63 Film dari 26 Negara Ikuti Balinale 2022
MANGUPURA, NusaBali
Ajang Bali International Film Festival (Balinale) 2022 digelar pada Kamis (9/12) di Beachwalk XXI, Kelurahan/Kecamatan Kuta, Badung.
Selama penyelanggaraan Balinale hingga Minggu (12/6), tercatat 63 film dari 26 negara ambil bagian dalam ajang tersebut.
Film terdiri dari berbagai kategori, yakni film dokumenter, film cerita panjang, film dokumenter pendek, dan film cerita pendek. Selain dihadirkan kepada penonton, film-film tersebut juga akan mendapat penilaian dari dewan juri dengan kompetensi teknis, artistik, filmis yang mumpuni, seperti Robert Chappell (sinematografi dan sutradara), Ismail Basbeth (produser, sutradara, dan penulis), IGP Wiranegara (sutradara), Kelli Swazey (penulis dan sutradara), dan Robin Gurney (produser).
Founder sekaligus Direktur Eksekutif Balinale, Deborah Gabinetti, merasa terharu Balinale bisa terus survive menghadirkan film-film berkualitas kepada para pecinta film sejak 2007. Gabinetti menambahkan bahwa misi Balinale adalah untuk mempromosikan sinema independen dan menampilkan karya-karya terbaik dari film Indonesia, yang semakin banyak mendapat pengakuan global.
“Pada tahun ini kami memiliki beberapa program yang menakjubkan, menambah program-program yang ada sebelumnya. Kami juga menghadirkan film-film Indonesia seperti Preman dan Keluarga Cemara 2,” kata Gabinetti pada konferensi pers Balinale 2022 di Beachwalk XXI kemarin.
Salah satu program yang dihadirkan pada hari pertama festival adalah berupa presentasi menggunakan teknologi hologram bekerja sama dengan produser dan sutradara Hong Kong Stanley Kwan, menghadirkan karya inovatif klasik yang sudah direnovasi, yaitu Rouge (1988). Sekaligus menandai perayaan tahun ke-25 Hong Kong SAR. “Untuk pertama kalinya kami membawakan ke Indonesia sebuah presentasi hologram yang unik dan langsung,” sebut Gabinetti.
Sementara itu Produser Keluarga Cemara 2, Anggia Kharisma, dalam kesempatan tersebut menyampaikan Keluarga Cemara 2 berusaha menampilkan kehidupan keluarga cemara dalam melewati masa pandemi Covid-19. Menurutnya dalam film akan terjawab apakah keluarga benar-benar merupakan harta yang paling berharga bagi anggota keluarga cemara. “Bagaimana sebuah kebertahanan sebuah keluarga, apakah betul harta yang paling berharga adalah keluarga,” ujar Anggia.
Anggia optimistis Keluarga Cemara 2 akan mendapat perhatian dari pecinta film di Indonesia. Menurut Anggia, meskipun saat ini cara menonton film secara streaming hadir sebagai alternatif menonton film selain pergi ke bioskop, para pecinta film masih merindukan menonton film secara langsung di bioskop pada layar besar. “Penonton ingin sekali tertawa bersama di bioskop, penonton ingin sekali teriak nonton film horor di bioskop, bahkan penonton ingin sekali menangis bersama di bioskop,” kata Anggia.
Untuk diketahui, Balinale merupakan ajang tahunan yang didirikan pada tahun 2007, bertujuan mengundang sutradara dari luar negeri untuk memutar film mereka di Indonesia dan juga mengenalkan keindahan alam serta budaya Indonesia. Balinale berafiliasi dengan Motion Picture Association, Asia Pacific Screen Awards (Brisbane, Australia), ASEAN International Film Festival & Awards (Kuching, Malaysia), Asian Film Commissions Network dan pada tahun 2014 didukung oleh American Film Showcase and Sundance Institute's Film Forward. *cr78
Film terdiri dari berbagai kategori, yakni film dokumenter, film cerita panjang, film dokumenter pendek, dan film cerita pendek. Selain dihadirkan kepada penonton, film-film tersebut juga akan mendapat penilaian dari dewan juri dengan kompetensi teknis, artistik, filmis yang mumpuni, seperti Robert Chappell (sinematografi dan sutradara), Ismail Basbeth (produser, sutradara, dan penulis), IGP Wiranegara (sutradara), Kelli Swazey (penulis dan sutradara), dan Robin Gurney (produser).
Founder sekaligus Direktur Eksekutif Balinale, Deborah Gabinetti, merasa terharu Balinale bisa terus survive menghadirkan film-film berkualitas kepada para pecinta film sejak 2007. Gabinetti menambahkan bahwa misi Balinale adalah untuk mempromosikan sinema independen dan menampilkan karya-karya terbaik dari film Indonesia, yang semakin banyak mendapat pengakuan global.
“Pada tahun ini kami memiliki beberapa program yang menakjubkan, menambah program-program yang ada sebelumnya. Kami juga menghadirkan film-film Indonesia seperti Preman dan Keluarga Cemara 2,” kata Gabinetti pada konferensi pers Balinale 2022 di Beachwalk XXI kemarin.
Salah satu program yang dihadirkan pada hari pertama festival adalah berupa presentasi menggunakan teknologi hologram bekerja sama dengan produser dan sutradara Hong Kong Stanley Kwan, menghadirkan karya inovatif klasik yang sudah direnovasi, yaitu Rouge (1988). Sekaligus menandai perayaan tahun ke-25 Hong Kong SAR. “Untuk pertama kalinya kami membawakan ke Indonesia sebuah presentasi hologram yang unik dan langsung,” sebut Gabinetti.
Sementara itu Produser Keluarga Cemara 2, Anggia Kharisma, dalam kesempatan tersebut menyampaikan Keluarga Cemara 2 berusaha menampilkan kehidupan keluarga cemara dalam melewati masa pandemi Covid-19. Menurutnya dalam film akan terjawab apakah keluarga benar-benar merupakan harta yang paling berharga bagi anggota keluarga cemara. “Bagaimana sebuah kebertahanan sebuah keluarga, apakah betul harta yang paling berharga adalah keluarga,” ujar Anggia.
Anggia optimistis Keluarga Cemara 2 akan mendapat perhatian dari pecinta film di Indonesia. Menurut Anggia, meskipun saat ini cara menonton film secara streaming hadir sebagai alternatif menonton film selain pergi ke bioskop, para pecinta film masih merindukan menonton film secara langsung di bioskop pada layar besar. “Penonton ingin sekali tertawa bersama di bioskop, penonton ingin sekali teriak nonton film horor di bioskop, bahkan penonton ingin sekali menangis bersama di bioskop,” kata Anggia.
Untuk diketahui, Balinale merupakan ajang tahunan yang didirikan pada tahun 2007, bertujuan mengundang sutradara dari luar negeri untuk memutar film mereka di Indonesia dan juga mengenalkan keindahan alam serta budaya Indonesia. Balinale berafiliasi dengan Motion Picture Association, Asia Pacific Screen Awards (Brisbane, Australia), ASEAN International Film Festival & Awards (Kuching, Malaysia), Asian Film Commissions Network dan pada tahun 2014 didukung oleh American Film Showcase and Sundance Institute's Film Forward. *cr78
1
Komentar