Halal Bihalal Ridwan Kamil Berbuntut Panjang, Relawan Kecewa Berat
BANDUNG, NusaBali.com – Halal bihalal yang dilakukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama para relawan pendukungnya tidak berjalan mulus. Pasalnya, gubernur yang masuk bursa calon presiden (capres) 2024 ini dinilai ‘salah omong’ oleh para pendukung yang lainnya.
Seperti diketahui pada halal bihalal yang dilangsungkan di Bandung pada Senin (16/5/2022) lalu, Ridwan Kamil menyampaikan ada tiga tipe golongan kelompok pendukungnya. Pertama, yang mendukung dan tidak berharap apa-apa, tapi hanya berharap soal perubahan peradaban.
Kedua, pendukung yang menghadapkan sesuatu. Dan yang terakhir, kelompok yang memberikan dukungan dengan syarat yang mereka tentukan. Dari ketiga kelompok tersebut, RK menganggap kelompok terakhir adalah kelompok yang merepotkan dirinya. Pasalnya, kelompok terakhir ini dinilai sebagai pendukung yang tidak pernah puas ketika sudah difasilitasi dan diberi kesempatan.
Kontan pernyataan gubernur yang juga akrab disapa Kang Emil ini menuai protes. Bukan hanya soal pembagian golongan pendukung, melainkan tidak terakomodasinya elemen pendukung dalam kegiatan halal bihalal.
“Kegiatan acara halal bihalal tersebut juga hanya mengundang segelintir orang. Tebang pilih dan tidak memperhatikan psikologis relawan yang ada di daerah sehingga memunculkan perpecahan di antara relawan,” kata Yogi Wiwaha, Relawan RK dari Kabupaten Sukabumi.
Yogi pun menilai RK tidak sadar, lupa atau bahkan melupakan jerih payah relawan yang sedikit banyak sudah memposisikannya dalam jabatan saat ini. “Kalau dikategorikan, RK ini pemimpin yang kurang berterima kasih atau bersyukur atas relawan yang telah berjuang untuk dirinya,” tegas Yogi.
Kekecewaan serupa juga dilontarkan oleh Ruslan Efendi. Relawan RK dari Kabupaten Bogor ini meyotot ke substansi pencapresan Ridwan Kamil. "Jika melihat Nasdem Jawa Barat tidak merekomendasikan beliau dalam bursa Pilpres yang akan datang, berarti menjadi tanda bahwa dalam dirinya ada masalah,” sergah Ruslan.
Ia pun menilai RK bukan hanya ‘bermasalah’ dengan para relawan, melainkan dengan partai pengusungnya juga. “Namun RK tidak sadar, dan cenderung membela diri dan menyalahkan relawannya dengan menyampaikan karakteristik relawan,” tandas Ruslan berapi-api.
Sebelumnya, Amin Nurdin yang juga Pokja Relawan RK mengkritisi statemen RK pada acara halal bihalal tersebut. Menurutnya, statemen RK pada acara tersebut tidak tepat jika disampaikan oleh public figure.
“Peryataan RK secara psikologis menunjukkan kepanikan, kagalauan dan kualitas RK dalam merespons dinamika yang terjadi. Jika mengurusi relawan saja panik dan galau, apalagi mau ngurus negara,” sorot Amin Nurdin.
Meski dirinya tak diundang dalam acara tersebut, Amin menilai pembahasan pada momen tersebut dirasa kurang tepat. "Momentum halal bihalal dan bertemu relawan yang hanya setahun sekali itu seyogianya dibuat untuk ajang silaturahmi, melepas rindu, bertukar gagasan dalam menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur. Ini malah dibuat blunder manakala RK menyampaikan tipologi jenis atau karakteristik relawan versinya sendiri," kata Amin.
Disebutkan oleh Amin Nurdin, semua akan baik baik saja sedandainya RK dapat membangun komunikasi yang baik dan lebih bijak menyikapi yang terjadi. “Yang lebih penting dan lebih baik di sisa masa jabatannya RK fokus saja menunaikan janji dan program kampanye dulu, karena masih banyak permasalahan Jawa Barat yang belum terselesaikan. Daripada memenuhi hasrat politik nya krasak krusuk kepada pimpinan partai politik mencari dukungan,” tutup Amin.
1
Komentar