Delegasi GPDRR Mulai Tinggalkan Bali
TNI AL Siagakan Tiga Kapal Perang
MANGUPURA, NusaBali
Para delegasi yang hadir langsung konferensi Global Platform For Disaster Risk Reduction (GPDRR) mulai meninggalkan Bali, Kamis (27/8).
Para delegasi yang meninggalkan Bali itu melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung. Sebagian pergi melalui Terminal Keberangkatan Internasional dan sebagian lainnya melalui Terminal Keberangkatan Domestik.
AKP Ch Rachmadan selaku Perwira Pengendali (Padal) Pam Bandara, di Terminal Domestik mengatakan beberapa delegasi hari ini sudah ada yang meninggalkan Bali. “Dalam catatan kami hari ini (Kamis) ada beberapa orang HOD/Head Of Delegation yang berangkat di siapkan melalui Loading Dock terminal international dan terminal keberangkatan domestik,”ungkap AKP Rachmadan.
Keberangkatan melalui Loading Dock tercatat sebanyak 4 orang sedangkan melalui Terminal Keberangkatan Domestik sebanyak 2 orang. “Data ini bersifat fleksibel dan sewaktu-waktu bisa saja terjadi perubahan termasuk keberangkatan delegasi lainnya melalui keberangkatan normal,”jelas AKP Ramadan yang juga menjabat sebagai Kasat Intelkam Polres Bandara.
Ia juga menambahkan, untuk pengamanan keberangkatan delegasi ini dilaksanakan oleh Satgas 2 Pam Bandara dan Sub Satgas Shuttel Bus yang ditempatkan di Loading Dock, terminal keberangkatan domestik dan terminal international.
Penyelenggaraan GPDRR di Bali yang dipusatkan di Nusa Dua, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung sejak 23 Mei sampai 27 Mei 2022 mendapat pengamanan ketat. Pengamanan dilakukan tidak hanya dilakukan di darat, tetapi juga di laut.
Untuk menjamin keamanan konferensi tersebut TNI AL dalam hal ini Koarmada II mengerahkan tiga kapal perang, yakni yakni KRI Sultan Hasanuddin 366, KRI Kris 624, dan KRI Surbaya 591. Selain itu juga ada satu helikopter yang di BKO untuk kontijensi bila terjadi situasi kedaruratan.
Tiga kapal perang tersebut beroperasi di perairan selatan Bali selama GPDRR. Selama operasi berlangsung, nelayan di minta untuk tidak melakukan aktivitas di area operasi. Para nelayan hanya boleh beraktivitas di luar area operasi berlangsung. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap hal-hal yang dapat mengganggu jalannya konferensi yang dihadiri 4.000 delegasi dari berbagai negara di dunia.
Panglima Komando Armada II (Pangkoarmada II) Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto disela kegiatan pemberian arahan kepada prajuritnya di Pelabuhan Timur Benoa, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Rabu 25 Mei mengatakan dalam operasi ini menerjunkan sekitar 550 prajurit. Ratusan prajurit itu baik yang diturunkan di kapal perang, di helikopter, dan juga prajurit Lanal Denpasar.
"Dengan dua filter (di laut dan pelabuhan) ini maka diharapkan tidak ada gangguan apapun yang bisa menggagalkan pelaksanaan GPDRR. Pengamanan di laut untuk melaksanakan penyekatan, khususnya di perairan selatan Bali sebagai titik digelarnya GPDRR," ungkap Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto kepada wartawan yang kemarin juga didampingi oleh para komandan kapal perang yang dilibatkan. *pol
AKP Ch Rachmadan selaku Perwira Pengendali (Padal) Pam Bandara, di Terminal Domestik mengatakan beberapa delegasi hari ini sudah ada yang meninggalkan Bali. “Dalam catatan kami hari ini (Kamis) ada beberapa orang HOD/Head Of Delegation yang berangkat di siapkan melalui Loading Dock terminal international dan terminal keberangkatan domestik,”ungkap AKP Rachmadan.
Keberangkatan melalui Loading Dock tercatat sebanyak 4 orang sedangkan melalui Terminal Keberangkatan Domestik sebanyak 2 orang. “Data ini bersifat fleksibel dan sewaktu-waktu bisa saja terjadi perubahan termasuk keberangkatan delegasi lainnya melalui keberangkatan normal,”jelas AKP Ramadan yang juga menjabat sebagai Kasat Intelkam Polres Bandara.
Ia juga menambahkan, untuk pengamanan keberangkatan delegasi ini dilaksanakan oleh Satgas 2 Pam Bandara dan Sub Satgas Shuttel Bus yang ditempatkan di Loading Dock, terminal keberangkatan domestik dan terminal international.
Penyelenggaraan GPDRR di Bali yang dipusatkan di Nusa Dua, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung sejak 23 Mei sampai 27 Mei 2022 mendapat pengamanan ketat. Pengamanan dilakukan tidak hanya dilakukan di darat, tetapi juga di laut.
Untuk menjamin keamanan konferensi tersebut TNI AL dalam hal ini Koarmada II mengerahkan tiga kapal perang, yakni yakni KRI Sultan Hasanuddin 366, KRI Kris 624, dan KRI Surbaya 591. Selain itu juga ada satu helikopter yang di BKO untuk kontijensi bila terjadi situasi kedaruratan.
Tiga kapal perang tersebut beroperasi di perairan selatan Bali selama GPDRR. Selama operasi berlangsung, nelayan di minta untuk tidak melakukan aktivitas di area operasi. Para nelayan hanya boleh beraktivitas di luar area operasi berlangsung. Hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap hal-hal yang dapat mengganggu jalannya konferensi yang dihadiri 4.000 delegasi dari berbagai negara di dunia.
Panglima Komando Armada II (Pangkoarmada II) Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto disela kegiatan pemberian arahan kepada prajuritnya di Pelabuhan Timur Benoa, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Rabu 25 Mei mengatakan dalam operasi ini menerjunkan sekitar 550 prajurit. Ratusan prajurit itu baik yang diturunkan di kapal perang, di helikopter, dan juga prajurit Lanal Denpasar.
"Dengan dua filter (di laut dan pelabuhan) ini maka diharapkan tidak ada gangguan apapun yang bisa menggagalkan pelaksanaan GPDRR. Pengamanan di laut untuk melaksanakan penyekatan, khususnya di perairan selatan Bali sebagai titik digelarnya GPDRR," ungkap Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto kepada wartawan yang kemarin juga didampingi oleh para komandan kapal perang yang dilibatkan. *pol
1
Komentar