Lowongan Kerja di Kapal Pesiar Melonjak, jadi Peluang Masyarakat Bali
Kapal Pesiar
Pekerja Migran Indonesia (PMI)
PT Crew Transfer International
Tenaga Kerja
Yacht Agency
Yacht Charter
Carnival Cruise Line
Royal Cruise Line
DENPASAR, NusaBali.com - Peluang kerja di kapal pesiar melonjak drastis pasca terhenti karena terdampak pandemi Covid-19. Hingga kini, warga Bali masih membidik lowongan kerja di kapal pesiar.
Dr Nyoman Diana, SE, MM, selaku Board Of Director PT Crew Transfer International (CTI), mengatakan bahwa lonjakan ini merupakan peluang yang bagus bagi masyarakat Bali.
“Setelah Covid- 19 mereda, sekitar 9.000 orang yang telah join on board. Karena dari jumlah crew kapal pesiar ukuran sedang saja, membutuhkan sekitar 1.500 tenaga kerja dan dari jumlah itu terdapat 30 sampai 35 persen PMI (Pekerja Migran Indonesia). Ini peluang yang sangat bagus bagi masyarakat Bali khususnya kelompok usia produktif,” katanya ketika melakukan Road Trip di Kabupaten Buleleng, Sabtu, 30 Juli 2022.
Sebelumnya peluang usaha kapal pesiar di Indonesia sangat besar salah satunya pada sektor Yacht Charter.
Tak hanya itu saja, banyak juga pengusaha yang melakukan usaha jual beli kapal pesiar untuk mengembangkan usaha mereka melalui Yacht Agency.
Akan tetapi, Diana yang juga merupakan pengusaha di dunia properti ini mengatakan bahwa banyak perusahaan kapal pesiar asing yang sebelumnya menghentikan usaha mereka semasa pandemi Covid-19.
Selain itu, mereka juga melakukan pemulangan tenaga kerja asal Bali dalam skala yang besar.
Pada sebagian besar dari mereka yang awalnya bekerja akhirnya memutuskan untuk berhenti karena telah nyaman dengan usaha yang dijalankan.
Hal tersebut dapat diketahui melalui jumlah kru kapal pesiar yang hingga kini telah diberangkatkan pasca-pandemi Covid-19 melanda dunia.
Diana juga mengakui bahwa pihaknya kembali melakukan pemberangkatan tenaga migran sebagai kru kapal pesiar baru sekitar 5 bulan.
Dalam pemberangkatan tersebut, terdapat sekitar 9000 pekerja yang telah ia berangkatkan ke kapal Carnival Cruise Line.
Diketahui bahwa pada satu perusahaan besar seperti perusahaan Royal Cruise Line saja mampu memiliki 20 hingga 30 armada kapal pesiar, yang dimana 30 sampai 35 persen dari tenaga kerjanya akan diisi oleh pekerja asal Indonesia.
“Coba bayangkan, sekitar 300 hingga 400 tenaga kerja yang dibutuhkan, dikalikan dengan 30 kapal dan itu baru satu perusahaan. Sedangkan kami sudah memiliki kerjasama dengan hampir 80 persen perusahaan asing baik Amerika, Eropa, maupun Asia. Ini peluang besar bagi anak-anak muda kita yang ingin bekerja di luar negeri dan tentunya mengurangi angka pengangguran di Bali pada khususnya,” ungkap Diana.
Sementara ketika ditanya soal biaya keberangkatan, Diana mengungkapkan bahwa pihaknya sama sekali tidak membebani kru dengan uang jasa atau biaya lainnya diluar mekanisme administrasi.
Ia juga mengaku bahwa dirinya tidak ingin mengambil kesempatan dibalik peluang besar yang dimilikinya tersebut.
Hal tersebut ia lakukan lantaran dengan mengurangi angka pengangguran serta dapat memperbaiki perekonomian saja telah menjadi suatu kebanggan bagi dirinya yang juga berasal dari Bali.
“Kami agen resmi dan bukan calo pemberangkatan tenaga kerja. Masyarakat yang mencari kerja kan tentu memiliki motivasi untuk memperbaiki perekonomian dan kesalahan besar jika harus membebani mereka (PMI) dengan biaya yang tidak perlu. Prinsip saya, akan lebih baik ketika sekembalinya mereka dari kapal lalu membantu keluarga dan tetangga mereka sendiri sehingga turut membantu bangsa untuk mengurangi masalah pengangguran,” jelas Diana.
Disamping itu, Pemerintah Kabupaten Buleleng pun juga memberikan dukungan dan peluang yang sebesar-besarnya terhadap CTI untuk melakukan rekrutmen tenaga kerja untuk kapal pesiar.
Komentar