dengan cara melakukan pembatasan penyebaran minyak gunakan wellbome dengan memasang sekat atau memblokade minyak di dalam permukaan air, agar tidak menyebar ke laut. Sebab, Sungai Gerobog itu bermuara ke laut. Di samping itu melakukan penyedotan minyak dengan menggunakan vakum truk.
Penanganan terakhir dengan di Sungai Gerobog, dengan menyemprotkan obat dispersant, agar bisa memisahkan antara minyak dengan air, sehingga memudahkan pengambilan minyak. Selanjutnya, minyak yang mengambang diserap gunakan spon, lalu spon yang telah berisi minyak diperas kemudian dituangkan ke dalam seratusan jerigen.
Puluhan petugas Pertamina yang terlibat dalam penanganan harus terjun ke Sungai Gerobog, sambil berendam mengambil tumpahan minyak yang masih mengambang.
Dian mengatakan, minyak awalnya tumpah di areal Pertamina Integrated Terminal Manggis, sedangkan antara Pertamina dengan Sungai Gerobog dibatasi tembok setinggi sekitar 6 meter. Kemudian minyak yang meluber di areal Pertamina meresap ke dalam tanah hingga menembus tembok, kemudian mengambang di permukaan air Sungai Gerobog, terus menjalar ke tegalan milik masyarakat.
Diakui, penyebab ribuan liter minyak tumpah dari tangki timbun nomor 20, karena alat ukur rusak. Tetapi alat ukur milik Pertamina diklaim secara berkala dilakukan tera ulang dan rutin dilakukan pengawasan.
Pertamina Manggis terdiri dari 22 tangki, dengan rincian, 5 tangki solar per tangki kapasitas 11.500 kiloliter, 3 tangki avtur per tangki kapasitas 10.000 kiloliter, 3 tangki kerosen per tangki kapasitas 10.000 kiloliter, 3 tangki pertalite (masing-masing 11.500 kiloliter), 2 tangki elpiji (masing-masing 500 kiloliter), satu tangki air tawar (500 kiloliter), 2 tangki ballast (masing-masing 2.000 kiloliter), satu tangki MDF (marine fuel oil) kapasitas 2.000 kiloliter, dan 2 tangki MDF (medium density fibreboard) per tangki isinya 2.000 kiloliter. *k16
Komentar