Lansia di Bali Masih Banyak Tantangan
DENPASAR, NusaBali
Kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) makin hari diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah, seiring pertumbuhan jumlah penduduk.
Namun menjadi lansia saat ini punya tantangan tersendiri. Psikiater yang juga pengurus Yayasan Wredha Sejahtera (YWS) Bali yang memiliki kepedulian dengan kesejahteraan kelompok lansia di Bali,
Dr dr Cokorda Bagus Jaya Lesmana SpKJ, mengatakan perkiraan jumlah warga lanjut usia di Bali sudah mencapai 11,3 persen dari jumlah penduduk. Dikatakannya, pada saat ini kelompok lansia masih harus menghadapi sejumlah tantangan yang harus ikut disikapi banyak pihak.
“Tantangan lanjut usia saat ini adalah anak-anak yang sudah mulai bergeser ke budaya barat, kurang memperhatikan para lanjut usia. Beban ekonomi juga mulai menjadi tantangan para lanjut usia dengan bertambah panjangnya usia harapan hidup, terutama bila sakit,” kata dr Jaya Lesmana, Jumat (27/5).
Menurut dr Lesmana, jika pun biaya terkadang ada, namun yang mengantar tidak ada karena jumlah anak yang sedikit dan banyak yang bekerja ke luar daerah.
Tantangan lain lansia adalah masih belum ramahnya fasilitas publik terhadap para lansia. Dia pun mendorong pemerintah daerah di Bali untuk segera mewujudkan Graha Wreda Sejahtera Bali sebagai tempat berkumpul dan beraktivitas lanjut usia ke lintas generasi.
Saat ini, kata dr Lesmana, lansia juga telah menjadi target tindak kriminal, mulai dari penipuan hingga pembunuhan. Selain itu masyarakat juga banyak yang belum paham dengan penyakit demensia yang mulai banyak dialami para lansia, sehingga banyak lansia yang hilang dan kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
“Harapan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan fasilitas dan layanan yang ramah lanjut usia, sehingga para lanjut usia merasa nyaman untuk keluar rumah dan beraktivitas,” imbuh akademisi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Dia pun mengajak masyarakat Bali untuk tetap menjaga budaya Bali yang menghormati lansia dengan tetap menjaga mereka di rumah dan tidak mengirim mereka ke panti jompo. “Jangan biarkan mereka meninggal dalam kesendirian,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Denpasar, I Ketut Gita menyampaikan kesejahteraan para lansia di Kota Denpasar menjadi salah satu perhatian Diskes Denpasar.
Puskesmas, ujarnya, memiliki program Posyandu Lansia. Para lansia dijadwalkan mendapat pelayanan kesehatan secara rutin. Di dalamnya juga termasuk mengikuti kegiatan seperti senam lansia. Pelaksanaanya pun dilakukan pada masing-masing dusun/lingkungan di setiap desa/kelurahan.
Namun, diakui, selama pandemi Covid-19, posyandu lansia tidak bisa berjalan maksimal. Untuk mengingatkan masyarakat Indonesia terkait kesejahteraan lansia, setiap 29 Mei diperingati sebagai Hari Lanjut Usia Nasional. Adapun tema Hari Lanjut Usia Nasional 2022 adalah Lansia Sehat, Indonesia Kuat. *cr78
Dr dr Cokorda Bagus Jaya Lesmana SpKJ, mengatakan perkiraan jumlah warga lanjut usia di Bali sudah mencapai 11,3 persen dari jumlah penduduk. Dikatakannya, pada saat ini kelompok lansia masih harus menghadapi sejumlah tantangan yang harus ikut disikapi banyak pihak.
“Tantangan lanjut usia saat ini adalah anak-anak yang sudah mulai bergeser ke budaya barat, kurang memperhatikan para lanjut usia. Beban ekonomi juga mulai menjadi tantangan para lanjut usia dengan bertambah panjangnya usia harapan hidup, terutama bila sakit,” kata dr Jaya Lesmana, Jumat (27/5).
Menurut dr Lesmana, jika pun biaya terkadang ada, namun yang mengantar tidak ada karena jumlah anak yang sedikit dan banyak yang bekerja ke luar daerah.
Tantangan lain lansia adalah masih belum ramahnya fasilitas publik terhadap para lansia. Dia pun mendorong pemerintah daerah di Bali untuk segera mewujudkan Graha Wreda Sejahtera Bali sebagai tempat berkumpul dan beraktivitas lanjut usia ke lintas generasi.
Saat ini, kata dr Lesmana, lansia juga telah menjadi target tindak kriminal, mulai dari penipuan hingga pembunuhan. Selain itu masyarakat juga banyak yang belum paham dengan penyakit demensia yang mulai banyak dialami para lansia, sehingga banyak lansia yang hilang dan kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
“Harapan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan fasilitas dan layanan yang ramah lanjut usia, sehingga para lanjut usia merasa nyaman untuk keluar rumah dan beraktivitas,” imbuh akademisi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Dia pun mengajak masyarakat Bali untuk tetap menjaga budaya Bali yang menghormati lansia dengan tetap menjaga mereka di rumah dan tidak mengirim mereka ke panti jompo. “Jangan biarkan mereka meninggal dalam kesendirian,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Denpasar, I Ketut Gita menyampaikan kesejahteraan para lansia di Kota Denpasar menjadi salah satu perhatian Diskes Denpasar.
Puskesmas, ujarnya, memiliki program Posyandu Lansia. Para lansia dijadwalkan mendapat pelayanan kesehatan secara rutin. Di dalamnya juga termasuk mengikuti kegiatan seperti senam lansia. Pelaksanaanya pun dilakukan pada masing-masing dusun/lingkungan di setiap desa/kelurahan.
Namun, diakui, selama pandemi Covid-19, posyandu lansia tidak bisa berjalan maksimal. Untuk mengingatkan masyarakat Indonesia terkait kesejahteraan lansia, setiap 29 Mei diperingati sebagai Hari Lanjut Usia Nasional. Adapun tema Hari Lanjut Usia Nasional 2022 adalah Lansia Sehat, Indonesia Kuat. *cr78
Komentar