PHDI Versi MLB Audiensi ke Wakil Bupati Karangasem
AMLAPURA, NusaBali
Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa menerima audiensi PHDI Karangasem hasil Mahasabha Luar Biasa (MLB) di Ruang Rapat Wakil Bupati Karangasem, Jalan Ngurah Rai, Amlapura, Selasa (31/5).
Audiensi dikoordinasikan Ketua PHDI Ida Bagus Cakra Wardana didampingi Wakil Ketua I Made Arnawa dan Sekretaris I Gusti Nyoman Sudirga. Turut hadir Ketua Sabha Sulinggih Ida Pedanda Gede Oka Buruan Sekaton, Sekretaris Ida Pedanda Istri Ngurah Pidada, dan pengurus lainnya.
Ida Bagus Cakra menjelaskan, kepengurusan PHDI terbentuk berdasarkan hasil mahasabha luar biasa yang digelar di Pura Kentel Gumi, Klungkung, Anggara Kliwon Dukut, Selasa (15/3). “Rencana selanjutnya membentuk kepengurusan di tingkat kecamatan, PHDI Karangasem telah memiliki sekretariat di Puri Kanginan Karangasem,” jelas Ida Bagus Cakra. Tujuan utama membentuk kepengurusan di tingkat kecamatan agar segera bisa melayani umat, terutama menggelar upacara diksa pariksa.
Ketua Sabha Sulinggih Ida Pedanda Gede Oka Buruan Sekaton menjelaskan, PHDI Karangasem versi MLB merupakan PHDI pemurnian yang sesuai dresta Agama Hindu dan terbebas dari aliran kepercayaan. Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa mengaku siap mengayomi semua lembaga yang tugasnya membina umat. Dasar pemerintah, Nangun Sat Kerthi Loka Bali agar bisa menjabarkan, melestarikan adat dan budaya Bali. “Seperti Padma Bhuana, tidak boleh timpang, dasarnya dasa aksara, pemerintah tidak boleh berpihak,” tegas Wabup Artha Dipa.
Wabup Artha Dipa mengaku punya pengalaman ngayah di PHDI maupun di desa adat selama 20 tahun. “Mengenai adanya PHDI dua versi di Karangasem, marilah komunikasikan dengan baik, mari selesaikan di meja perundingan, sesuai adat Karangasem,” sarannya. Wabup Artha Dipa mengingatkan cerita Prabu Nila Candra yang terkenal sakti, akhirnya mampu dikalahkan oleh seorang ksatria berjiwa kebenaran, Dharmawangsa. “Pada akhirnya dharma akan menang, makanya menyelesaikan masalah lakukan dengan cara baik-baik,” pintanya. Menurut Wabup Artha Dipa, sampradaya tidak terjadi di semua desa adat. *k16
1
Komentar