SMPN 2 Gerokgak Overload
Disdikpora Buleleng Kaji Pembangunan SMP Reguler
Pembangunan SMP baru dimaksudkan untuk mencegah siswa drop out lantaran tidak tertampung di sekolah negeri.
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng mengkaji pembangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kecamatan Gerokgak. Rencana itu muncul melihat kondisi sekolah di Desa Sumberkima ini selalu overload setiap tahunnya.
Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika, Kamis (2/6), mengatakan berkaca dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun sebelumnya, SMPN 2 Gerokgak masih mengalami kelebihan peserta didik. Meskipun selama ini persoalan itu ditangani dengan memaksimalkan jumlah rombongan belajar (rombel).
“Sesuai ketentuan hanya boleh 11 rombel, namun masih bisa dimaksimalkan. Sehingga selama ini dari standarnya satu rombel 32 orang siswa menjadi 40 orang satu rombel,” ucap Astika.
SMPN 2 Gerokgak selama ini menampung lulusan dari SD yang ada di Desa Pejarakan, Sumberkima dan Pemuteran. Sejumlah SD di wilayah zonasinya per tahun menamatkan antara 400-450 orang siswa. Per tahunnya SMPN 2 Gerokgak disebut Astika selalu kelebihan menerima siswa antara 100-120 orang.
Padahal di wilayah zonasi sudah ada satu sekolah swasta yang bisa dijadikan solusi memecah kelebihan siswa. Hanya saja sejauh ini minat masyarakat setempat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah swasta di kawasan itu masih minim. Sehingga solusi jangka panjang ke depannya dengan membangun sekolah baru.
Astika pun menambahkan jika para siswa dipaksakan dialihkan ke sekolah swasta akan berpotensi terjadi siswa drop out (DO). “Kami sudah berkoordinasi juga dengan bagian aset, apakah ada lahan milik Pemda yang bisa dimanfaatkan untuk membangun sekolah baru. Kalau ada akan difungsikan untuk lahan SMP baru SMPN 6 Gerokgak,”imbuh dia.
Sementara itu dia juga mengingatkan kepada pengelola sekolah swasta yang tiga tahun terakhir mulai ditinggalkan karena sistem zonasi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan. Dia pun meyakini ketika kualitas sekolah swasta bagus, tetap bisa hidup dan dicari masyarakat.
“Kualitas pendidikan wajib ditingkatkan. Buktinya saja di kota ada beberapa sekolah swasta masih menjadi favorit. Bahkan mereka sudah menutup pendaftaran sebelum kami membuka secara resmi PPDB,” tegas pejabat asal Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini. *k23
Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika, Kamis (2/6), mengatakan berkaca dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun sebelumnya, SMPN 2 Gerokgak masih mengalami kelebihan peserta didik. Meskipun selama ini persoalan itu ditangani dengan memaksimalkan jumlah rombongan belajar (rombel).
“Sesuai ketentuan hanya boleh 11 rombel, namun masih bisa dimaksimalkan. Sehingga selama ini dari standarnya satu rombel 32 orang siswa menjadi 40 orang satu rombel,” ucap Astika.
SMPN 2 Gerokgak selama ini menampung lulusan dari SD yang ada di Desa Pejarakan, Sumberkima dan Pemuteran. Sejumlah SD di wilayah zonasinya per tahun menamatkan antara 400-450 orang siswa. Per tahunnya SMPN 2 Gerokgak disebut Astika selalu kelebihan menerima siswa antara 100-120 orang.
Padahal di wilayah zonasi sudah ada satu sekolah swasta yang bisa dijadikan solusi memecah kelebihan siswa. Hanya saja sejauh ini minat masyarakat setempat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah swasta di kawasan itu masih minim. Sehingga solusi jangka panjang ke depannya dengan membangun sekolah baru.
Astika pun menambahkan jika para siswa dipaksakan dialihkan ke sekolah swasta akan berpotensi terjadi siswa drop out (DO). “Kami sudah berkoordinasi juga dengan bagian aset, apakah ada lahan milik Pemda yang bisa dimanfaatkan untuk membangun sekolah baru. Kalau ada akan difungsikan untuk lahan SMP baru SMPN 6 Gerokgak,”imbuh dia.
Sementara itu dia juga mengingatkan kepada pengelola sekolah swasta yang tiga tahun terakhir mulai ditinggalkan karena sistem zonasi untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan. Dia pun meyakini ketika kualitas sekolah swasta bagus, tetap bisa hidup dan dicari masyarakat.
“Kualitas pendidikan wajib ditingkatkan. Buktinya saja di kota ada beberapa sekolah swasta masih menjadi favorit. Bahkan mereka sudah menutup pendaftaran sebelum kami membuka secara resmi PPDB,” tegas pejabat asal Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng ini. *k23
Komentar