Jelang Ngaben Massal, Desa Adat Padangbai Gelar Dharma Wacana
AMLAPURA, NusaBali
Desa Adat Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem menggelar dharma wacana serangkaian upacara ngaben, ngeroras massal, dan Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dang Kahyangan Penataran Agung.
Ida Pedanda Gede Karang Kertha Dyana bersama Ida Pedanda Istri Jelantik Putri Sogata dari Geria Yehmalong, Banjar Buayang, Desa Culik, Kecamatan Abang, Karangasem diundang menjadi narasumber dharma wacana. Dharma wacana dilaksanakan di Bale Masyarakat Desa Adat Padangbai, Wraspati Pahing Julungwangi, Kamis (26/5).
Bendesa Adat Padangbai, I Komang Nuriada, mengungkapkan dharma wacana dihadiri Ketua Pakis (Paiketan Krama Istri) Desa Adat Padangbai Ayu Komang Yustina Hermyasni, Ketua Serati Banten Ni Wayan Reni, pamangku, tokoh masyarakat, dan krama adat. Ida Pedanda Gede Karang Kertha Dyana mengingatkan, sesuai Dewa Tatwa, tingkatan upacara ada tiga yakni nista, madya, dan utama. Ketiganya tetap bisa dilaksanakan, tidak ada perbedaan, yang membedakan hanya kemampuan, dan rasa yang dirasakan krama. “Mayadnya pakai rasa, pelaksanaannya sesuai sastra. Sedangkan yasa kerthi dibagi tiga yakni tata krama, dana punia, dan upakara lan upacara,” jelas Ida Pedanda Gede Karang.
Semua pelaksanaan upacara dilandasi semangat Tri Kaya Parisudha. “Upacara diawali dengan ngaben, lanjut ngeroras, terakhir ngalinggihang, dengan harapan pretisentana mendapatkan sinar dari Ida Bhatara Hyang Kompyang karena telah malinggih,” jelas Ida Pedanda Karang. Ida Pedanda Karang mengapresiasi Desa Adat Padangbai menggelar ngaben massal. “Jangan sampai telah meninggal 5 tahun hingga 10 tahun belum diaben, itu menyebabkan pekarangan rumah jadi panas,” pesannya.
Desa Adat Padangbai merencanakan ngaben massal dengan mengarak bade ke tengah laut pada Sukra Umanis Merakih, Jumat (29/7). Ngaben massal mengupacarai 113 sawa. Ngeroras massal mengupacarai 129 pitra pada Buda Pon Medangkungan, Rabu (10/8), dan Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Dang Kahyangan Penataran Agung pada Buda Wage Klawu, Rabu (5/10). “Ini pertama kali Desa Adat Padangbai menggelar ngaben massal dengan merangkul seluruh golongan masyarakat tidak mengenal soroh, semuanya bersatu,” jelas Komang Nuriada didampingi Ketua Panitia I Ketut Widana.
Krama Desa Adat Padangbai yang memiliki sawa dikenakan biaya Rp 4 juta. Biaya itu termasuk upacara ngeroras hingga ngalinggihang. Kekurangan dari biaya itu disubsidi Desa Adat Padangbai. Ketua Panitia I Ketut Widana mengatakan, persiapan ngaben dan ngeroras massal dimulai sejak Redite Umanis Warigadean, Minggu (15/5) dengan menggelar upacara matur piuning di pura dadia se-Desa Adat Padangbai. Selanjutnya membangun bangunan tempat upacara. “Upacara ngaben di Terminal Pura Silayukti dan ngeroras di Bale Masyarakat Desa Adat Padangbai,” kata Ketut Widana. *k16
1
Komentar