KONI Bali Pangkas 12 Nomor, 'Panjat Tebing' Kecewa Berat
Pemangkasan jumlah nomor yang dipertandingkan secara drastis itu, dinilai sebagai proses kemunduran pembinaan dan prestasi.
DENPASAR, NusaBali
Jajaran pengurus Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Bali mengaku kecewa berat buntut pemangkasan nomor panjat tebing pada Porprov Bali XIII di Gianyar September. Bahkan pemangkasan yang dilakukan KONI Bali itu tak tanggung tanggung sampai 12 nomor.
"Pada Porprov Bali XII di Buleleng 2015, nomor yang dipertandingkan 30 nomor, sementara di Porprov Gianyar tinggal 18 nomor saja. Itu sangat membuat kami kecewa," ucap Ketua Harian FPTI Bali I Made Langgeng, didampingi Sekum Suhardi Eka Prasetya, Senin (20/3).
Made Langgeng menilai, penciutan jumlah nomor yang dipertandingkan secara drastis itu, dinilai sebagai proses kemunduran pembinaan dan prestasi. Meskipun, dalihnya mengacu pada PON Jawa Barat (Jabar) 2016, yang memang hanya mempertandingkan 17 nomor.
Menurut Langgeng, pihaknya sudah menghadap ke KONI Bali dan bertemu Binpres KONI Bali Nyoman Yamadhiputra. Namun nomor yang dipertandingkan tersebut tetap menjadi harga mati tidak akan dirubah. Kalau mengacu pada PON lantas nanti tiba-tiba di PON XX di Papua 2020 nomor itu ditambah bagaimana, semisal di PON Jabar dipertandingkan 17 nomor lalu di PON Papua ditambah menjadi 33 nomor misalnya.
“Apakah acuan PON itu tidak salah, lantas bagaimana dengan nomor yang dipangkas itu tiba-tiba dipertandingkan di PON Papua," beber Langgeng. Sementara itu Suhardi juga mempertanyakan jika hanya 18 nomor yang dipertandingkan, lantas nomor yang tidak dipertandingkan di Porprov Bali di Gianyar dan tidak dipertandingkan di PON Jabar lantas atletnya tidak di bina.
Meski tidak dipangkas nomornya seperti dipertandingkan di Porprov Buleleng lalu yakni 27 nomor, hari penyelenggaraannya juga sama, anggarannya juga sama dan jumlah wasitnya juga sama kok. Lantas buat apa dipangkas.
"Hal ini sangat kami kecewakan dan kami sesalkan. Pastinya panjat tebing daerah lainnya di Bali juga sama seperti yang kami rasakan," keluh Suhardi. *dek
Jajaran pengurus Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Bali mengaku kecewa berat buntut pemangkasan nomor panjat tebing pada Porprov Bali XIII di Gianyar September. Bahkan pemangkasan yang dilakukan KONI Bali itu tak tanggung tanggung sampai 12 nomor.
"Pada Porprov Bali XII di Buleleng 2015, nomor yang dipertandingkan 30 nomor, sementara di Porprov Gianyar tinggal 18 nomor saja. Itu sangat membuat kami kecewa," ucap Ketua Harian FPTI Bali I Made Langgeng, didampingi Sekum Suhardi Eka Prasetya, Senin (20/3).
Made Langgeng menilai, penciutan jumlah nomor yang dipertandingkan secara drastis itu, dinilai sebagai proses kemunduran pembinaan dan prestasi. Meskipun, dalihnya mengacu pada PON Jawa Barat (Jabar) 2016, yang memang hanya mempertandingkan 17 nomor.
Menurut Langgeng, pihaknya sudah menghadap ke KONI Bali dan bertemu Binpres KONI Bali Nyoman Yamadhiputra. Namun nomor yang dipertandingkan tersebut tetap menjadi harga mati tidak akan dirubah. Kalau mengacu pada PON lantas nanti tiba-tiba di PON XX di Papua 2020 nomor itu ditambah bagaimana, semisal di PON Jabar dipertandingkan 17 nomor lalu di PON Papua ditambah menjadi 33 nomor misalnya.
“Apakah acuan PON itu tidak salah, lantas bagaimana dengan nomor yang dipangkas itu tiba-tiba dipertandingkan di PON Papua," beber Langgeng. Sementara itu Suhardi juga mempertanyakan jika hanya 18 nomor yang dipertandingkan, lantas nomor yang tidak dipertandingkan di Porprov Bali di Gianyar dan tidak dipertandingkan di PON Jabar lantas atletnya tidak di bina.
Meski tidak dipangkas nomornya seperti dipertandingkan di Porprov Buleleng lalu yakni 27 nomor, hari penyelenggaraannya juga sama, anggarannya juga sama dan jumlah wasitnya juga sama kok. Lantas buat apa dipangkas.
"Hal ini sangat kami kecewakan dan kami sesalkan. Pastinya panjat tebing daerah lainnya di Bali juga sama seperti yang kami rasakan," keluh Suhardi. *dek
Komentar