Tim Keswan Cek Kesehatan Daging Babi
Dari hasil pemeriksaan antemortem dan postmortem, semua daging babi dinyatakan dalam kondisi sehat dan layak konsumsi.
NEGARA, NusaBali
Petugas Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana memeriksa daging babi di sejumlah tempat pemotongan babi, Senin (6/6). Pemeriksaan ini dilakukan guna memastikan kesehatan daging babi jelang Hari Raya Galungan. Termasuk mengantisipasi kemungkinan adanya babi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) ataupun penyakit-penyakit yang bisa menular pada ternak.
Kepala Bidang (Kabid) Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa mengatakan, ada 33 tempat pemotongan babi yang dicek Senin kemarin. Tempat pemotongan babi yang disasar itu, merupakan pemasok daging babi di sejumlah pasaran di Jembrana. " Untuk pemeriksaan antemortem atau sebelum dipotong, sudah dilaksanakan mulai Minggu sore. Kemudian tadi dilanjutkan pemeriksaan postmortem, setelah babi dipotong," ucap Widarsa.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, sambung Widarsa, tidak ditemukan babi yang mengidap penyakit menular seperti PMK ataupun African Suine Fever (ASF). Daging babi yang dipasok ke sejumlah pasar itu, seluruhnya layak konsumsi. "Dari hasil pemeriksaan antemortem dan postmortem, semuanya dalam kondisi sehat. Tidak ada penyakit-penyakit yang membahayakan ternak maupun tidak layak konsumsi," ujar Widarsa.
Terkait stok babi potong jelang Galungan dan Kuningan kali ini, dipastikan masih cukup aman. Hanya saja untuk harga di tingkat peternak maupun di pasaran mengalami peningkatan. Di tingkat peternak sendiri, harga babi hidup yang sebelumnya berkisar Rp 38.000-40.000 per kilogram naik menjadi Rp 42.000-45.000 per kilogram. Sedangkan di pasar, harga daging babi melonjak dari Rp 80.000-Rp 85.000 per kilogram naik menjadi Rp 95.000-100.000 per kilogram.
Kenaikan harga itu pun dinilai masih cukup normal di tengah lonjakan permintaan masyarakat jelang Galungan dan Kuningan ini. "Tidak ada pengaruh dengan kasus-kasus PMK yang ada di daerah-daerah lain. Sampai saat ini di Bali dan Jembrana sendiri belum ada kasus PMK," ucap Widarsa. *ode
Petugas Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana memeriksa daging babi di sejumlah tempat pemotongan babi, Senin (6/6). Pemeriksaan ini dilakukan guna memastikan kesehatan daging babi jelang Hari Raya Galungan. Termasuk mengantisipasi kemungkinan adanya babi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) ataupun penyakit-penyakit yang bisa menular pada ternak.
Kepala Bidang (Kabid) Keswan-Kesmavet pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa mengatakan, ada 33 tempat pemotongan babi yang dicek Senin kemarin. Tempat pemotongan babi yang disasar itu, merupakan pemasok daging babi di sejumlah pasaran di Jembrana. " Untuk pemeriksaan antemortem atau sebelum dipotong, sudah dilaksanakan mulai Minggu sore. Kemudian tadi dilanjutkan pemeriksaan postmortem, setelah babi dipotong," ucap Widarsa.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, sambung Widarsa, tidak ditemukan babi yang mengidap penyakit menular seperti PMK ataupun African Suine Fever (ASF). Daging babi yang dipasok ke sejumlah pasar itu, seluruhnya layak konsumsi. "Dari hasil pemeriksaan antemortem dan postmortem, semuanya dalam kondisi sehat. Tidak ada penyakit-penyakit yang membahayakan ternak maupun tidak layak konsumsi," ujar Widarsa.
Terkait stok babi potong jelang Galungan dan Kuningan kali ini, dipastikan masih cukup aman. Hanya saja untuk harga di tingkat peternak maupun di pasaran mengalami peningkatan. Di tingkat peternak sendiri, harga babi hidup yang sebelumnya berkisar Rp 38.000-40.000 per kilogram naik menjadi Rp 42.000-45.000 per kilogram. Sedangkan di pasar, harga daging babi melonjak dari Rp 80.000-Rp 85.000 per kilogram naik menjadi Rp 95.000-100.000 per kilogram.
Kenaikan harga itu pun dinilai masih cukup normal di tengah lonjakan permintaan masyarakat jelang Galungan dan Kuningan ini. "Tidak ada pengaruh dengan kasus-kasus PMK yang ada di daerah-daerah lain. Sampai saat ini di Bali dan Jembrana sendiri belum ada kasus PMK," ucap Widarsa. *ode
Komentar