Tangani Abrasi Buleleng Perlu Rp 14 Miliar
SINGARAJA, NusaBali
Sepanjang satu kilometer pesisir Buleleng dilaporkan mengalami abrasi.
Namun penanggulangan abrasi ini, belum bisa dilaksanakan pada tahun ini. “Abrasi ini sudah kami usulkan tahun lalu juga ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, tetapi tampaknya tahun ini belum bisa dieksekusi. Usulan pemasangan batu armor sepanjang 1 kilometer itu perlu anggaran sekitar Rp 14 miliar,” ucap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra, Jumat (27/5).
Buleleng dengan garis pantai terpanjang di Bali yakni 157 kilometer, memiliki peluang sangat tinggi terdampak abrasi. Seperti di Pantai Lovina wilayah Desa Kalibukbuk, pantau Kayubuntil di Kelurahan Kampung Anyar, Kecamatan Buleleng, wilayah Desa/Kecamatan Gerokgak, pantai Desa Bungkulan, Giri Emas di Kecamatan Sawan, pantai Desa Bukti, Desa/Kecamatan Kubutambahan.
Menurut Adiptha abrasi di Buleleng juga hampir terjadi setiap tahun. Terutama pada saat puncak musim penghujan sekitar bulan Januari hingga Maret. Terkikisnya daratan akibat air laut ini pun dinilainya sangat penting mendapat penanganan cepat sehingga tidak mengancam kondisi pemukiman warga pesisir yang bermata pencaharian sebagai nelayan.
Selain itu abrasi juga mengancam sejumlah hotel di kawasan pesisir Buleleng. Bahkan sejumlah hotel yang tidak mematuhi aturan sempadan pantai, sudah terdampak lebih dulu. Mereka sejauh ini melakukan penanganan dan langkah antisipasi secara pribadi. “Beberapa hotel tidak mentaati sempadan pantai sehingga dampaknya ya mereka kena juga,” imbuh dia.
Dinas PUTR Buleleng sudah melakukan pembinaan terhadap hotel yang melakukan pelanggaran sempadan pantai melalui bidang pengendalian tata ruangnya. Timnya melakukan pengawasan langsung maupun dari izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). *k23
1
Komentar