SMPN 1 Singaraja Ikut Konferensi di Singapura
Sebanyak 11 siswa SMPN 1 Singaraja baru saja pulang dari negeri Singapura pekan lalu.
SINGARAJA, NusaBali
Selama hampir seminggu yakni dari tanggal 12-14 Maret, mereka berada di Singapura untuk mengikuti konferensi yang digelar Singapore Chinese Girls yang merupakan salah satu sekolah di dunia yang berkiblat seperti model Perserikatan Bangsa-Bangsa atau School Model United Nations (SCMUN).
Mereka adalah Ni Ketut Devi Widhi Prastiti, Putu Adisti Cecilia Sujana, Desak Putu Diah Geriani, Ketut Diviya Shanti siswa VIII, Jessica Sylviana Teja, Padma Vimala, Komang Dicky Satria dan Dendi siswa kelas VII, Made Adhika Laksmana Gara, Edwin Hans Candra, Justin Handika Candra siswa kelas IX.
Selama berada di sana mereka mengikuti sejumlah konfrensi termasuk lomba debat yang dilaksanakan oleh sekolah berstandar SMA itu. Selain perwakilan SMPN 1 Singaraja yang mewakili Indonesia, belasan siswa juga bertemu dengan delegasi lain dari negara Malaysia, China dan Singapura. Menurut salah satu perwakilan SMPN 1 Singaraja Ni Ketut Devi Widhi Prastiti yang kini masih duduk di bangku kelas VIII, bahwa sebelum keberangkatan mereka ke Singapura memang menjalani seleksi internal di tingkat sekolah.
Mereka yang dikirim sekolah adalah anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa inggris di atas standar. Maklum saja seluruh bahasa yang digunakan dalam konferensi tersebut menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Selama berada di sana mereka memulai kegiatan sejak hari Senin (13/3) lalu, yang dibuka dengan konferensi bersama yang juga dihadiri oleh perwakilan dari PBB dan sejumlah aktifis peduli lingkungan di Singapura.
“Setelah itu baru kami dilatih untuk membuat pidato, berorasi termasuk debat yang materinya dibuat dan disiapkan sendiri. Mereka pemandu acara hanya memberikan sebuah permasalahan yang harus dicarikan jalan keluar oleh masing-masing delegasi,” ujar Devi.
Selama berada di sana mereka mengaku mendapatkan pengalaman yang sanagt berharga. Termasuk belajar berbahasa asing dengan dialek yang berbeda. Bahkan karena masalah dialek, mereka sempat terkendala memahami arti materi yang diasampaikan oleh narasumber. Sehingga mereka sempat vakum dan tidak aktif dalam diskusi yang berlangsung.
Namun kendala tersebut tertanggulangi setelah perwakilan SMPN 1 Singaraja mulai jengah dengan tantangan narasumber untuk meningkatkan lagi keaktifan mereka dalam berdiskusi.
Meski belum dapat membawa pulang lima gelar penghargaan yang diberikan selama konferensi, sebelas orang siswa SMKN 1 Singaraja mengaku puas dengan pengalaman yang mereka dapatkan. Seperti halnya keterampilan dalam berbahasa Inggris, kerjasama antar tim dalam menyelesaikan permasalahan termasuk memikirkan masalah di lingkungan yang sedang ngetren dan memberikan sumbangsih untuk jalan keluarnya. “Kami sangat bersyukur berkesempatan pergi ke konferensi itu, selain mengenal teman baru dari berbagai negara, kami juga tahu bagaimana pola belajar mereka di sana, sehigga dapat unggul di mata dunia,” kata Jessica salah satu peserta lainnya.
Sementara itu Kepala SMPN 1 Singaraja Dra Ni Putu Karnadhi MSi, mengatakan bahwa keberangkatan siswanya ke Singapura tersebut sudah merupakan agenda tahunan. Awalnya hanya soal kerjasama antara Singapore Chinese Girl’s School dengan SMPN 1 Singaraja saat dulu menyandang gelar sama-sama Sekolah Berstandar Internasioanl (SBI).
Kerjasama keduanya pun dilakukan dengan penandatanganan MoU, yang setuju untuk mengikuti konfrensi setiap tahunnya. Selain melatih siswanya untuk mengetahui bagaimana pola pembelajaran di negara luar, Karnadhi juga menjelaskan bahwa pihak sekolahnya selalu memberikan kesempatan siswa-siswanya untuk selalu berprestasi.
“Bahkan sudah banyak siswa kami setelah ikut koferensi di sana setelah tamat bersekolah di sana. Karena sekolah itu merupakan salah satu sekolah terbaik di dunia,” ungkap dia. Meski tidak ada pemberlakukan khusus bagi peserta yang ikut konferensi namun animo siswanya untuk bersekolah di sana masih sangat tinggi.
Dengan pengalaman ini ia pun berharap, mental juara yang dimiliki anak didiknya selalu melekat, sehingga dapat bersaing dimana saja kelak melanjutkan sekolah setelah lepas dari SMPN 1 Singaraja. *k23
Selama hampir seminggu yakni dari tanggal 12-14 Maret, mereka berada di Singapura untuk mengikuti konferensi yang digelar Singapore Chinese Girls yang merupakan salah satu sekolah di dunia yang berkiblat seperti model Perserikatan Bangsa-Bangsa atau School Model United Nations (SCMUN).
Mereka adalah Ni Ketut Devi Widhi Prastiti, Putu Adisti Cecilia Sujana, Desak Putu Diah Geriani, Ketut Diviya Shanti siswa VIII, Jessica Sylviana Teja, Padma Vimala, Komang Dicky Satria dan Dendi siswa kelas VII, Made Adhika Laksmana Gara, Edwin Hans Candra, Justin Handika Candra siswa kelas IX.
Selama berada di sana mereka mengikuti sejumlah konfrensi termasuk lomba debat yang dilaksanakan oleh sekolah berstandar SMA itu. Selain perwakilan SMPN 1 Singaraja yang mewakili Indonesia, belasan siswa juga bertemu dengan delegasi lain dari negara Malaysia, China dan Singapura. Menurut salah satu perwakilan SMPN 1 Singaraja Ni Ketut Devi Widhi Prastiti yang kini masih duduk di bangku kelas VIII, bahwa sebelum keberangkatan mereka ke Singapura memang menjalani seleksi internal di tingkat sekolah.
Mereka yang dikirim sekolah adalah anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa inggris di atas standar. Maklum saja seluruh bahasa yang digunakan dalam konferensi tersebut menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Selama berada di sana mereka memulai kegiatan sejak hari Senin (13/3) lalu, yang dibuka dengan konferensi bersama yang juga dihadiri oleh perwakilan dari PBB dan sejumlah aktifis peduli lingkungan di Singapura.
“Setelah itu baru kami dilatih untuk membuat pidato, berorasi termasuk debat yang materinya dibuat dan disiapkan sendiri. Mereka pemandu acara hanya memberikan sebuah permasalahan yang harus dicarikan jalan keluar oleh masing-masing delegasi,” ujar Devi.
Selama berada di sana mereka mengaku mendapatkan pengalaman yang sanagt berharga. Termasuk belajar berbahasa asing dengan dialek yang berbeda. Bahkan karena masalah dialek, mereka sempat terkendala memahami arti materi yang diasampaikan oleh narasumber. Sehingga mereka sempat vakum dan tidak aktif dalam diskusi yang berlangsung.
Namun kendala tersebut tertanggulangi setelah perwakilan SMPN 1 Singaraja mulai jengah dengan tantangan narasumber untuk meningkatkan lagi keaktifan mereka dalam berdiskusi.
Meski belum dapat membawa pulang lima gelar penghargaan yang diberikan selama konferensi, sebelas orang siswa SMKN 1 Singaraja mengaku puas dengan pengalaman yang mereka dapatkan. Seperti halnya keterampilan dalam berbahasa Inggris, kerjasama antar tim dalam menyelesaikan permasalahan termasuk memikirkan masalah di lingkungan yang sedang ngetren dan memberikan sumbangsih untuk jalan keluarnya. “Kami sangat bersyukur berkesempatan pergi ke konferensi itu, selain mengenal teman baru dari berbagai negara, kami juga tahu bagaimana pola belajar mereka di sana, sehigga dapat unggul di mata dunia,” kata Jessica salah satu peserta lainnya.
Sementara itu Kepala SMPN 1 Singaraja Dra Ni Putu Karnadhi MSi, mengatakan bahwa keberangkatan siswanya ke Singapura tersebut sudah merupakan agenda tahunan. Awalnya hanya soal kerjasama antara Singapore Chinese Girl’s School dengan SMPN 1 Singaraja saat dulu menyandang gelar sama-sama Sekolah Berstandar Internasioanl (SBI).
Kerjasama keduanya pun dilakukan dengan penandatanganan MoU, yang setuju untuk mengikuti konfrensi setiap tahunnya. Selain melatih siswanya untuk mengetahui bagaimana pola pembelajaran di negara luar, Karnadhi juga menjelaskan bahwa pihak sekolahnya selalu memberikan kesempatan siswa-siswanya untuk selalu berprestasi.
“Bahkan sudah banyak siswa kami setelah ikut koferensi di sana setelah tamat bersekolah di sana. Karena sekolah itu merupakan salah satu sekolah terbaik di dunia,” ungkap dia. Meski tidak ada pemberlakukan khusus bagi peserta yang ikut konferensi namun animo siswanya untuk bersekolah di sana masih sangat tinggi.
Dengan pengalaman ini ia pun berharap, mental juara yang dimiliki anak didiknya selalu melekat, sehingga dapat bersaing dimana saja kelak melanjutkan sekolah setelah lepas dari SMPN 1 Singaraja. *k23
1
Komentar