Ekosistem Sungai Banyumala Dipulihkam
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng saat ini sedang melakukan upaya pemulihan ekosistem sungai di wilayah Buleleng.
Salah satunya di Sungai Banyumala yang bermuara di Sungai Tiyingtali wilayah Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Pemulihan ekosistem dilakukan dengan penebaran benih ikan dan juga pembersihan serta penataan bantaran sungai secara rutin.
Secara geografis, Sungai Banyumala merupakan salah satu sungai besar di Buleleng setelah Sungai Buleleng. Aliran sungai Banyumala ini melintasi sejumlah desa di wilayah Kecamatan Sukasada dan Kecamatan Buleleng. Hingga akhirnya bermuara di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng I Gede Melandrat, Minggu (5/6), mengatakan, keberadaan sungai selama ini memang sering dikesampingkan. Bahkan sejumlah sungai menjadi tercemar karena menjadi tempat pembuangan sampah masyarakat bantaran sungai.
“Sekarang dengan penataan bantaran sungai ini kami tempatkan delapan personil khusus untuk menjaga kebersihan bantaran sungai. Sekaligus mengedukasi masyarakat yang selama ini membuang sampah di sungai untuk ikut menjaga bersama,” ucap Melandrat.
Selain menjaga kebersihan, DLH menggandeng Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng melepasliarkan ribuan bibit ikan nila di sungai. Penghijauan bantaran sungai juga dilakukan dengan penanaman sejumlah pohon.
Menurutnya keberadaan sungai jika dijaga dan dipelihara dengan baik dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Di sungai yang bersih dan asri, masyarakat dapat berbudidaya ikan maupun menanam kangkung, untuk kebutuhan dapur sehari-hari maupun dapat dijual.
Sementara itu upaya pengembalian ekosistem sungai dirangkaikan dengan Peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia juga digelar lomba kano di intern DLH. Melandrat berharap atraksi bermain kano di sungai ini kedepannya dapat menjadi destinasi baru di pusat kota.
Lurah Banyuasri Ketut Darmika dihubungi terpisah kemarin menjelaskan pemerintah kelurahan, pemerintah Desa Adat Banyuasri dan warga sudah melakukan gerakan bersama yang bersifat berkelanjutan. Bahkan upaya memelihara sungai juga dibantu penataan penyenderan bantaran muara sungai oleh Kementerian PUPR.
“Dalam waktu dekat ini kami juga akan membentuk Komunitas Peduli Air dan Sungai (KPAS) untuk tetap menjaga keasrian air dan sungai secara berkelanjutan. Namun kami juga perlu dukungan BUMN untuk memperkuat komunitas,” ungkap Darmika.
Darmika pun menyebutkan pemerintah dinas maupun adat Banyuasri rutin mensosialisasikan Perda Nomor 8 Tahun 2007, yang sangat jelas mengatur larangan membuang sampah ke sungai. Sedangkan secara adat Desa Adat melalui bage palemahannya bertugas mengelola dan menjaga lingkungan. Namun keberadaan Sungai Banyumala menurutnya bukan hanya tugas Kelurahan Banyuasri saja, sebab aliran sungai melintasi beberapa desa.
“Sungai ini bermuara di Wanagiri. Sebelum bermuara di wilayah kami itu melintasi sejumlah desa mulai dari Ambengan, Kelurahan Sukasada, Desa Sambangan, Kelurahan Banjar Tegal baru kami di Banyuasri. Sehingga yang seharusnya peduli ya semua desa dan kelurahan aliran sungai,” harap dia.
Darmika pun berharap kedepannya DLH atau dinas terkait dapat mengupayakan ada sarana untuk menskrining sampah di setiap 200 meter. Sehingga terlihat jelas daerah mana yang masyarakatnya masih membuang sampah ke sungai. *k23
1
Komentar