Babi Siap Potong Sebanyak 1.000 Ekor
Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan di Denpasar
Saat ini populasi babi siap potong di Kota Denpasar sebanyak 4.000 ekor. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.000 ekor khusus disiapkan untuk Hari Raya Galungan dan Kuningan.
DENPASAR, NusaBali
Ketersediaan babi siap potong menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, sesuai data Dinas Pertanian Kota Denpasar, sebanyak 1.000 ekor. Sementara itu, Dinas Pertanian juga menyiapkan sebanyak 20 petugas kesehatan yang akan melakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Denpasar drh Made Ngurah Sugiri, Minggu (5/6), mengatakan untuk saat ini di Denpasar jarang ada masyarakat yang mapatung atau memotong babi secara berkelompok di banjar maupun sekaa. Kebanyakan masyarakat memilih membeli langsung ke pasar ataupun ke Rumah Potong Hewan (RPH) Pesanggaran, Denpasar Selatan.
Saat ini babi potong yang tersedia dari 4.000 ekor populasi di Kota Denpasar, disiapkan sebanyak 1.000 ekor khusus Galungan dan Kuningan. Khusus untuk kebutuhan saat Galungan, menurut Sugiri, berkisar 802 ekor. Selebihnya merupakan kebutuhan saat Hari Raya Kuningan.
“Sehingga jumlah tersebut sudah sangat mencukupi. Belum lagi ada pasokan babi dari luar Denpasar seperti dari Tabanan,” kata Sugiri.
Oleh karenanya, untuk mempersiapkan hal itu, pihaknya melakukan pengecekan antemortem atau sebelum hewan disembelih, dan pengecekan hewan setelah disembelih atau postmortem. Untuk pengecekan antemortem akan dilaksanakan H-1 menjelang penampahan Galungan. Sedangkan postmortem dilaksanakan usai pemotongan atau saat penampahan. Apabila ada kelompok masyarakat yang melakukan pemotongan secara swadaya, bisa menghubungi Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Denpasar untuk pengecekan antemortem dan postmortem.
“Kami harapkan masyarakat bisa proaktif melapor ke kami jika ada yang memotong secara mandiri. Nanti kami akan turunkan petugas untuk melakukan pengecekan,” ucap Sugiri.
Pengecekan ini dilakukan untuk antisipasi penyakit yang bersifat zoonosis atau yang bisa menular ke manusia. Adapun penyakit yang diantisipasi yakni streptococcus atau meningitis babi yang pernah terjadi dua tahun lalu, sistiserkosis yang disebabkan cacing pita, serta japanese encephalitis yang disebabkan oleh gigitan nyamuk melalui tubuh babi.
Sugiri juga meminta inisiatif dari warga yang akan memotong babi di luar RPH untuk melapor ke Dinas Pertanian agar dilakukan pengecekan sebelum pemotongan maupun sesudah pemotongan babi.
Sugiri menyatakan, Dinas Pertanian Denpasar sudah menyiagakan sebanyak 20 orang petugas untuk melakukan pengecekan. Sementara itu, untuk harga daging babi saat ini, menurut Sugiri, sekitar Rp 80.000 per kilogram. *mis
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Denpasar drh Made Ngurah Sugiri, Minggu (5/6), mengatakan untuk saat ini di Denpasar jarang ada masyarakat yang mapatung atau memotong babi secara berkelompok di banjar maupun sekaa. Kebanyakan masyarakat memilih membeli langsung ke pasar ataupun ke Rumah Potong Hewan (RPH) Pesanggaran, Denpasar Selatan.
Saat ini babi potong yang tersedia dari 4.000 ekor populasi di Kota Denpasar, disiapkan sebanyak 1.000 ekor khusus Galungan dan Kuningan. Khusus untuk kebutuhan saat Galungan, menurut Sugiri, berkisar 802 ekor. Selebihnya merupakan kebutuhan saat Hari Raya Kuningan.
“Sehingga jumlah tersebut sudah sangat mencukupi. Belum lagi ada pasokan babi dari luar Denpasar seperti dari Tabanan,” kata Sugiri.
Oleh karenanya, untuk mempersiapkan hal itu, pihaknya melakukan pengecekan antemortem atau sebelum hewan disembelih, dan pengecekan hewan setelah disembelih atau postmortem. Untuk pengecekan antemortem akan dilaksanakan H-1 menjelang penampahan Galungan. Sedangkan postmortem dilaksanakan usai pemotongan atau saat penampahan. Apabila ada kelompok masyarakat yang melakukan pemotongan secara swadaya, bisa menghubungi Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Denpasar untuk pengecekan antemortem dan postmortem.
“Kami harapkan masyarakat bisa proaktif melapor ke kami jika ada yang memotong secara mandiri. Nanti kami akan turunkan petugas untuk melakukan pengecekan,” ucap Sugiri.
Pengecekan ini dilakukan untuk antisipasi penyakit yang bersifat zoonosis atau yang bisa menular ke manusia. Adapun penyakit yang diantisipasi yakni streptococcus atau meningitis babi yang pernah terjadi dua tahun lalu, sistiserkosis yang disebabkan cacing pita, serta japanese encephalitis yang disebabkan oleh gigitan nyamuk melalui tubuh babi.
Sugiri juga meminta inisiatif dari warga yang akan memotong babi di luar RPH untuk melapor ke Dinas Pertanian agar dilakukan pengecekan sebelum pemotongan maupun sesudah pemotongan babi.
Sugiri menyatakan, Dinas Pertanian Denpasar sudah menyiagakan sebanyak 20 orang petugas untuk melakukan pengecekan. Sementara itu, untuk harga daging babi saat ini, menurut Sugiri, sekitar Rp 80.000 per kilogram. *mis
1
Komentar