Penjor Milik Krama Kasepekang Dicabut
Kami sempat menanyakan maksud dari pencabutan penjor galungan milik kami, namun dijawab kasar. Cang sing perlu metakon ken ci. (I Wayan Gede Kartika).
GIANYAR, NusaBali
Insiden tak mengenakan dialami keluarga I Ketut Warka di Banjar Taro Kelod, Desa Taro, Kecamatan Tegalalang. Penjor yang dipasang saat Penampahan Galungan, Selasa (7/6), tiba-tiba diturunkan sejumlah orang pada malam hari. Saat ini kasus tersebut telah dilaporkan ke pihak kepolisian atas pelapor I Ketut Warka.
Anak pelapor, I Wayan Gede Kartika, saat dikonfirmasi Kamis (9/6), menjelaskan, sebelum kejadian, pihaknya memasang Penjor, Kober dan Sanggah Penjor sekitar pukul 16.00 Wita. Setelah itu, pukul 20.30 Wita, tiba-tiba ada oknum warga yang diperkirakan 10 orang datang dan langsung mencabut penjor Galungan, termasuk Kober dan Sanggah Penjor. Lalu alat-alat yang telah dicabut tersebut, digeletakkan tak jauh dari sebelumnya Penjor berdiri.
"Alat-alat tersebut ditaruh tidak jauh dari lokasi awal penjor kami pasang. Kami sempat menanyakan maksud dari pada pencabutan penjor galungan milik kami, namun dijawab kasar. Cang sing perlu metakon ken ci (saya tak perlu bertanya kepada anda)," ujar Kartika.
Meskipun tindakan sejumlah oknum tersebut tidak menyenangkan. Namun pihaknya tidak melakukan upaya fisik. Namun lebih memilih melaporkan hal tersebut ke aparat kepolisian. "Kami anggap perbuatan tersebut tidak patut dilakukan, sebab juga penjor merupakan simbol perayaan Hari Suci Galungan yang sakral," ujarnya.
Selepas itu, dia langsung melaporkan kasus itu ke Polsek Tegallalang. ‘’Kami juga melakukan pelaporan ke Polres Gianyar dan sudah mendapat surat laporan," ujarnya.
Kapolsek Tegalalang AKP I Ketut Sudita membenarkan adanya hal tersebut dan telah dilaporkan ke pihaknya. "Laporan sudah dilimpahkan dan ditangani Satreskrim Polres Gianyar," ujarnya.
Untuk diketahui keluarga I Ketut Warka saat ini tengah kasepekang atau dikucilkan oleh Desa Adat Taro Kelod. Hal itu disebabkan Ketut Warka sempat memenangkan gugatan atas sengketa tanah dengan krama setempat di pengadilan. Sebelum insiden penjor, halaman rumah Ketut Warka yang sebelumnya pernah menjadi pamangku di desa adatnya, juga sempat dijadikan tempat menaruh sisa-sisa upakara.
Pihak Pemkab Gianyar pun telah turun tangan atas permasalahan tersebut. Namun sampai saat ini belum menemukan titik terang. Kapolsek Tegallalang AKP Sudita mengatakan terkait penurunan Penjor, Kober, dan Sanggah Penjor, belum diketahui siapa pelakunya. "Masih menduga-duga. Saat ini tengah ditangani Polres Gianyar," katanya.*nvi
Insiden tak mengenakan dialami keluarga I Ketut Warka di Banjar Taro Kelod, Desa Taro, Kecamatan Tegalalang. Penjor yang dipasang saat Penampahan Galungan, Selasa (7/6), tiba-tiba diturunkan sejumlah orang pada malam hari. Saat ini kasus tersebut telah dilaporkan ke pihak kepolisian atas pelapor I Ketut Warka.
Anak pelapor, I Wayan Gede Kartika, saat dikonfirmasi Kamis (9/6), menjelaskan, sebelum kejadian, pihaknya memasang Penjor, Kober dan Sanggah Penjor sekitar pukul 16.00 Wita. Setelah itu, pukul 20.30 Wita, tiba-tiba ada oknum warga yang diperkirakan 10 orang datang dan langsung mencabut penjor Galungan, termasuk Kober dan Sanggah Penjor. Lalu alat-alat yang telah dicabut tersebut, digeletakkan tak jauh dari sebelumnya Penjor berdiri.
"Alat-alat tersebut ditaruh tidak jauh dari lokasi awal penjor kami pasang. Kami sempat menanyakan maksud dari pada pencabutan penjor galungan milik kami, namun dijawab kasar. Cang sing perlu metakon ken ci (saya tak perlu bertanya kepada anda)," ujar Kartika.
Meskipun tindakan sejumlah oknum tersebut tidak menyenangkan. Namun pihaknya tidak melakukan upaya fisik. Namun lebih memilih melaporkan hal tersebut ke aparat kepolisian. "Kami anggap perbuatan tersebut tidak patut dilakukan, sebab juga penjor merupakan simbol perayaan Hari Suci Galungan yang sakral," ujarnya.
Selepas itu, dia langsung melaporkan kasus itu ke Polsek Tegallalang. ‘’Kami juga melakukan pelaporan ke Polres Gianyar dan sudah mendapat surat laporan," ujarnya.
Kapolsek Tegalalang AKP I Ketut Sudita membenarkan adanya hal tersebut dan telah dilaporkan ke pihaknya. "Laporan sudah dilimpahkan dan ditangani Satreskrim Polres Gianyar," ujarnya.
Untuk diketahui keluarga I Ketut Warka saat ini tengah kasepekang atau dikucilkan oleh Desa Adat Taro Kelod. Hal itu disebabkan Ketut Warka sempat memenangkan gugatan atas sengketa tanah dengan krama setempat di pengadilan. Sebelum insiden penjor, halaman rumah Ketut Warka yang sebelumnya pernah menjadi pamangku di desa adatnya, juga sempat dijadikan tempat menaruh sisa-sisa upakara.
Pihak Pemkab Gianyar pun telah turun tangan atas permasalahan tersebut. Namun sampai saat ini belum menemukan titik terang. Kapolsek Tegallalang AKP Sudita mengatakan terkait penurunan Penjor, Kober, dan Sanggah Penjor, belum diketahui siapa pelakunya. "Masih menduga-duga. Saat ini tengah ditangani Polres Gianyar," katanya.*nvi
1
Komentar