Buleleng Optimis Pertumbuhan Ekonomi 4 Persen
SINGARAJA, NusaBali
Meskipun pada 2021, pertumbuhan ekonomi Bali masih berkontraksi minus 2,47 persen dan Kabupaten Buleleng juga minus 0,59 persen, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Bali di angka 3-4 persen, dan di Buleleng juga tumbuh positif.
Hal ini seiring dengan melandainya Covid-19. Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho perbaikan ekonomi pada masa pandemi seperti memulihkan kondisi seseorang yang sedang sakit. “Seperti orang sakit, pemulihan ekonomi bisa bangkit kembali secara perlahan, tidak bisa langsung lari. Kondisi di seluruh dunia sama. Penerbangan masih terbatas, wisman juga belum semua punya uang,” jelas Trisno saat koordinasi dengan Tim pengendali Inflasi Daerah (TPID) Buleleng di Singaraja pada Senin (6/6) lalu .
Sektor pertanian masih menjadi harapan untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan ekonomi di Bali. Di samping juga potensi wisatawan nusantara (wisnus) yang kedatangannya sudah mencapai 10 ribu ke Bali setiap hari juga merupakan peluang besar menopang kebangkitan perekonomian.
“Khusus Buleleng harus cari cara bagaimana menarik wisnus dari selatan ke utara. Apakah diberi insentif, bus dimurahin, atau paket diskon hotel. Buleleng harus agresif karena jarak untuk sampai ke utara ini lumayan jauh dari bandara,” imbuh dia.
Sementara itu Sekda Buleleng Gede Suyasa mengatakan perhitungan teknis Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Buleleng, pada tahun 2022, memasang target pertumbuhan ekonomi positif 3,79 persen. Angka itu dipasang dengan pertimbangan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 yang telah membaik dari tahun 2020.
Data pertumbuhan ekonomi Buleleng yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020 mengalami kontraksi sangat dalam hingga minus 5,76 persen. Sedangkan pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buleleng merangkak naik menjadi minus 0,59 persen.
“Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini ditarget sebesar 3,79 persen, karena pertimbangannya kondisi ekonomi masih dalam tekanan pandemi. Tetapi dengan adanya relaksasi prokes, syarat administrasi perjalanan dilonggarkan kami optimis bisa tumbuh sampai 4 persen,” ucap Suyasa yang juga Ketua TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) Buleleng ini.
Relaksasi dan kelonggaran syarat administrasi bagi pelaku perjalanan dapat menarik kunjungan wisata. Hal itu pun otomatis akan meningkatkan pendapatan daerah bidang pariwisata. Baik retribusi Destinasi Tempat Wisata (DTW) maupun pajak hotel dan restoran.
Upaya lain yang akan dilakukan pemerintah daerah dengan mengoptimalkan belanja daerah pada penyedia jasa lokal Buleleng. Belanja barang dan jasa akan diprioritaskan untuk penyedia lokal. Strategi ini akan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dari keterserapan APBD.
Terkait saran pemaksimalan sektor pertanian Suyasa juga menyebut Buleleng sebagai daerah terluas di Bali, memiliki potensi pertanian yang sangat tinggi. Hampir seluruh produk pertanian dapat ditemukan di Buleleng. Mulai dari produk pangan, hortikultura hingga produk perkebunan lainnya. “Buleleng sebagai daerah terluas di Bali tentu memiliki lahan pertanian terluas juga. Paparan Dinas Pertanian produksi beras di Buleleng masih surplus, cabai juga surplus, hortikultura, dan buah-buahan potensinya juga besar, tinggal di distribusi saja,” ungkap Suyasa. *k23
Komentar