BBMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob
Masyarakat di 26 Kawasan Pesisir Diminta Waspada
Potensi banjir Rob di sejumlah pesisir ini disebabkan adanya fase bulan baru, sehingga berdampak pada pasang surut air laut.
MANGUPURA, NusaBali
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengeluarkan peringatan dini potensi terjadinya banjir rob di sejumlah pesisir yang ada di Pulau Dewata. Tercatat ada 26 pesisir yang berpotensi terdampak rob. Paling banyak berada wilayah Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wirajaya, mengatakan peringatan dini potensi banjir Rob yang terjadi di sejumlah pesisir di Pulau Dewata berdasarkan pengamatan yang dilakukan. Dari data pantauan water level dan prediksi pasang surut, diperkirakan potensi banjir rob terjadi hingga 7 Juni mendatang.
“Potensi banjir Rob di sejumlah pesisir ini disebabkan adanya fase bulan baru, sehingga berdampak pada pasang surut air laut,” jelas Wirajaya, Senin (30/5).
Gede Wirajaya menjelaskan, wilayah pesisir yang diperkirakan terdampak banjir rob ini terjadi di 26 pesisir, yakni Pantai Pulukan, Pantai Pekutatan, Pantai Balian, Pantai Soka, Pantai Pasut, Pantai Kelanting, Pantai Yeh Gangga, Pantai Kedungu, Pantai Tanah Lot, Pantai Batu Bolong, Pantai Seminyak, Pantai Kuta, Pantai Jerman, Pantai Nusa Penida, Pantai Balangan, Pantai Padang-padang, Pantai Nugalan, Pantai Pandawa, Pantai Nusa Dua, Pantai Serangan, Pantai Sanur, Pantai Sindu, Pantai Saba, Pantai Masceti, Pantai Lebih, dan Pantai Kusamba. “Dari total 26 pantai itu, terbanyak itu di wilayah Kuta dan Kuta Selatan,” katanya.
Meski banjir rob berpotensi terjadi di 26 pesisir pantai, Gede Wirajaya menegaskan kalau perkiraan waktu tidak bisa diprediksi pasti. Begitu juga ketinggian dengan lama banjir terjadi. Walau begitu pihaknya tetap mengimbau masyarakat waspada, terutama yang tinggal dan beraktivitas di kawasan pesisir.
“Ini memang perkiraan yang terdampak sesuai analisa kita. Namun, kalau pun itu tidak terjadi, kita sangat syukuri. Tapi, kalau benar-benar terjadi, masyarakat sudah antisipasi,” kata Gede Wirajaya.
Untuk diketahui, sebelum dikeluarkan peringatan banjir rob, gelombang tinggi sempat menerjang objek wisata Pantai Melasti, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung Selasa (24/5). Akibatnya sejumlah kursi dan payung milik pedagang yang sedang berada dibibir pantai tersapu ombak. Untungnya, barang-barang milik pedagang itu berhasil diselamatkan.
Asisten Manager Pengelola Obyek Wisata Pantai Melasti I Made Wijana, mengatakan gelombang tinggi yang menerjang Pantai Melasti Senin siang terjadi saat tidak banyak pengunjung. Walaupun gelombang tergolong tinggi, lanjutnya, tidak sampai ke pesisir. “Tadi memang cukup tinggi gelombang. Tapi belum sampai ke pesisir. Belum menyentuh seluruh pantai,” kata Wijana.
Menurut Wijana, adanya video viral penyedia jasa yang sempat terkena sapuan ombak, disebabkan pemasangan lounge chair terlalu dekat dengan air laut. “Kalau ada penyedia jasa yang terseret semua barang-barangnya, hal itu karena tidak mengindahkan imbauan dan memasang terlalu dekat dengan air laut,” kata Wijana.
Untungnya, sambung Wijana, saat gelombang naik, sejumlah pedagang dan life guard menyelamatkan barang-barang yang tersapu gelombang tinggi, seperti kursi dan payung. “Saat kondisi gelombang tinggi, sudah ada tim dari life guard yang siaga,” tegasnya.
Ke depan, dia berharap para pedagang dan penyedia jasa mematuhi area dan batasan yang tepat untuk menyediakan jasa. Selain untuk keselamatan barang-barang, tentu hal itu juga untuk keselamatan pengunjung atau wisatawan yang menggunakan jasa mereka. *dar
Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wirajaya, mengatakan peringatan dini potensi banjir Rob yang terjadi di sejumlah pesisir di Pulau Dewata berdasarkan pengamatan yang dilakukan. Dari data pantauan water level dan prediksi pasang surut, diperkirakan potensi banjir rob terjadi hingga 7 Juni mendatang.
“Potensi banjir Rob di sejumlah pesisir ini disebabkan adanya fase bulan baru, sehingga berdampak pada pasang surut air laut,” jelas Wirajaya, Senin (30/5).
Gede Wirajaya menjelaskan, wilayah pesisir yang diperkirakan terdampak banjir rob ini terjadi di 26 pesisir, yakni Pantai Pulukan, Pantai Pekutatan, Pantai Balian, Pantai Soka, Pantai Pasut, Pantai Kelanting, Pantai Yeh Gangga, Pantai Kedungu, Pantai Tanah Lot, Pantai Batu Bolong, Pantai Seminyak, Pantai Kuta, Pantai Jerman, Pantai Nusa Penida, Pantai Balangan, Pantai Padang-padang, Pantai Nugalan, Pantai Pandawa, Pantai Nusa Dua, Pantai Serangan, Pantai Sanur, Pantai Sindu, Pantai Saba, Pantai Masceti, Pantai Lebih, dan Pantai Kusamba. “Dari total 26 pantai itu, terbanyak itu di wilayah Kuta dan Kuta Selatan,” katanya.
Meski banjir rob berpotensi terjadi di 26 pesisir pantai, Gede Wirajaya menegaskan kalau perkiraan waktu tidak bisa diprediksi pasti. Begitu juga ketinggian dengan lama banjir terjadi. Walau begitu pihaknya tetap mengimbau masyarakat waspada, terutama yang tinggal dan beraktivitas di kawasan pesisir.
“Ini memang perkiraan yang terdampak sesuai analisa kita. Namun, kalau pun itu tidak terjadi, kita sangat syukuri. Tapi, kalau benar-benar terjadi, masyarakat sudah antisipasi,” kata Gede Wirajaya.
Untuk diketahui, sebelum dikeluarkan peringatan banjir rob, gelombang tinggi sempat menerjang objek wisata Pantai Melasti, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung Selasa (24/5). Akibatnya sejumlah kursi dan payung milik pedagang yang sedang berada dibibir pantai tersapu ombak. Untungnya, barang-barang milik pedagang itu berhasil diselamatkan.
Asisten Manager Pengelola Obyek Wisata Pantai Melasti I Made Wijana, mengatakan gelombang tinggi yang menerjang Pantai Melasti Senin siang terjadi saat tidak banyak pengunjung. Walaupun gelombang tergolong tinggi, lanjutnya, tidak sampai ke pesisir. “Tadi memang cukup tinggi gelombang. Tapi belum sampai ke pesisir. Belum menyentuh seluruh pantai,” kata Wijana.
Menurut Wijana, adanya video viral penyedia jasa yang sempat terkena sapuan ombak, disebabkan pemasangan lounge chair terlalu dekat dengan air laut. “Kalau ada penyedia jasa yang terseret semua barang-barangnya, hal itu karena tidak mengindahkan imbauan dan memasang terlalu dekat dengan air laut,” kata Wijana.
Untungnya, sambung Wijana, saat gelombang naik, sejumlah pedagang dan life guard menyelamatkan barang-barang yang tersapu gelombang tinggi, seperti kursi dan payung. “Saat kondisi gelombang tinggi, sudah ada tim dari life guard yang siaga,” tegasnya.
Ke depan, dia berharap para pedagang dan penyedia jasa mematuhi area dan batasan yang tepat untuk menyediakan jasa. Selain untuk keselamatan barang-barang, tentu hal itu juga untuk keselamatan pengunjung atau wisatawan yang menggunakan jasa mereka. *dar
1
Komentar