Pasar Adat Pergung Kembali Digelar
Tiga Kali Galungan dan Kuningan Ditiadakan
NEGARA, NusaBali
Pasar Adat Pergung di Lapangan Umum Widya Mandala di Banjar Baler Pasar, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, kembali digelar serangkaian Hari Raya Galungan dan Kuningan pada bulan Juni tahun ini.
Diadakannya kembali pasar musiman tiap Galungan dan Kuningan ini menjadi yang pertama digelar setelah sempat ditiadakan selama tiga kali Galungan dan Kuningan karena pandemi Covid-19.
Dari pantauan NusaBali saat Umanis Galungan, Kamis (9/6) kemarin, pasar yang menjadi salah satu pusat tempat hiburan rakyat tiap Galungan dan Kuningan ini, tampak ramai dikunjungi warga. Selain pedagang pakaian hingga perabot rumah tangga dengan harga yang relatif terjangkau, keberadaan wahana bermain anak-anak juga menjadi daya tarik di pasar musiman ini. Terlebih selama ini ada kesan Galungan dan Kuningan terasa kurang lengkap ketika tidak berkunjung ke pasar yang juga dikenal bernama pasar TC (Tegal Cangking) ini.
Ketua Panitia Pasar Adat Pergung I Negah Ridja mengatakan, Pasar Adat Pergung yang rutin diadakan tiap Galungan dan Kuningan sejak tahun 1972 silam ini, sebelumnya ditiadakan karena pandemi Covid-19. Sebelum kembali digelar saat Galungan dan Kuningan bulan Juni tahun 2022 ini, Pasar Adat Pergung ini terakhir digelar saat Galungan dan Kuningan pada bulan Februari 2020. "Jadi ditiadakan sudah tiga kali Galungan. Sebelum pandemi mulai bulan Maret 2020, pas Galungan bulan Febuari 2020 masih sempat dilaksankan," ucapnya.
Ridja mengatakan, pelaksanaan Pasar Adat Pergung kali ini, masih sama seperti sebelumnya. Dilaksanakan selama 13 hari mulai Penampahan Galungan (H-1 Galungan) hingga Umanis Kuningan (H+1 Kuningan). Seperti pengalaman sebelumnya-sebelumnya, kunjungan paling ramai biasa terjadi saat Umanis Galungan maupun Kuningan. "Paling ramai biasa pas Umanis. Mulai pagi biasanya sudah ramai sampai pasar tutup jam 10 malam," ucapnya.
Dari perkiraan Ridja, jumlah pengunjung ke Pasar Adat Pergung kali ini, bisa lebih ramai dibanding sebelumnya. Mengingat banyak masyarakat yang tentunya sudah rindu dengan keberadaan pasar yang hanya ada saat Galungan dan Kuningan ini. "Kemarin saja (hari H Galungan) sudah ramai. Mulai sore banyak yang datang. Bahkan malam kemarin lapangan sampai penuh," ujar Ridja yang juga salah satu tokoh panglingsir di Desa Pergung ini.
Meski pengunjung lebih ramai, Ridja mengatakan, ada penurunan jumlah pedagang yang berjualan di Pasar Adat Pergung kali ini. Saat Galungan dan Kuningan sebelum mulai pandemi Covid-19, ada sebayak 450 pedagang yang membuka lapak. Sedangkan kali ini hanya ada sebanyak 375 pedagang. "Kebanyakan pedagang-pedagang yang sebelumnya mengaku sudah bangkrut. Tetapi saat ini, pesertanya lebih banyak dari UMKM lokal Jembrana. Termasuk beberapa warga sekitar banyak yang jualan," ungkap Ridja yang juga Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Front Kebangkitan Masyarakat Jembrana (FKMJ) ini. *ode
1
Komentar