Harga Telur Tinggi, Peternak Kecil Menjerit
Agar tetap bisa berproduksi, peternak terpaksa utang pakan ayam ke distributor.
BANGLI, NusaBali
Harga telur ayam di pasaran mengalami kenaikan sejak sepekan lalu. Namun dampaknya tidak signifikan bagi peternak kecil. Justru peternak kecil menjerit karena harga pakan ayam juga tinggi. Pendapatan para peternak terkuras untuk pembelian pakan yang mahal. Pakan ternak Comfeed semula Rp 280 ribu per 50 kilogram, kini Rp 330 ribu per 50 kilogram.
Salah seorang peternak, I Wayan Ngelah mengatakan, harga telur ukuran besar (TB) dari harga Rp 42.000 per krat naik jadi Rp 45.000 per krat. Telur tanggung (TT) dari Rp 39.000 per krat naik jadi Rp 42.000 per krat. Telur kecil (TK) sebelumnya Rp 37.000 per krat, sekarang Rp 39.000 per krat. Sedangkan harga telur di pasar Rp 50.000 hingga Rp 51.000 per krat untuk telur besar. “Sebagai peternak kecil hanya berharap harga telur dan harga pakan bisa seimbang. Sehingga kami peternak kecil bisa tetap berproduksi,” ungkap Wayan Ngelah, Minggu (5/6).
Kenaikan harga telur mungkin pengaruh musim hari raya. Meski harga bagus, namun peternak kecil seperti Wayan Ngelah mengaku kelimpungan memenuhi biaya operasional. “Hasil dari penjualan telur ngepas untuk biaya operasional terutama pembelian pakan,” jelasnya. Pakan jenis comfeed sebelumnya Rp 280.000 per 50 kilogram, kini Rp 330.000 per 50 kilogram. Dia mencontohkan untuk 1.000 ekom ayam dalam sehari perlu sekitar 115 kilogram pakan. Jika mengurangi jumlah pakan akan berpengaruh pada produktivitas ayam.
“Dua hingga tiga hari akan terasa dampaknya, jumlah telur yang dihasilkan berkurang,” ungkap peternak asal Banjar Penglumbaran Kawan, Desa Penglumbaran, Kecamatan Susut ini. Menurut Wayan Ngelah, agar tetap bisa berproduksi, terpaksa utang pakan ayam ke distributor. Pembayaran utang menggunakan hasil produksi telur harian. Dari 1000 ekor ayam bisa menghasilkan 800 lebih butir telur atau sekitar 26 krat sehari. *esa
Salah seorang peternak, I Wayan Ngelah mengatakan, harga telur ukuran besar (TB) dari harga Rp 42.000 per krat naik jadi Rp 45.000 per krat. Telur tanggung (TT) dari Rp 39.000 per krat naik jadi Rp 42.000 per krat. Telur kecil (TK) sebelumnya Rp 37.000 per krat, sekarang Rp 39.000 per krat. Sedangkan harga telur di pasar Rp 50.000 hingga Rp 51.000 per krat untuk telur besar. “Sebagai peternak kecil hanya berharap harga telur dan harga pakan bisa seimbang. Sehingga kami peternak kecil bisa tetap berproduksi,” ungkap Wayan Ngelah, Minggu (5/6).
Kenaikan harga telur mungkin pengaruh musim hari raya. Meski harga bagus, namun peternak kecil seperti Wayan Ngelah mengaku kelimpungan memenuhi biaya operasional. “Hasil dari penjualan telur ngepas untuk biaya operasional terutama pembelian pakan,” jelasnya. Pakan jenis comfeed sebelumnya Rp 280.000 per 50 kilogram, kini Rp 330.000 per 50 kilogram. Dia mencontohkan untuk 1.000 ekom ayam dalam sehari perlu sekitar 115 kilogram pakan. Jika mengurangi jumlah pakan akan berpengaruh pada produktivitas ayam.
“Dua hingga tiga hari akan terasa dampaknya, jumlah telur yang dihasilkan berkurang,” ungkap peternak asal Banjar Penglumbaran Kawan, Desa Penglumbaran, Kecamatan Susut ini. Menurut Wayan Ngelah, agar tetap bisa berproduksi, terpaksa utang pakan ayam ke distributor. Pembayaran utang menggunakan hasil produksi telur harian. Dari 1000 ekor ayam bisa menghasilkan 800 lebih butir telur atau sekitar 26 krat sehari. *esa
Komentar